Panglima TNI akan Menggelar Pertunjukan Wayang NKRI di Museum Sejarah Kota Tua




JAKARTA (wartamerdeka.net) -   Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo akan memberikan hiburan kepada masyarakat berupa Pergelaran Wayang NKRI,  bertempat di Museum Sejarah Fatahillah Kota Tua, Jakarta Barat rencananya akan digelar pada hari Jum'at, 29 September 2017 yang akan datang.


Dengan adanya keingin yang sangat besar dari Panglima TNI untuk mengelar Wayang NKRI tersebut maka tidak tanggung-tanggung Pangdam Jaya/Jayakarta Mayjen TNI Jaswandi ditunjuk sebagai penanggung jawab peyelenggaraan Wayang NKRI dan pelaksanaan acara Pangelaran Wayang NKRI menjadi tanggung jawab EO Jayasuprana yang mengambil judul Parikesit Jumeneng Nata.

Rangkaian cerita Parikesit Jumene Nata disimulasikan oleh 11 Genre Wayang dan Dalang yang berbeda secara bergantian dan berlanjut dari tiap-tiap bagian cerita.

Adapun susunan acara dan story board Pegelaran Wayang NKRI dimulai pada pukul 20.00 Wib - 22.45 Wib dengan diawali kata sambutan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo  dilanjutkan adegan pembuka Kisah Pandhawa Dhadu dengan menampilkan Wayang Jemblung dengan visualisasi Wayang Beber (berwujud lukisan) selama 10 menit, sebagai Dalang Ki Bagong Pujiono dan Ki Waluyo, kisah Pandhawa Dhadhu. 

Cerita ini mengisahkan latar belakang terjadinya perang Bharatayudha. 

Pada masa perjuangan wayang Jemblung dipergunakan oleh tentara Jenderal Besar Soedirman untuk menyampaikan sandi-sandi taktik gerilya kepada pasukan di daerah lain.

Kemudian terus berlanjut ke adegan berikutnya dengan menampilkan Wayang Surakarta, Wayang Cirebon, Wayang Bali, Wayang Yogyakarta, Wayang Golek Jawa Barat, Punakawan Session, Wayang Orang, Wayang Palembang, Wayang Jawa Timur dan Wayang Banjarmasin. 

Diperkirakan Pergelaran Wayang selesai pukul 23.00 WIB.  Seluruh rangkaian adegan yang ditampilkan bertujuan untuk menghibur dan juga ada pesan-pesan moral yang disampaikan Panglima TNI kepada para penonton, dimana akhir dari adegan pergelaran Wayang ini menceritakan perang antara Prabu Sawakarta dengan Yuwastina, dimana para pemberontak dapat ditangkap dan Parikesit memberikan keputusan untuk tidak gegabah memberikan hukuman, namun melakukan pembinaan terlebih dahulu kepada pemberontak dan akhirnya puncak akhir adegan menceritakan tentang penobatan raja Parikesit oleh para Pandhawa yang diikuti kolaborasi semua wayang dan seluruh Dalang.

Untuk terlaksananya pergelaran Wayang NKRI yang akan dilaksanakan pada hari Jum'at, 29 September 2017 mendatang, pihak Kodam Jaya dan EO Jaya Suprana, saat ini mengadakan rapat dan meninjau latihan intensif yang dilaksanakan oleh 100 orang Kru Wayang di Solo. Dan sesuai petunjuk Panglima TNI untuk pengerahan massa sebagai penonton Wayang NKRI melibatkan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Keluarga Besar TNI dan Masyarakat Umum sebanyak 5000 orang.(badar) 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama