Warga: Pemkot Tasik Seharusnya Melarang Lapang Dadaha Dipakai Latihan Mobil

Dewi, anggota DPC Aliansi Media Masa Nasional Indonesia (AMMNI) Kota Tasik
TASIKMALAYA (wartamerdeka.info) - Seringnya lapangan upacara Dadaha digunakan masyarakat selama ini untuk latihan mengemudi mobil, tak ayal banyak mengakibatkan kerusakan sejumlah paving block yang sudah dipasang. Bahkan kerusakan itu juga menimbulkan debu.

“Seharusnya pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya segera melarang pengunaan lapang upacara untuk latihan mobil.Karena dampak yang ditimbulkan  merusak paving block yang sudah lama dipasang di lapang itu,”ujar Dewi, salah satu anggota DPC Aliansi Media Masa Nasional Indonesia (AMMNI) Kota Tasik, Kamis (26/7/2018).

Kata Dewi, Pemkot Tasik sebenarnya bisa melarang mobil masuk ke lapang tersebut dengan cara mengembok akses pintu masuk mobil.Karena jalan masuk mobil itu cuma satu.Sehingga kalau pintu masuk sudah di kunci, tidak akan ada lagi warga yang masuk belajar mengemudi.

“Tapi ini bukan menutup masyarakat lainnya masuk ke lapang itu, namun ini khusus untuk mobil saja.Karena akses lainnya bagi pejalan kaki, masih bisa masuk.Seyogianya Pemkot Tasikmalaya melalui Dinas Pariwisata melakukan upaya untuk bisa mencegahnya,”bebernya.

Menurut Dewi, lapang itu hanya boleh di gunakan untuk kegiatan upacara, olah raga, misalnya bersepeda, sepatu roda, jogging dan lainnya.Sehingga tidak akan merusak paving block.Namun kalau di gunakan mobil, tentunya daya tahan paving block tidak kuat menahan bebannya.

“Tentunya harus bisa memelihara dan menjaganya, apalagi lapang itu sering di gunakan untuk kegiatan upacara resmi pemerintah.Sehingga sangat miris melihatnya, ketika ada upacara resmi dengan kondisi yang sangat memprihatinkan dan di suguhi debu,”terangnya.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Disporbudpar Kota Tasikmalaya, Aa Hadian SH mengatakan pihaknya menghimbau supaya ada kesadaran dari masyarakat.Supaya jangan mempergunakan lapang itu untuk latihan mobil.Karena berdampak terjadi kerusakan pada paving block.

“Dulu pernah digembok, tapi ada yang membukanya. Sehingga ini juga perlu adanya kesadaran dari masyarakat sendiri, lapang upacara bukan untuk latihan mobil.Tapi nanti, kami akan kelola secara professional dengan membentuk UPTD di dadaha,”pungkasnya.(Ariska)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama