Jembatan Poros "Bongris" yang tengah dibangun |
Molornya pengerjaan jembatan tersebut karena design yang sebelumnya menggunakan boxculvert diganti dengan balok cor setelah sejumlah warga melakukan potes terhadap kontraktornya.
Menurut warga kalau pembangunan jembatan tersebut menggunakan model boxculvert, dipastikan saat musim hujan sampah akan tersangkut dan menggumpal di tiang penyangga jembatan.
"Pasti air meluap, dan banjir tak bisa dihindari karena menggunakan strouss tiang dibagian bawah jembatan, itu yang kami kuatirkan," kata salah seorang warga.
Karena adanya protes tersebut, akhirnya konstruksi bangunan jembatan dari semula konstruksi boxculvert diubah dengan konstruksi balok cor tanpa tiang penyangga.
Pembangunan jembatan poros yang dikerjakan oleh CV. Sinar Sabar selaku pemenang lelang tersebut merupakan program PAK pemkab Lamongan tahun 2018 dengan alokasi anggaran senilai Rp 618 juta. Namun, melalui lelang terbuka, nilai kontrak menjadi sekitar Rp 460 an juta.
Oleh karena ada perubahan design, proyek seharusnya selesai pada 28 desember tersebut dipastikan mundur, karena pengerjaannya sempat tertunda.
Kadis Bina Marga pemkab Lamongan, Eko Agus Trihandono, dikonfirmasi melalui salah seorang kabidnya, Sulis membenarkan soal adanya perubahan desgn itu.
"Sebenarnya waktu membuat perencanaan ada dua pilihan, yakni boxculvert dan balok cor, setelah diputuska ternyata warga kinta agar design itu diganti, yang tidak menggunakan tiang, ya sudah ya kami ganti, " katanya, kemarin.
Menurut Sulis, model boxculvert sebenarnya tidak jelek, malah pengerjaannya cepat, keluatannya juga ta diragukan.
"Ya sudah warga di sekitar jembatan menghendaki design seperti itu, ya kami turuti setelah berembug dengan kontraktornya," ungkap Sulis.
Dia juga menjelaskan kalau pengerjaan proyek akan molor.
"Kalau molor atau mundur, ya pastilah, kan ada adendum," pungkasnya. (Masyikar)
Tags
Daerah