Lelang Pembangunan RS Pratama Menes Mendadak Hilang, ULP Pandeglang Dapat Sorotan



PANDEGLANG (wartamerdeka.info) - Lelang pembangunan yang dilakukan Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kabupaten Pandeglang, Banten kembali jadi sorotan. Kali ini menyangkut lelang pembangunan atau optimalisasi RS Pratama Menes yang mendadak  hilang tanpa adanya penjelasaan dari pihak ULP.

Beberapa pengusaha kontraktor sangat terkejut dengan yang terjadi saat ingin melihat perkembangan lelang pengerjaan RS Pratama Menes tersebut. "Ya tiba-tiba hilang. Tidak ada pemberitahuan atau alasan kenapa lelang pengumuman gak ada, padahal masa evaluasi belum selesai,"  ujar pria yang siap memberikan identitasnya jika kejanggalan ini ditelusuri oleh aparat hukum, Kamis (13/9/2018).

Ia menduga, hilangnya lelang tersebut karena ada indikasi bahwa panitia dapat tekanan dari salah satu peserta lelang, paket tersebut terkuak. 

Dalam data administrasi, perusahaan tersebut menyebutkan ada tenaga ahli bernama Ir Agus. Padahal setelah dikonfirmasi, Ir Agus tidak pernah merasa dihubungi atau bekerjasama dengan PT Etona Cemerlang Abadi (ECA).

"Lalu ada oknum ULP yang mengajak Ir Agus untuk bertemu di Jakarta. Mereka meminta agar Ir Agus datang dalam verifikasi langsung PT ECA tanggal 12 September. Tapi ia menolak dan mensomasi ULP," ungkapnya.

Dan karena penolakan tersebut, lanjutnya, lelang proyek terebut mendadak hilang. "Panitia tidak memberikan penjelasan terhadap pembatalan lelang. Ini kan jadi pertanyaan, karena sudah pasti menghambat pembangunan. Padahal rumah sakit itu sangat dibutuhkan masyarakat," tandasnya.



Dia pun berencana untuk membongkar kasus ini ke pihak aparat hukum. "Saya hanya akan membongkar kasus suap tersebut sesuai yang telah dialami saya sendiri. Saya siap bertanggung jawab secara moral maupun secara hukum. Dalam waktu dekat ini saya akan melaporkan kasus dugaan 'suap' tersebut kepihak hukum," tegasnya.

Terkait hal tersebut, Ketua ULP Kabupaten Pandeglang, Asep Rahmat malah megucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut serta mengontrol dan mengawasi proses jalannya lelang pengadaan barang dan jasa. Namun ia pun yakin jajarannya telah bekerja dengan profesional sesuai dengan prosedur yang ditentukan.

"Dengan adanya laporan ataupun pengaduan dari berbagai pihak tentunya akan dijadikan sebuah bahan evaluasi pokja kedepan. Pokja sudah mendapat pembekalan dan telah menandatangani pakta integritas. Jadi apabila ada pokja bermain seperti dugaan terima 'suap', itu hanya oknum," kilahnya.

Lelang proyek ini diikuti oleh dua perusahaan, yakni PT ECA dan PT JU. Anggaran untuk paket lanjutan pembangunan atau optimalisasi RS Pratama Menes sekitar Rp 3,4 miliar. (Badar)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama