PRAJURIT KONTINGEN GARUDA UNIFIL 2017 PERINGATI HARI SUMPAH PEMUDA DI DAERAH MISI LEBANON


JAKARTA (wartamerdeka) - Prajurit Kontingen Garuda UNIFIL 2017 menggelar upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di daerah Misi, digelar di empat tempat sesuai dengan wilayah sektor operasional satuan tugas (satgas) masing-masing. 


Di antaranya Satgas Indobatt dilaksanakan di lapangan Soekarno Markas Indobatt UNP 7-1, Satgas MPU dilaksanakan di lapangan upacara Markas MPU UNP 7-3, Satgas MTF dilaksanakan di Gladak Heli KRI Usman Harun 359 Beyrut dan Satgas FHQSU, FPC, MCOU, CIMIC dan Hospital Level II dilaksanakan di lapangan upacara Sudirman Camp UNIFIL HQ Naqoura Lebanon. Sabtu, (28/10/2017).

Komandan Kontingen Garuda UNIFIL 2017 Kolonel Inf Surya Wibawa S bertindak selaku Inspektur Upacara (Irup) yang dilaksanakan di lapangan upacara Sudirman Camp UNIFIL HQ Naqoura Lebanon. 

Turut hadir diantaranya Komandan Satgas FPC, Komandan Satgas MCOU, Komandan Satgas Cimic Unit, Komandan Satgas Hospital Level II dan Para Kasi Satgas.

Hari Sumpah Pemuda yaitu tepatnya tanggal 28 Bulan Oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan dengan penuh semangat perjuangan, maka dari itu seluruh rakyat Indonesia memperingati momentum 28 Bulan oktober selaku hari lahirnya bangsa Indonesia, prosedur kelahiran Bangsa Indonesia ini adalah buah dari perjuangan seluruh rakyat Indonesia.

Dalam amanat Menteri Pemuda dan Olahraga yang dibacakan oleh Inspektur Upacara mengatakan bahwa 89 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1928, sebanyak 71 pemuda dari seluruh penjuru tanah air, berkumpul di sebuah gedung di Jalan Kramat Raya, daerah Kwitang Jakarta mengumandangkan Sumpah Pemuda. 

Mereka mengikrarkan  diri sebagai satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa yaitu, Indonesia. Sebuah ikrar yang sangat monumental bagi perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Ikrar  yang nantinya, 17 tahun kemudian melahirkan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945.

Sumpah Pemuda dibacakan di arena Kongres Pemuda ke-2, dihadiri oleh pemuda lintas suku, agama dan daerah. 

Para peserta kongres yang berasal dari pulau-pulau terjauh Indonesia, dari belahan barat Indonesia, terdapat nama Mohammad Yamin. 

Seorang pemuda kelahiran Sawah Lunto Sumatera Barat yang mewakili organisasi pemuda Sumatera, Jong Sumatranen Bond. Dari belahan Timur Indonesia, kita temukan pemuda bernama Johannes Leimena, kelahiran Kota Ambon Maluku, mewakili organisasi pemuda Jong Ambon, Katjasungkana dari Madura, ada juga Cornelis Lefrand Senduk, mewakili organisasi pemuda Sulawesi, Jong Celebes.

Para pemuda dari berbagai belahan daerah di Nusantara bukan hanya bertemu, tapi mereka juga berdiskusi, bertukar pikiran, mematangkan gagasan hingga akhirnya bersepakat mengikatkan diri dalam komitmen ke Indonesiaan. 

Para pemuda tersebut memiliki perbedaan agama dan bahasa. Mohammad Yamin beragama Islam berbahasa Melayu, Johannes Leimena beragama Protestan berbahasa Ambon. Begitupun dengan Katjasungkana, Lefrand Senduk, dan 71 pemuda peserta Kongres lainnya.

“Para Pemuda kala itu memiliki latar belakang agama, suku, bahasa dan adat istiadat yang berbeda-beda. Namun, fakta sejarah menunjukkan bahwa sekat dan batasan-batasan tersebut tidak menjadi halangan bagi para pemuda Indonesia untuk bersatu demi cita-cita besar Indonesia.

Menpora, mengutip pidato dari Presiden Republik Indonesia pertama, Bung Karno, yang pernah menyampaikan:
“Jangan mewarisi abu Sumpah Pemuda, tapi warisilah api Sumpah Pemuda. Kalau sekadar mewarisi abu, saudara-saudara akan puas dengan Indonesia yang sekarang sudah satu bahasa, satu bangsa, dan satu tanah air. Tapi ini bukan tujuan akhir. ”

“Pesan yang disampaikan oleh Bung Karno ini sangat mendalam khususnya bagi generani muda Indonesia. Api sumpah pemuda harus kita ambil dan terus kita nyalakan. Kita harus berani melawan segala bentuk upaya yang ingin memecah pelah persatuan dan kesatuan bangsa. Kita harus berani mengatakan bahwa Persatuan Indonesia adalah segala-galanya, jauh di atas persatuan keagamaan, kesukuan, kedaerahan, apalagi golongan, ” ucapnya.

Di akhir sambutannya, Menpora RI mengajak para pemuda mengucapkan rasa syukur bahwa di Era pemerintahan Presiden Republik Indonesia saat ini, Bapak Ir. Joko Widodo telah memberikan perhatian yang sangat besar terhadap pembangunan kepemudaan Indonesia. 

Pada bulan Juli 2017 yang lalu, Presiden telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2017 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan. 

"Melalui Perpres ini, peta jalan kebangkitan pemuda Indonesia terus digelorakan bersama pemerintah daerah, organisasi kepemudaan dan sektor swasta, bergandengan tangan, bergotong royong melanjutkan api semangat Sumpah Pemuda 1928. Saatnya kita berani bersatu untuk kemajuan dan kejayaan bangsa Indonesia, " tutupnya. (ar /Puspen TNI) 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama