IPJI Diharapkan Dapat Lindungi Masyarakat dari Korban Hoax dan Disinformasi


JAKARTA (wartamerdeka.info) - Para pegiat organisasi Ikatan Penulis dan Jurnalis Indonesia (IPJI) diharapkan  turut andil melindungi masyarakat agar tidak menjadi korban hoax dan disinformasi.

“Masyarakat memerlukan peran dan keterlibatam  dari bapak ibu semuanya untuk membantu memverikasi dan mengedukasi mereka agar hoax dan disinformasi tidak mengoyak tatanan sosial,” tutur Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkoinfo) Rudiantara, yang dibacakan oleh staf ahli menteri Dr. Herdrasno MA saat membuka Munas IPJI ke-IV di Grand Cempaka sore tadi, 27/4.

Herdrasno juga didaulat memukul gong sebagai tanda dimulainya Munas ke-IV IPJI yang mengambil tema Siap Menyajikan Informasi Skala Nasional yang Akirat,Terukur dan Terarah dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

 Ia didampingi oleh Ketum IPJI Taufiq Rachman, Dewan Pembina IPJI Mayor Jenderal Hendardji Soepandji, Sekretaris Jenderal IPJI, Ida Parwati.

Hoax

Dalam sambutannya, Hendrasno menyebut penelitian yang dilakukan masyarakat komunikasi 2016, sebanyak 44.30 persen populasi masyarakat setiap harinya menerima satu hoax. Sementara 17,20 persen menerima lebih dari 1 hoax dalam setiap harinya.


“Mayoritas hoax berisi konten politik sebanyak 91.80 persen, sedangkan 88.60 persen berisi konten SARA, di masa Hoax berusaha memprovokasi konflik dalam masyarakat,” tuturnya.

Data itu menggambarkan bukti hoax menjadi tantangan bangsa ini.
Sementara itu Dewan Pembina Mayjen Purn Hendardji menilai di usia ke 19 banyak yang diperbuat oleh IPJI di luar profesinya. Di antaranya membantu korban banjir Situgintung di Ciputat, memberikan bantuan sosial sebanyak 2500 dhuafa.

“Itu salah satu bentuk kepedulian sosial IPJI,” jelas Hendardji yang memberikan acungan jempol pada kepemimpinan Taufiq Rachman selama tiga periode yang mampu mengepakan sayap ke 30 Dati I dan 300 Dati II.

Taufiq dalam sambutannya menyatakan mengundurkan diri dari bursa kandidat Ketum. “Saya ingin memberikan kesempatan kepada anggota lain yang mengawaki IPJI ke depan,” ungkap Taufq yang berharap pasca kepemimpinannya IPJI dapat melahirkan jurnalis handal yang didistribusikan ke Perkumpulan Wartawan Online Indonesia Nusantara (PWOIN) dan Media Online Indonesia (MOI), dua organisasi pers yang dilahirkan IPJI dalam menjawab perubahan zaman.

Dalam pembukaan itu dilakukan MOU antara IPJI dengan BPJS Ketenagakerjaan antara Ketua Umum IPJI dengan Andrey J Tuamelly. MOU itu dilakukan dalam rangka melindungi ketenagaankerjaan jurnalis aggota IPJI, sekaligus untuk kepentingan verifikasi perusahaan yang diamanatkan oleh Dewan Pers.(AR)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama