Lestarikan Batik Lasem Hantar Santoso Terima Penghargaan Upakarti Dari Presiden

REMBANG-Keinginan Santoso melestarikan batik lasem dengan cara memberdayakan masyarakat terlibat dalam memproduksi kain tradisional tersebut, menghantarkannya menerima penghargaan Upakarti Jasa Pelestarian dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pertengahan bulan Desember mendatang. Santoso akan bertemu Presiden SBY secara langsung untuk menerima Upakarti, bersama penerima lainnya di Istana Presiden.

Ditemui di kediaman sekaligus tempat usaha di desa Karangturi kecamatan Lasem, Jumat tadi pagi (3/12/2010), Santoso mengatakan tidak menyangka apabila upayanya melestarikan batik dengan menggandeng masyarakat ikut serta dalam memproduksi batik lasem akan mendapat pengahragaan upakarti dari Presiden. Dengan melibatkan masyarakat beberapa desa dan kecamatan bekerja pada perusahannya, bukan berarti dia mengakali mereka karena tidak memasukkan sebagai tenaga kerja resmi perusahaan. "Semata-mata memberi pekerjaan sampingan, sekaligus mengajak untuk melestarikan batik lasem," ungkapnya.

Ia menyampaikan rasa kekhawatirannya apabila tidak melibatkan banyak orang dalam memproduksi batik lasem, lambat laun jumlah pembatik makin habis karena tidak ada regenerasi. Dengan menggandeng masyarakat yang tidak hanya kalangan orang tua saja melainkan meliputi remaja bahkan anak-anak ikut terserap dalam proses produksi. "Tentunya ini menjadi solusi dalam upaya melestarikan batik lasem," cetusnya.

Ia menambahkan, sistem kerja sama yang dikembangkannya yakni setiap kelompok diberikan pekerjaan berbeda-beda. Ada yang khusus membuat pola, membathik, mewarnai dan mencelup. Setelah rampung semua hasil pekerjaan ditampung perusahannya. Masyarakat yang diajak bekerja sama berjumlah ratusan, meliputi warga desa di kecamatan Lasem, Pancur dan Pamotan, "Mereka dibayar sistem borong dengan penghasilan diatas upah minimum kabupaten/UMK," imbuhnya.

Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Rembang Waluyo melalui Kabid Perindustrian Sudirman menyampaikan, Santoso memang layak menerima penghargaan tersebut, karena dalam berusaha dia juga mengedepankan misi sosial, tidak semata-mata mengejar keuntungan. Langkah Santoso melibatkan masyarakat turut berproduksi, secara tidak langsung merupakan upaya melestarikan batik Lasem. "Sekaligus melakukan regenerasi pembathik, karena melibatkan remaja dan anak-anak dalam proses produksi," sebutnya

Ia menuturkan, setiap tahun Presiden selalu menyerahkan penghargaan upakarti yang merupakan penghargaan tertinggi pemerintah kepada perusahaan dan individu dalam bidang industri. "Penghargaan upakarti diberikan kepada mereka yang berhasil membina dan mengembangkan industri kecil dan menengah, menemukan rintisan teknologi industri dan berhasil menemukan desain produk yang memberikan manfaat bagi sektor perindustrian serta Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang secara konsisten melakukan pengendalian mutu terhadap produknya," ungkapnya.

Dia menambahkan, upakarti diberikan pemerintah kepada orang yang memang memiliki atau berperan dalam kegiatan pengembangan industri kecil dan menengah, mereka yang menerima dinilai telah berprestasi memajukan industri asli Indonesia seperti halnya terhadap batik yang dilakukan oleh Santoso. "Penghargaan upakarti mencakup lima kategori, yaitu jasa pengabdian, jasa pelestarian, jasa kepeloporan, jasa kepedulian, dan IKM modern," imbuhnya.

Secara kumulatif, penghargaan Upakarti sejak diadakan pertama kali pada 1985 hingga 2009 telah diberikan kepada 1.004 penerima, terdiri atas 420 jasa pengabdian, 15 jasa pelestarian, 483 jasa kepeloporan, 68 jasa kepedulian, dan 18 IKM modern.(Hasan)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama