Gratiskan Jembatan Tol Suramadu, Jokowi: Ini Bukan Urusan Politik, Tapi Kesejahteraan Rakyat


SURABAYA (wartamerdeka.info) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk menggratiskan Jembatan Tol Suramadu. Peresmian Tol Suramadu menjadi Non Tol di jembatan yang menghubungkan Jawa dan Madura itu, dilakukan, hari ini, Sabtu (2018)

Presiden Jokowi berharap dengan penggratisan Jalan Tol Suramadu itu maka sektor pariwisata, properti, investasi bisa betul-betul bergerak di Madura, sehingga terbuka lapangan pekerjaan yang sebanyak-banyaknya.

Mengenai rencana selanjutnya bagi Madura, Presiden mengaku ingin mendorong agar investasi yang berkaitan dengan lapangan pekerjaan, baik untuk tebu, baik untuk sektor turisme yang potensi ada dan banyak di Madura.

Presiden Jokowi juga menegaskan,  pembebasan tarif Jembatan Suramadu bukan urusan politik tapi urusan ekonomi, kesejahteraan dan keadilan.

"Kalau mau urusan politik, ya ntar saya gratiskan bulan Maret aja tahun depan. Jangan apa-apa dikaitkan dengan politik. Ini urusan ekonomi, ini urusan investasi, ini urusan kesejahteraan, ini urusan rasa keadilan," kata Presisen Jokowi usai peresmian.

Kepala Negara menjelaskan pada 2015 jembatan Suramadu sudah digratiskan untuk sepeda motor, kemudian pada 2016 tarif untuk kendaraan roda empat dan lebih sudah dipotong 50 persen, tapi belum ada dampak bagi perekonomian Madura.

"Dampaknya kita lihat di lapangan, kalkulasi kami belum memberikan dampak yang signifikan. Kemudian ada masukan-masukan lagi agar dijadikan non tol," katanya.

Setelah dihitung berapa pemasukan untuk setahun jalan tol itu ternyata tidak banyak dan jembatan itu dibangun dengan dana dari APBN.

"Oleh karena itu kita putuskan digratiskan, dengan harapan ketimpangan kemiskinan yang angka-angkanya kita lihat jauh dengan daerah di Jawa Timur yang lain akan berkurang," katanya.

Ia mengakui Gubernur Jatim sudah bekerja keras untuk Madura, demikian juga dengan para bupati sudah bekerja keras untuk Madura.

"Tetapi dampaknya belum signifikan. Kita ingin sektor tourisme, sektor properti, investasi, bisa betul-betul bergerak di Madura. Terbuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya," katanya.

Ia mencontohkan ada investor berniat mengembangkan tebu di daerah Madura. Pernah ada investasi untuk penanaman tebu di Madura, dan sudah dimulai. Namun karena biaya logistik, biaya transportasi mahal, mereka batal melakukan investasi.

Mengenai biaya pemeliharaan, Presiden mengatakan informasi dari Kementerian PUPR sekitar Rp120 triliun per tahun. "APBN masih mampulah kalau segitu," katanya.

Presiden menegaskan, bahwa negara tidak berhitung untung dan rugi dalam mengambil keputusan untuk membebaskan (menggratiskan) biaya bagi kendaraan yang melintasi Jalan Tol Suramadu.

“Negara itu berhitung yang berkaitan dengan keadilan sosial. Yang berkaitan dengan rasa keadilan, kesejahteraan. Itu yang dihitung,” kata Presiden. (AN/AR)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama