Tak Penuhi Anjuran PPL, Hasil Panen Mangga Gadung di Rembang Tak Maksimal

REMBANG-Akibat tak memenuhi anjuran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), agar lahan dipersiapkan dengan baik saat terjadi anomali cuaca, para petani mangga gadung di Kabupaten Rembang pada saat panen tak memetik hasil maksimal. Produktifitas per pohon rata-rata turun hingga 30 persen. 


Kasubid Penyelenggara Penyuluhan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Rembang Sukaryo, di ruang kerjanya pagi tadi menjelaskan, saat anomali cuaca berlangsung pada musim pohon mangga berproduksi, sebenarnya PPL telah menganjurkan agar pemilik pohon mangga mempersiapkan perlakuan khusus.


"Hal itu ditujukan memperkuat bunga dan bakal buah agar tidak mudah rontok akibat curah hujan yang intensitasnya masih tinggi," paparnya. 


Dia menyebutkan, pada awal musim pohon mangga akan berbuah seharusnya pemilik mempersiapkan lahan dengan baik sesuai anjuran PPL. Metodenya yakni tanah di sekitar pohon dalam diameter sekira 1 meter digali dan dilakukan pemotongan akar muda dan diberi pupuk organik.


"Untuk pohon umur 10 tahun ke atas dengan takaran antara 25 hingga 40 kilogram, sedangkan pohon usia 10 tahun kebawah dengan takaran 10 sampai 15 kilogram," ujarnya. 


Lebih lanjut dia menyampaikan, selanjutnya dilakukan pemangkasan ranting tua dan lapuk. Pada saat pohon mangga sudah berbunga, petani seharusnya menggunakan pupuk non organik jenis NPK.


"Untuk pohon umur 10 tahun ke atas dengan takaran 5 kilogram, adapun pohon usia 10 tahun kebawah dengan takaran 3 kilogram," tuturnya.  


Ditambahkan, apabila metode itu dilakukan maka daya tahan bunga dan bakal buah mencapai 50 persen dibanding yang tidak dirawat.


"Saat hujan turun tidak mudah rontok dan hasil panen mendekati capaian pada kondisi cuaca normal,"imbuhnya.    


Sementara itu Hamzah warga desa Binangun pemilik ribuan pohon mangga gadung di lahan sekira 12  hektar yang tersebar di kecamatan Lasem, Sluke dan Kragan saat ditemui dikediamannya menyebutkan, akibat seringnya turun hujan di awal musim pohon mangga berbuah, menyebabkan putik dan bakal buah rontok.


"Produktifitas buah mangga per hektar turun antara 30 hingga 35 persen," terangnya. 
Diakuinya anjuran PPL kemarin agar pemilik pohon mangga mempersiapkan lahan dengan baik, dianggapnya angin lalu. Kini terbukti hasil panen berkurang cukup signifikan.
"Pada kondisi normal per hektar menghasilkan buah mangga sekira 12 ton, saat panen bulan Oktober ini hanya menghasilkan 7,5 ton," sesalnya. 


Namun tambah Hamzah, sesuai dengan mekanisme hukum pasar bila stok minim maka otomatis harga naik. Pada saat panen normal, mangga gadung size 1 kilogram isi 3 biji dijual kepada pengepul di Jakarta dan Bandung seharga 4 ribu rupiah, kini dibanderol 6 ribu rupiah.
"Sedangkan size 1 kilogram isi 5 biji semula seharga 3 ribu rupiah naik berkisar 4 ribu rupiah;" imbuhnya.      


Data dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Rembang diketahui, pada tahun lalu populasi pohon mangga gadung sejumlah 433.721 batang. Produktifitas sebanyak 53,610.900 kilogram atau rata-rata per pohon menghasilkan buah mangga sebanyak 123 kilogram.  (heru budi s/hasan)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama