144 Orang Tewas Jadi Korban Keganasan Merapi, SBY Ngantor di Yogya

YOGYAKARTA- Setelah semalam menginap di Akademi MIliter Magelang, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono serta sejumlah menteri tiba di Istana Kepresidenan atau Gedung Agung, Yogyakarta, pada Sabtu (6/11) pada pukul 12.30 WIB. Perjalanan ditempuh dalam  waktu sekitar 2 jam,  Presiden memutuskan berkantor sementara di Gedung Agung.

Presiden SBY rencananya akan melakukan beberapa kunjungan ke sejumlah posko pengungsian, namun masih menunggu laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Sesuai keputusan rapat di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, Sabtu pagi (611/2010), Presiden mengadakan rapat koordinasi dengan Kepala BNPB Syamsul Maarif sebagai pemegang komando penanggulangan bencana Gunung Merapi. Rapat ini juga mendengarkan laporan Gubernur Jateng Bibit Waluyo dan Gubernur DIY Sultan Hamengkubuwono X.

Perjalanan Magelang-Yogyakarta yang dalam kondisi normal bisa ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit, kali ini lebih lama karena debu yang beterbangan terlindas roda mobil dan menghalangi pandangan. Presiden memilih rute Magelang-Purworejo untuk menuju Yogyakarta karena relatif aman dari gangguan abu vulkanik..

Dalam pembukaan rapat kabinet terbatas dengan agenda mendengarkan laporan dari BNPB atas pelaksanaan kegiatan tanggap darurat, di Gedung Agung, Jl Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (6/11/2010), Presiden SBY meminta agar semua pihak fokus pada tugas masing-masing dalam penanggulangan bencana Merapi. SBY pun memerintahkan agar para pejabat lebih sering berada di lapangan daripada sering-sering menemui dirinya. 

"Jangan sering bertemu saya kalau bertugas, tapi banyaklah bertugas di lapangan. Saya bisa mandiri bersama tim saya dan semua harus fokus pada tugasnya," ujar SBY.

Menurut SBY, semua pihak harus bekerja keras menangani bencana ini. Jangan hanya sibuk memberikan usul, kritik atau sibuk menggelar talkshow.

"Itu tidak akan menyelesaikan masalah jika semua tidak berkontribusi. Oleh karena itu jajaran BNPB, Pemda, Gubernur, Bupati, Walikota dan semua pihak harus menjalankan tugasnya sekuat tenaga," tegasnya.

Menurut SBY, dirinya memilih untuk berada di Yogyakarta untuk menangani hal ini. Selain agar memangkas jalur birokrasi, SBY pun ingin merasakan langsung penderitaan yang dialami rakyatnya.

"Saya tidak akan menambah instruksi lain kecuali memastikan apa yang telah saya perintahkan sebelumnya. Baik di nasional maupun di daerah apakah sungguh dilaksanakan," terang dia.

Menurutnya, ada beberapa instruksi yang sudah dilakukan. Ada yang sedang dilakukan dan ada yang masih membutuhkan waktu untuk diselesaikan. SBY mengaku memaklumi kendala di lapangan.

"Saya sungguh mengerti karena begitulah penanganan bencana," ujar SBY.
Gunung Merapi Meletus Lagi Sabtu Pagi

Seperti diketahui, Gunung Merapi untuk kesekian kalinya, sejak 26 Oktober 2010, meletus lagi Sabtu (6/11/2010) pagi. Pemantauan dari Cangkringan, Sleman, puncak Merapi mengeluarkan awan panas atau wedhus gembel yang besar sekitar pukul 07.00. Awan berwarna hitam itu membumbung tinggi.

Terdengar dentuman beberapa kali dari puncak Merapi. Warga pun berduyun-duyun turun ke arah selatan dengan truk, mobil bak terbuka, dan motor. Ikut pula dievakuasi hewan-hewan ternak. Relawan serta warga menutup jalan dan melarang masyarakat naik ke atas.

"Dari tengah malam sering keluar awan panas, tapi kecil. Pagi ini paling besar," kata Yanto (32), salah satu relawan.

Puncak Merapi sendiri saat ini tetutup kabut tebal. Asap letusa membumbung ke atas. namun belum jelas ke arah mana abu vulkanik bergerak. Belum diketahui apakah ada korban dalam letusan kali ini.

Menurut Andi Arief, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, korban meninggal akibat letusan gunung Merapi terus bertambah. Sampai Sabtu sore (06/11/2010), totalnya dilaporkan mencapai 144 orang.

"Pukul 16:30 WIB, total korban meninggal total 144 orang dengan rincian 127 korban dari DI Yogyakarta (termasuk erupsi 26 Oktober silam) dan Jawa Tengah 17 orang," demikian kata Andi Arief yang menginformasikan jumlah korban tewas di akun Twitter-nya, Sabtu 6 November 2010.
Jumlah korban kemungkinan akan terus bertambah. Tim SAR pun hingga saat ini masih terus mencari korban di daerah yang terkena dampak letusan Merapi.

Letusan Gunung Merapi yang terjadi pada 5 November dini hari disebut sebagai letusan terhebat. Letusan itu membuat abu vulkanik menyebar hingga ke Bandung.
Hingga Sabtu siang erupsi Merapi masih belum juga berhenti. Kolom material vulkanik mencapai kisaran 5 kilometer dari puncak. Sedang awan panas meluncur pada jarak sekitar 2 kilometer ke semua arah.

"Letusan Merapi saat ini termasuk uninterupted (terus menerus). Fluktuasi letusan tinggi dengan status Awas dengan KRB III 20 kilometer," ujar R Sukhyar, Kepala Badan Geologi, Kementerian ESDM,di kantor BPPTK, Yogyakarta. Area KRB III harus bebas dari penduduk.

Sifat dan letusan Merapi kali ini, menurut R Sukhyar, berbeda dan lebih besar dibanding letusan tahun 1997, 2001 maupun 2006. "Berdasarkan rekaman aktivitas Merapi selama ini, letusan kali ini hampir menyamai letusan tahun 1872," ujar R Sukhyar.

Selain letusan yang terus menerus, indikator lainnya adalah material yang dikeluarkan mencapai sekitar 100 juta meter kubik, energi yang dikeluarkan juga tergolong besar. Sedang Kepala BPPT Subandriyo menambahkan kawah baru yang terbentuk berdiameter 400 meter mendekati kawah letusan tahun 1872 yaitu 480x650 meter.

Sukhyar menambahkan pemantauan aktivitas Merapi masih terus dilakukan secara intensif. Tiga buah alat seismograf segara di pasang di pos Jrakah, Ketep dan Selo guna mendukung satu alat seiemograf yang masih bekerja saat ini yaitu di Plawangan. AR

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama