KARIMUN (wartamerdeka.info) - Sikap intoleransi yang kini menghinggapi sejumlah kecil anggota masyarakat bisa mengancam nilai-nilai nasionalisme di Indonesia yang terdiri dari beragam suku, agama, ras dan golongan.
Apa lagi di era zaman digital sekarang ini, dimana semua orang dapat mempublikasikan apa saja di Media Sosial (Medsos).
Hal ini diungkapkan Ketua Umum Organisasi Kepemudaan (OKP) Lumbung Generasi Sehat (Lugas) Kabupaten Karimun, Zuhdie saat diwawancarai, dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda Ke-90, di Skripsi Coffee, tadi pagi.
Untuk mengatasi hal itu, katanya, Pendidikan Moral Pancasila yang sudah lama teruji sebagai pemersatu bangsa harus dihidupkan kembali di sekolah - sekolah.
Menurut Zuhdie, butir-butir Pancasila yang mengandung nilai-nilai kepribadian bangsa, perlu disosialiasikan kepada seluruh masyarakat.
Untuk mengatasi hal itu, katanya, Pendidikan Moral Pancasila yang sudah lama teruji sebagai pemersatu bangsa harus dihidupkan kembali di sekolah - sekolah.
Menurut Zuhdie, butir-butir Pancasila yang mengandung nilai-nilai kepribadian bangsa, perlu disosialiasikan kepada seluruh masyarakat.
Pendidikan Moral Pancasila (PMP) ini perlu diimplementasikan oleh para pemangku kepentingan, baik itu di Instansi Pendidikan maupun instansi lainnya.
"Yang perlu diperhatikan kembali adalah bagaimana PMP bisa diterapkan secara efektif kepada putra-putri bangsa secara komprehensif dan humanis, sehingga benar-benar menjadikan para peserta didik, tidak hanya cakap secara intelektual tetapi anggun dalam moral, " ujarnya.
Zuhdie juga menambahkan, pendidikan moral Pancasila sebaiknya diberikan mulai dari SD sampai perguruan tinggi. Agar dapat memberikan pengetahuan dan pembelajaran tentang kerukunan dan toleransi antar umat beragama.
Tags
Daerah