SLB N Rembang Masih Kekurangan Guru

Rembang-Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Rembang masih kekurangan tenaga pengajar, sehingga beberapa guru harus merangkap bertugas di kelas lain. Pihak sekolah telah lama mengusulkan penambahan tenaga pengajar, namun sampai sekarang kurang ditanggapi Pemkab Rembang.

Kepala SLBN Rembang Cornelius Haryono di ruang kerjanya pagi tadi mengatakan, di sekolah khusus bagi anak-anak cacat ini tercatat memiliki 21 kelas SD dan 8 kelas SMP, sedangkan di SLB Lasem sejumlah 17 kelas, sementara sekolah total hanya memiliki 20 guru. Mereka harus mengajar di berbagai kelas tuna netra, tuna rungu wicara, serta tuna grahita ringan dan sedang.

"Untuk mencukupi kebutuhan tenaga pengajar kelas, kami terpaksa harus membagi tugas kepada tenaga pengajar yang ada. Satu guru mengajar dua kelas dan satu mata pelajaran bagi siswa SMP," ujarnya.

Dia menjelaskan, usulan penambahan jatah guru sudah disampaikan ke Dinas Pendidikan setempat, namun sejauh ini selalu diperoleh jawaban belum ada formasi untuk guru SLB.  "Sementara permintaan untuk menambah guru reguler menemui kendala, karena adanya anggapan penempatan guru reguler  mengajar di SLBN dianggap sebagai hukuman," cetusnya.

Ditambahkan, untuk mencukupi guru pengajar, pihak sekolah terpaksa merekrut beberapa lulusan PGSD dan secara kualitas kemampuannya diakui tidak kalah dengan tenaga pengajar SLB.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang Dandung Dwi Sucahyo saat dikonfirmasi mengenai kekurangan tenaga guru SLBN Rembang, hanya menyarankan supaya sekolah bisa mengangkat tenaga harian lepas yang sumber gajinya bisa diambilkan dari sumber dana yang dikelola sekolah. "Bisa digaji dengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) maupun sumber lain," katanya singkat.

Data di SLBN Rembang diketahui jumlah siswa SDLB sebanyak 137 anak, siswa SMPLB 18 anak dan siswa SMALB 11 pelajar.(hasan/kir)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama