Bupati Purwakarta Diminta Segera Berikan Kompensasi Lahan Pembangunan Alun-alun


Keterangan Foto Atas: Pembangunan Penataan Alun-alun Wanayasa

Keterangan Foto Bawah: D. Sam (Ketua Karang Taruna Wanayasa)
  
PURWAKARTA -Pembangunan penataan Alun-alun Wanayasa yang dikerjakan melalui penyedia jasa CV DIAN dan CO menuai reaksi keras dari warga setempat khususnya para Pemuda Karang Taruna Desa Wanayasa Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta.  Pasalnya, dalam pembangunan penataan Alun-alun Wanayasa yang biayanya bersumber dari APBD II Tahun Anggaran 2010 (Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang) sebesar Rp 918.225.000 tersebut ternyata pihak Pemkab Purwakarta dalam hal ini Bupati H. Dedi Mulyadi, SH tanpa ada musyawarah, baik dengan Pihak Pemerintah Desa Wanayasa, Tokoh Masyarakat maupun Para Pemuda Karang Taruna Wanayasa.
           
”Biasanya setiap pemerintah mengadakan pembangunan  di desa khususnya untuk sarana umum pasti terlebih dahulu ada musyawarah  dengan tokoh masyarakat setempat. Ini malah tidak ada pemberitahuan apa-apa. Tahu-tahunya Alun-alun tersebut sudah jadi dikerjakan. Bahkan dalam pelaksanaan pekerjaan penataan Alun-alun tersebut tidak ada pemberitahuan secara formal. Namun, setelah 3 hari penataan Alun-alun itu dikerjakan, saya datang ke lokasi dan sempat menegur seorang mandor, baru saat itu ada komunikasi dan koordinasi izin seorang mandor Jono datang ke Kantor Desa,”ungkap Kepala Desa Wanayasa Apud Saepudin kepada wartawan wartamerdeka.com di ruang kerjanya, baru-baru ini.
  
“Dengan dibongkar atau ditatanya Alun-alun, para pemuda Wanayasa berkeinginan pihak Pemkab Purwakarta secepatnya memberikan kelonggaran untuk dapat mengabulkan anggaran penggantian untuk pembelian lahan tanah yang nantinya dijadikan sebagai fasilitas olahraga terutama sarana lapangan sepakbola. Sebetulnya, saya pernah berbicara dengan Bupati, cuma ketika itu bupati bilang menunggu ABT,”ungkap Apud Saepudin.

Sementara pada saat bersamaan Ketua Karang Taruna Desa Wanayasa D.Sam menuturkan, sebelumnya memang pernah ada pembicaraan antara Pihak Pemkab Purwakarta dengan Pihak Pemerintah Desa, tapi memang saat itu hanya sebatas pembicaraan dan tidak ada komitmen secara tertulis. “Akan tetapi, keinginan Karang Taruna Wanayasa  adalah adanya kompensasi atas dibongkarnya Alun-alun tersebut, dikarenakan lapangan Alun-alun saat ini sudah mulai dikerjakan. Sedangkan kami khawatir, takutnya tidak ada penggantian,”ungkap D. Sam.
Sebetulnya, ujar D. Sam lagi, para pemuda Wanayasa khususnya tidak keberatan dengan ditatanya Alun-alun ini. Apalagi pekerjaannya sekarang ini sudah berjalan. Tapi yang paling penting adalah penggantian atas pembongkaran Alun-alun tersebut. Sebab, Alun-alun Wanayasa ini adalah aset, apalagi kalau dikaitkan dengan sejarah bahwa menurut tokoh masyarakat di Wanayasa, sejak zaman Belanda Alun-alun ini memang merupakan sarana untuk melakukan berbagai jenis kegiatan yang sipatnya umum. Diantaranya digunakan untuk kegiatan olahraga hingga sekarang.

“Para Pemuda Wanayasa berharap Bupati Purwakarta secepatnya memberikan kompensasi pembongkaran Alun-alun tersebut. Sehingga, setelah Alun-alun ini selesai ditata hingga menjadi lokasi pertamanan, anggaran Pengganti itu pun sudah terbukti diterima dan langsung  dibelikan lahan tanah milik warga yang lokasinya sudah ditentukan di sebelah timur wilayah Desa Wanayasa,”pungkasnya. (Deni/wartamerdeka.com)   
            

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama