Kepsek Ini Minta Mutasi ke SMP Terdekat dari Domisilinya di Toraja Utara


TORAJA UTARA (wartamerdeka.info) - Salah satu faktor penghambat proses belajar-mengajar di sekolah adalah keberadaan para guru itu sendiri. Selain kapasitas dan mutu serta kesejahteraan guru, yang paling penting adalah kedisiplinan. Semisal, disiplin waktu dan kehadiran di sekolah. Setidaknya, kondisi ini sering tampak di sejumlah sekolah terutama di pelosok Toraja Utara.

Ironis lagi, jika kepala sekolahnya sendiri tinggal jauh dari sekolah itu. Seperti dialami Ramsi Rimman, S.Pd, Kepala Sekolah SMPN 4 Rantebua Satap.

Sebelumnya, ASN berpangkat Pembina Tk. I dengan Golongan  IV/b ini adalah Kepala SMPN 4 Sesean Satap. Dia dimutasi ke Rantebua yang lalu berdasarkan SK Bupati Torut No. 821.22-78 tanggal 27 Oktober 2017 dengan tunjangan sebesar Rp560.000.

Selama bertugas di Rantebua selaku Kepsek SMPN 4 Rantebua Satap, ia mengalami kesulitan dalam hal transportasi. Ramsi berkeluh-kesah.

Pasalnya, jarak antara sekolah itu (di Rantebua) dengan tempat tinggalnya di Balusu sangat jauh.

"Masih lebih baik waktu saya di Sesean dulu. Ini yang sekarang jauh sekali. Makanya saya sangat berharap kalau bisa dipindahkan ke SMP yang dekat dari tempat tinggal saya, lebih bagus lagi kalau di Balusu," ujar Ramsi curhat kepada awak media ini, baru-baru ini.

Menurut jebolan Diklat Kepala Sekolah LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan) tahun 2008 ini, dirinya selalu berharap ada yang bisa membantu dalam mempermulus proses mutasi atau kepindahannya.

Ramsi sendikit buka kartu tentang seseorang yang pernah dimintai bantuan. "Ada salah seorang dari timnya Kaboro menjanjikan saya supaya saya ditempatkan kembali di tempat tugasku yang dulu di Sesean, SMPN 4 Satap. Orang itu minta uang pelicin 5 juta. Saya kenal baik dia, kampungnya bagian To'yasa. Kalau perlu kasih masuk di mass media tidak apa-apa kok," ungkap Ramsi dalam rekaman pembicaraan via ponsel, baru-baru ini.

Namun dia tidak menyebut nama oknum tersebut.

Meski demikian, dari penelusuran yang dilakukan, ada indikasi oknum dimaksud seorang facebooker dengan akun inisial VP. Mengetahui akan diekspos, seorang dari anak Ramsi, Ika, langsung menghubungi redaksi media ini dan menjelaskan kalau masalah tersebut sudah klir.

"Kebetulan orang itu masih keluarga, jadi tidak ada masalah," timpalnya. Dananya juga, katanya, sudah dikembalikan.

Menyoal permintaan Ramsi tersebut, Aktivis LAI (Lembaga Aliansi Indonesia) Cabang Toraja Utara, Erlinuddin, menganggapnya wajar dan tidak perlu dipersoalkan. "Ini kan sejalan dengan harapan Bapak Bupati Kala'tiku Paembonan yang ingin meluruskan kesalahan yang ada selama ini dalam memutasi kepala sekolah. Beliau mau penempatan kepala sekolah itu tidak jauh dari tempat tinggal mereka, itu yang pokok," ketus Erlinuddin yang juga jurnalis INDONESIASATU.CO.ID, malam ini (27/1)

Pernyataan Bupati Torut tentang mutasi kepsek berdasarkan domisili itu, dilontarkan di depan wartawan di Restaurant Heritage Hotel Rantepao, saat digelar Rakor Dinas Pendidikan Torut, Kamis lalu (17/1). "Bukan menyeleksi kepala sekolah, tapi saya  mau meluruskan supaya penempatan kepala sekolah itu harus sesuai dimana dia berdomisili. Ini yang jadi masalah selama ini. Memang tidak bisa kalau begitu," ungkap Kala'. (Tom)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama