Mantan Menkopolhukam Tedjo Edhy Desak Dewan Pers Sikapi Pembunuhan Dufi Yang Mayatnya Dalam Drum

Mantan Menkopolhukam Laksamana (Purn) Tedjo Edhy 

JAKARTA (wartamerdeka.info) - Mantan Menkopolhukam Laksamana (Purn) Tedjo Edhy Purdyanto yang juga Ketua Dewan Pembina Perkumpulan Wartawan Online Independen Nusantara  (PWO IN) mendesak Dewan Pers menyikapi kasus pembunuhan terhadap wartawan senior Abdullah Fithri Setiawan (43) alias Dufi yang mayatnya ditemukan di dalam drum.

Tedjo Edhy yang juga merupakan  Dewan Penasehat Sekretariat Bersama (Sekber) Pers Indonesia mempertanyakan respon Dewan Pers berkaitan dengan pembunuhan sadis terhadap Dufi, yang sampai saat ini "adem - adem" saja.

"Jika benar, almarhum di bunuh karena dalam tugas maka kami mengutuk keras pelaku pembunuhan yang dilakukan secara sadis itu. Dewan Pers harusnya  segera menyikapi dan mengambil langkah terhadap kasus ini,"pungkasnya, Senin (19/11/2018).

Untuk diketahui, Dufi atau Abdullah Fithri Setiawan (43) alumni Kampus IISIP Jakarta, angkatan 1993, ini,  pernah menjadi wartawan di sejumlah media nasional.

Jenazah korban pertama kali ditemukan pemulung berinisial SA (56), yang tengah melintas dan mencari barang bekas pada pukul 06.00 WIB, Minggu 18 November 2018.

Polisi Buru Pembunuh Dufi

Sementara itu, Polisi kini tengah memeriksa dua orang saksi di lokasi ditemukannya mayat Abdullah Fithri Setiawan alias Dufi di dalam drum di Klapanunggal, Bogor. Polisi juga masih mengidentifikasi ciri-ciri pelaku.

"Berdasarkan alat bukti, Polres Bogor di-back up Polda Jabar melakukan penyelidikan dan identifikasi," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko saat dihubungi, Senin (19/11/2018).

Selain memeriksa dua saksi di lokasi temuan mayat dalam drum, polisi juga meminta keterangan istri Dufi, Bayu Yuniarti.

"Polisi sedang bekerja, masih melakukan penyelidikan," ujarnya.

Sebelumnya Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan kasus pembunuhan ini ditangani tim gabungan.

Almarhum Dufi 

Mayat Dufi dalam drum ditemukan di kawasan industri Kembang Kuning, Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Ditemukan luka akibat senjata tajam di tubuh korban.

"Dari hasil keterangan sementara memang ada tanda-tanda bekas tindakan kekerasan. Di bagian leher dan ada beberapa bagian tubuh (akibat) senjata tajam," ujar Brigjen Dedi terpisah di Mabes Polri.

Dufi diketahui pamit dari rumah di Gading Serpong, Tangerang pada Jumat (16/11) pagi. Sekitar pukul 09.00 WIB, Dufi mengabari istrinya Bayu Yuniarti sudah berada di Stasiun Rawa Buntu.

Tapi setelah itu, Dufi yang mengaku ingin ke TV Muhammadiyah di Menteng, Jakpus, tak lagi mengirim kabar. Pesan WhatsAp istrinya pada Jumat (16/11) sore, tidak sampai.

Sedangkan polisi yang mengecek Stasiun Rawa Buntu menyebut mobil Innova putih yang diparkir korban, sudah tidak ada.

Keluarga tak curiga soal dugaan adanya perselisihan Dufi dengan orang lain. Namun keluarga meminta polisi mengusut tuntas kasus dugaan pembunuhan Dufi yang juga merintis usaha periklanan, PT Cahaya Gemilang.

"Selama yang kami ketahui semasa hidupnya Almarhum tidak pernah mencari musuh. Meskipun berdebat dalam pekerjaan kan biasa, tapi kalau mencari musuh sampai akhirnya kaya gini sepertinya (tidak). Apakah ada pesaiangan bisnis atau apa? Karena kan beliau pengusaha di PT Cahaya Gemilang,," ujar adik Dufi, Muhammad Al Ramdoni.

Pria yang biasa dikenal Dufi ini juga merupakan alumni Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 13 Jakarta,lulusan 1992.
Terakhir Dufi diketahui bekerja sebagai tenaga pemasaran (marketing) di televisi milik ormas Islam Muhammadiyah (TVMu).
Saat ini korban meninggalkan enam anak yang masih kecil-kecil dan satu orang istri. Kini, korban telah dimakamkan di TPU Budi Dharma, Semper, Jakarta Utara.(Ar)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama