Bangunan Pasar Rakyat Balusu di Torut Mulai Retak, Talutnya Juga Ambruk

Bangunan yang retak

TORAJA UTARA (wartamerdeka.info) - Pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan RI sejauh ini gencar membangun pasar di daerah bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat. Pasar yang dibangun itu terdiri dari Pasar Rakyat atau Pasar Tradisional dan Pasar Modern. Seperti daerah lain di Indonesia, dua daerah di Toraja yakni Tana Toraja dan Toraja Utara turut keciprat alokasi anggaran untuk pembangunan pasar ini.

Khusus Toraja Utara, dalam kurun waktu dua tahun ini, anggaran untuk pembangunan pasar telah dialokasikan. Sejumlah pasar telah dibangun di lokasi berbeda. Bahkan hingga 2018, tahun ini, kegiatan pembangunan pasar tersebut masih berjalan.

Pasar Rakyat Balusu
Hanya saja, pelaksanaannya di lapangan menuntut pengawasan dari berbagai pihak. Karena jika tidak, pembangunan pasar dikuatirkan asal dikerja. Konsekwensinya, bangunan pasar cepat rusak dan ambruk sebelum digunakan.

Sebut saja, Pembangunan Pasar Rakyat Balusu yang kini terpantau mengalami retak di beberapa bagian bangunan. Begitu juga pada talutnya, terlihat ambruk.


Padahal, pasar ini belum difungsikan hingga sekarang. Pembangunan pasar ini dilaksanakan 2017 dengan Kontraktor Pelaksana PT. Kama Wiguna. Anggarannya sebesar Rp5,6 M lebih. Sedang pengawasannya ditangani PT Arista Cipta sebagai konsultan pengawas. Anggaran untuk pengawasan ini sebesar Rp140 juta.

"Untuk pengawasan suatu kegiatan seperti membangun pasar memang kita tidak bisa hanya bergantung pada konsultan pengawas. Karena kan konsultan itu juga sebenarnya pebisnis. Mereka ikut tender juga seperti halnya kontraktor yaitu tender konsultan di bidang pengawasan. Makanya masyarakat juga harus ikut mengawasi termasuk Pers dan LSM," ujar Thonny Panggua SH dari Toraja Transparansi, via ponsel, Senin petang ini (15/10).

Talut yang ambruk
Thonny menyinggung Pembangunan Pasar Pangala yang dianggarkan tahun ini. Anggarannya sebesar  Rp5,7 M lebih. Meskipun dalam DIPA lokasinya disebut di Pangala namun belum jelas. Pasalnya, rencana semula di Pasar Pangala di kota, ternyata mendapat penolakan dari rumpun keluarga Tongkonan Tondon di Pangala.

Alasan penolakan karena lahan pasar yang merupakan tanah tongkonan itu adalah situs sejarah dan adat yang tidak bisa diganggu gugat apalagi dihibahkan.

Namun bocoran yang ada menyebutkan, lokasi Pembangunan Pasar Pangala tersebut rencana akan dipindahkan ke Bala'sepang, masih dalam wilayah kecamatan Rindingallo. Hanya saja, di lokasi ini pada 2017, telah dibangun Pasar Rakyat Rindingallo.

"Ini saja belum difungsikan, kok mau masuk lagi pembangunan pasar yang baru apa bisa," ketus Thonny mengingatkan.

Sementara itu,  PPK Pembangunan Pasar Pangala', Andrianto Bato'arung, ketika dikonfirmasi sore hingga petang ini, tidak dapat dihubungi. Dua nomor yang digunakan selama ini tidak tersambung. Dihubungi lewat WA dan SMS pun tidak dijawab. (Tom)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama