Tak Tega Lihat Warga Menunggu 6 Jam Lebih, Bupati Darwis Moridu Bagikan Uang Pribadi Rp 30 Juta Untuk Warga

Terkait Kericuhan Saat Pemberian Bantuan Korban Banjir Boalemo Gara-gara Gubernur Gorontalo Terlambat Datang
Bupati Boalemo Darwis Moridu saat membagikan uang kepada warga dari kantong pribadinya
JAKARTA (wartamerdeka.info)  -  Peristiwa kericuhan saat pembagian sembako bagi korban banjir  di Desa Mohungo, Kecamatan Tilamuta pada Kamis (31/1/2019) lalu,  gara-gara keterlambatan Gubernur Gorontalo hadir di lokasi acara ternyata terus jadi pembicaraan masyarakat di Provinsi Gorontalo.
Apalagi, setelah diunggahnya video mengenai peristiwa tersebut melalui Youtube  dan sejumlah media sosial lain, seperti WhatsApp (WA) dan Facebook. Salah satunya adalah video yang menayangkan Bupati Boalemo Darwis Moridu sedang meluapkan emosinya pada pihak Dinas Sosial Gorontalo di depan warga lantaran Gubernur Gorontalo tak kunjung datang untuk menyerahkan bantuan.

Beredarnya video tersebut ternyata dimanfaatkan pihak tertentu untuk membentuk opini/persepsi masyarakat yang  menyudutkan Bupati Darwis.

Untuk itu, otonominews dsn warwartamerdeka.info pun mewawancarai langsung Bupati Boalemo Darwis Moridu saat Sang Bupati yang dikenal cukup berprestasi tersebut  transit pesawat di Bandara Soekarno-Hatta dalam perjalanan dari Surabaya menuju Gorontalo, pada Sabtu malam (2/2/2019).

Menurut Bupati Darwis, pada saat itu dirinya memang merasa prihatin dengan masyarakat Boalemo yang hadir pada acara pembagian sembako tersebut.

"Hari itu, 31 Januari, masyarakat sudah menunggu selama 7 jam kedatangan gubernur. Saya sendiri, bupati Boalemo sudah menunggu selama 3 jam, " katanya.

Saat itu sudah diagendakan gubernur akan mengunjungi desa Mohungo kecamatan Tilamuta, tentatifnya jam 11.30 gubernur sudah ada di tempat, sehingga masyarakat pagi-pagi sudah siap. Bahkan sebagian warga sudah datang sejak pukul 08.00 pagi.

Sedangkan bupati Boalemo tiba di lokasi datangnya gubernur itu jam 12.00, namun sampai jam 15.30 gubernur belum datang juga.

"Karena melihat masyarakat yang sudah terlalu lama menunggu kedatangan gubernur, tentu saja hati saya terpanggil," kata Bupati.

"Saya sangat sesalkan kepada pemerintah provinsi, ketika banyak agenda yang tentatif, tolong direkomendasikan ke staf, atau ke Sekda, minimal ke kepala dinas. Kebetulan saat itu saya juga ada, kan bisa  direkomendasikan penyerahan bantuan itu diwakilkan ke staf Dinas Sosial atau ke saya sebagai Bupati Boalemo, sehingga masyarakat tidak terlalu lama menunggu, kasihan itu masyarakat saya," ujar Bupati  dalam wawancara khusus yang dilakukan di ruang tunggu Terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta.

Kasihan masyarakat, kata Bupati lagi,  hanya karena beras 5 kg, harus menunggu selama 7 jam.

Bupati mengaku sempat marah-marah, karena ketika pukul 15.30 saat itu cuaca sudah mulai mendung dan bakal hujan.

Bupati Boalemo Darwis Moridu saat menemani warga menunggu kedatangan Gubernur Gorontalo yang terlambat datang hingga berjam-jam.
Warga yang berada di lokasi penyerahan bantuan secara simbolis itu sangat gelisah takut banjir lagi.

Padahal yang akan dapat bantuan itu tidak semua, karena bantuan hanya diberikan secara simbolis kepada  5 orang saja.

Sisanya akan diberikan langsung ke warga melalui kepala desa.


Bupati tidak menampik, jika ada  tudingan warga yang menilai  pemberian bantuan itu  ada muatan politik. Yaitu politik pencitraan.

Seperti diketahui, istri Gubernur Gorontalo Syahidah Rusli Habibie, saat ini memang mencalonkan diri sebagai caleg DPR RI dari Partai Golkar dengan nomor urut 2 untuk Dapil Gorontalo.

"Menurut  saya, silahkan saja kalau mau berpolitik, tapi lihat situasi. Kalau seperti itu merugikan masyarakat, sementara masyarakat kabupaten Boalemo itu adalah petani, nelayan dan pengusaha-pengusaha kecil, yang sulit untuk meninggalkan pekerjaannya sehari-hari. Apalagi untuk waktu yang cukup lama hanya untuk menerima beras 5 kg," tambahnya.

Sebenarnya saat gubernur berada di kecamatan Wonosari,   bupati Boalemo yang ada di acara , bisa saja direkomendasikan untuk menyerahkan bantuan simbolis itu. Tapi  gubernur maunya dia sendiri yang menyerahkan bantuan yang hanya untuk 5 orang itu.

Menurut Bupati, kalau saja dirinya  tidak segera berada di lokasi pada jam 12 itu, mungkin warga  sudah pulang. Tapi warga masih bertahan karena melihat ada bupati.

Saat itu, meskipun juga tidak sabar, namun bupati tetap berusaha menenangkan masyarakat untuk tetap bertahan.

Bahkan saat itu, untuk menenangkan masyarakat, bupati membagikan uang pribadinya untuk masyarakat yang menunggu gubernur sampai 7 jam itu.
Sebanyak 600 warga, yang hadir masing-masing diberi Rp 50 ribu. Kurang lebih Bupati habis Rp 30 juta, dan Gubernur tidak tahu hal ini. Yang tahu hanya masyarakat yang ada disitu, bahkan wartawan juga tidak tahu.

Menurut Bupati, selain untuk menenangkan warga, bantuan itu juga untuk mengganti ongkos transport biaya transportasi  pulang pergi mereka dari rumah menuju lokasi penyerahan bantuan.

Meskipun kesal, namun bupati berharap ke depan Gubernur Gorontalo tidak mengulangi lagi hal seperti ini.

"Saya sebagai Bupati juga selalu berusaha untuk selalu disiplin waktu. Ketika ada agenda di tempat lain dalam waktu yang sama, maka saya akan minta tolong wakil bupati atau sekda atau kepala dinas untuk mewakili. Itu yang selalu dilakukan selama 2 tahun menjabat bupati Boalemo," ujarnya lagi.

Bupati pun tidak mempermasalah adanya berita-berita di media yang terkesan menyudutkan dirinya, karena menurut dia masyarakat tahu sendiri apa yang terjadi. Menurut dia, Tuhan juga tahu, masyarakat juga tahu apa yang terjadi saat itu, bahwa dirinya membela masyarakat, tidak ada sama sekali untuk pencitraan diri.


Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boalemo Fatlina Podungge turut Hadir dalam kegiatan tersebutt  masyarakat terlihat sangat antusias dan senang dengan sikap bupati tersebut. 

Fatlina mengakui, Darwis memang dikenal sangat peka terhadap masyarakat kurang mampu.(Aris) 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama