Gubernur Kaltara: Baru di Era Presiden Jokowi, Masyarakat di Perbatasan Nikmati Jalan Mulus Beraspal

Gubernur Kaltara Irianto Lambrie (bersedekap)

JAKARTA (wartamerdeka.info) -  Gubernur Kalimantan Utara Dr. H Irianto Lambrie menghadiri acara Sarasehan Nasional dengan tema "Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Mewujudkan Stabilitas Harga dan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif serta Berkualitas" yang diselenggarakan di Gedung Tamrin Komplek Bank Indonesia (BI), Jakarta pada 25 Juli 2018.


Bertindak sebagai panelis dalam serasehan ini, di antaranya, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Kemaritiman Luhut B Panjaitan, Menteri PPN/Ka Bappenas Bambang Brodjonegoro dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

Banyak hal dikupas dalam serasehan ini. Utamanya mengenai perekonomian di Indonesia.

Pertama persoalan infrastruktur. Infrastruktur sangat penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi.
Kita harus akui, pembangunan infrastruktur sudah berjalan baik. Namun demikian, terpenuhinya infrastruktur belum bisa menjaga stabilitas harga, jika logistik masih mahal. Untuk itu, seperti ditekankan oleh Menko Ekonomi, masih perlu perbaikan tata kelola logistik yang lebih baik.

Satu hal yang ditekankan dari serasehan tersebut adalah pentingnya kekompakan dan perlunya leader ship  yang memberikan contoh yang baik. Ini menjadi salah satu kunci keberhasilan pembangunan. Termasuk dalam kemajuan secara ekonomi.

Saat diberi kesempatan, Gubernur Kalimantan Utara menyampaikan beberapa hal dalam serasehan tersebut. Pertama dia mengucapkan terima kasih kepada Presiden dan para Menteri Kabinet, karena sejak 73 tahun Indonesia merdeka, baru di pemerintahan Presiden Jokowi, masyarakat di perbatasan menikmati jalan mulus beraspal.

"Ini sangat menguntungkan masyarakat. Selain efisien waktu, juga efisien biaya. Pengeluaran masyarakat pun berkurang. Di samping memudahkan dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat," ujarnya.

Yang kedua soal inflasi. "Alhamdilillah, tadi seperti disampaikan Gubernur BI angka inflasi kita sekarang cukup baik. Yaitu sekitar 3,4 persen," tambah Irianto Lambrie.

Ada masukan juga dari Gubernur Kalimantan Utara. "Selama ini hanya persoalan pangan yang selalu dianggap sebagai penyebabnya. Padahal ada sektor lainnya yang tak kalah besar pengaruhnya terhadap inflasi, tapi kurang diperhatikan. Yaitu perhubungan dan komunikasi," pungkasnya. (Ar)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama