Jenderal TNI Gatot Nurmantyo Hadiri Silaturahmi Nasional Ulama, TNI, Polri di Pekalongan

Mantan Panglima TNI
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo

PEKALONGAN (wartamerdeka) - Mantan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa para ulama memiliki andil dan berperan besar dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI.


Penegasan Mantan Panglima TNI tersebut, disampaikan dalam Silaturahmi Nasional Ulama, TNI dan Polri yang digelar Jami'iyyah Ahlith Thoriqoh Ak-Mu'tabaroh An-Nahdliyyah (Jatman)  di Pendopo Pemkab Pekalongan, Sabtu (23/12/2017).

Silaturahmi tersebut merupakan bagian Pra Muktamar Jatman dan Maulid Kanzus Shalawat yang akan digelar dalam waktu dekat ini. 
Dikatakan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, kalau kita flashback atau melihat kilas balik sejarah perjuangan kemerdekaan, akan didapati fakta bahwa NKRI ini berdiri adalah berkat jasa dan pengorbanan para ulama. 

"Di era perjuangan kemerdekaan, TNI (TKR waktu itu) bersama para ulama dan santri bahu membahu untuk mengusir penjajah, "ujarnya. 

"Meletusnya 10 November di Surabaya, tidak terlepas dari peran para alim ulama. Tidak hanya para Kyai dari Surabaya, tapi dari berbagai daerah di Indonesia. Dari Jawa Barat, misalnya ada Kyai Abbas Buntet dari Cirebon. Sebelum ke Surabaya, mereka para kyai ini bermusyawarah di Rembang, "terangnya. 

Dikatakan, munculnya resolusi Jihad oleh Hadratussyaikh KH.Hasyim Asy'ari yang membangkitkan semangat berjuang para kyai dan santri. Dan perlu diketahui, yang berhasil mengebom Jenderal Malaby hingga tewas, bukanlah tentara tetapi santri. Yang merobek bendera Belanda di Hotel Majapahit juga bukan tentara, namun santri. 

"Fakta-fakta sejarah ini membuktikan bahwa para ulama betul-betul berperan besar memperjuangkan negara tercinta ini, " jelasnya. 

"Bangsa Indonesia memang memiliki gen sifat pemberani dan berjiwa ksatria. Kalau ditelusuri, hampir disetiap suku memiliki senjata tradisional. Di Jawa ada Keris, di Sunda ada Kujang dan di Aceh ada Rencong. Selain itu, setiap daerah juga memiliki tarian perang. Ini menunjukkan bahwa kesiapsiagaan untuk perang jika jati dirinya diusik. Yang menarik di setiap Kabupaten di Indonesia, pasti ada Makam Pahlawan. Di luar negeri, tidak ada yang seperti ini, "paparnya. 

Mantan Panglima TNI ini juga menandaskan bahwa sistem kebangsaan Indonesia dengan Pancasila nya sebagai dasar negara adalah Final, dan tidak perlu diotak-atik lagi. 

"Sistem ini didesain oleh para ulama juga, kalau kita lihat siapa saja yang duduk di BPUPKI, sebagian besar adalah para ulama dan Kyai, " terangnya. 

Sementara itu Bupati Pekalongan, H.Asip Kholbihi menyambut baik terselenggaranya kegiatan Maulid Kanzus Sholawat dan pra muktamar Jatman. Karena keberadaan Maulid Kanzus dengan rangkaiannya menjadikan Pekalongan layak disebut Kota Maulid dan ini membawa keberkahan bagi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Pekalongan. 

Sementara itu,  Maulana Habib Luthfi bin Ali bin Yahya selaku Rais Aam Jatman dakam tausyiahnya menegaskan kekuatan Ulama, TNI dan Polri tidak bisa dipisahkan sebagai penjaga keutuhan NKRI. 

"Sebagai generasi penerus bangsa, semestinya mempelajari sejarah dengan baik dan berterima kasih atas jasa para ulama dan pahlawan, "terangnya. 

"Tanyakan pada diri kita, apa yang sudah kita berikan kepada bangsa dan negara. Jangan malah mengkritisi para ulama dan pahlawan terdahulu yang telah jelas jasanya untuk bangsa dan negara, " tegasnya. 

"Thoriqoh bukan ilmu politik, bukan untuk ajang politik, tapi sebagai bamper NKRI. Karena NKRI, Harga Mati, " jelasnya. 

Dikatakan Maulana Habib Luthfi, tugas thoriqoh untuk membersihkan diri dari kebencian. Apabila dibiarkan, akan menjadi sulit untuk dibersihkan hati kita, karena cinta kami pada Allah SWT, cinta  Nabi Muhammad SAW dan cinta pada NKRI.(Didi/ar)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama