Deklarasi Dukung Jokowi - Ma'ruf Amin, Para Alumni Trisakti Ingatkan Tragedi '98


Jokowi : Saya Bukan Pelanggar HAM Dan Tidak Punya Beban Masa Lalu

JAKARTA (wartamerdeka.info) - Dalam rangka menggelorakan kembali semangat reformasi, para Alumni Universitas Trisakti dan Sahabat Trisakti mendeklarasikan dukungan kepada pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019, di Hall Basket, Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (8/2/2019),

"Semangat reformasi harus tetap menggelora. Namun pelanggaran HAM telah tertoreh dan belum dituntaskan hingga sekarang. Deklarasi ini juga merupakan suatu momen untuk membuka wawasan mereka yang tidak paham apa yang terjadi pada tanggal 12 Mei 1998 itu," kata Ketua Alumni Trisakti Pendukung Jokowi, Muhanto Hatta.

Muhanto mengatakan,  deklarasi ini bukan suatu pernyataan biasa, tetapi bagian dari ideologi mempertahankan Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Karena itu, kita harus menang atau menang mutlak," tegasnya.

Muhanto mengklaim banyak alumni perguruan tinggi seluruh Indonesia yang menyatakan dukungan kepada Jokowi-Ma'ruf. Selain itu, ia mengatakan didukung oleh organisasi massa pro-Jokowi.

"Bersama ini, kami sepakat dan dengan keteguhan hati akan memenangkan pasangan nomor 01 Ir H Joko Widodo dan Ma'ruf Amin," ucapnya.

Para Alumni Universitas Trisakti pun terlihat pada bersorak saat menyaksikan video tentang Presiden kedua Republik Indonesia Soeharto dan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto,  yang diputar pada kesempatan itu.

Video yang diputar tersebut adalah film dokumenter yang menampilkan cerita Tragedi 1998 di kampus Trisakti, Grogol, Jakarta Barat.

Dalam salah satu bagian video, ditampilkan rekaman pernyataan Soeharto saat mengundurkan diri dari jabatan Presiden RI. Melihat rekaman video tersebut, alumni Trisakti pun langsung bersorak.

Kemudian, alumni Trisakti kembali bersorak saat video dokumenter menampilkan gambar berita utama sejumlah koran yang menuliskan tentang pemecatan Prabowo dari institusi TNI.

"Huuu," teriak para alumni Trisakti.


Seperti diketahui, Presiden Soeharto dan Prabowo merupakan sosok yang diidentikkan dengan Tragedi 98 yang menewaskan empat orang mahasiswa yang kuliah di kampus tersebut.

Soeharto yang sudsh 32 tahun berkuasa,  pada tahun 1998, saat itu, dianggap sebagai "diktator",  sehingga dituntut  untuk mundur  oleh para mahasiswa dari Trisakti dan sejumlah kampus lain di seluruh Indonesia. Sedangkan Prabowo, adalah sosok Panglima Komando Cadangan Strategi TNI Angkatan Darat (Pangkostrad) yang dituding sejumlah kalangan berada di balik layar Tragedi  1998. Prabowo saat itu juga masih merupakan menantu Soeharto.

Seusai pemutaran film, para alumni lalu mengucapkan deklarasi dukungan kepada Jokowi. Capres petahana ini juga diberi jaket dan megafon berwarna merah. Jokowi pun lalu bergaya seperti akan berorasi.

"Bapak-Ibu dan Saudara-saudara sekalian, saya bukan diktator, saya juga bukan pelanggar HAM dan saya juga bukan...," ujar Jokowi melalui megafon.

Pada bagian ini, Jokowi terdiam sejenak. Hadirin lalu menyahut dengan 'penculik'. Jokowi hanya terdiam lalu melanjutkan orasinya.

"Saya tidak memiliki beban masa lalu. Itu saja dan terima kasih atas pemberian megafon ini kepada saya," tegasnya.


Deklarasi ini juga dihadiri Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir; putri mantan presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid; Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi; Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding; Wakil Direktur Komunikasi Politik TKN Irfan Wahid; Sekretaris Kabinet Pramono Anung; hingga Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.

Berikut ini pernyataan deklarasi yang dibacakan oleh Sekjen Alumni Trisakti Pendukung Jokowi Sarah Wijanarko:

Demi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, kami Alumni Trisakti menjunjung tinggi Negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 serta Bhinneka Tunggal Ika

Dengan kesatuan hati dan segenap pikiran menyatakan mendukung pasangan Ir H Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2019-2024 untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang berkeadilan, makmur dan sejahtera sesuai dengan semangat dan amanah perjuangan reformasi 1998.(A)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama