David Bobihoe Dituding Lakukan Pembunuhan Karakter Kepada Bupati Nelson

Fanly Katili Pertanyakan Kinerja DB Saat Jadi Bupati
Ketua Studi Pancasila dan Konstitusi (SPASI) Fakultas Hukum Unisan Gorontal Fanly Katili
LIMBOTO (wartamerdeka.info) - Perhelatan Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Gorontalo baru akan berlangsung tahun 2020. Tapi suhu politik di Kabupaten yang terkenal dengan danau Limboto-nya itu, sudah mulai memanas.

Ini dipicu oleh manuver mantan Bupati Gorontalo David Bobihoe (DB) yang beberapa kali menyerang Bupati Prof Dr Ir  Nelson Pomalingo (NP). Terakhir adalah pernyataannya agar dalam hajatan Pilkada tahun 2020, jangan memilih lagi Nelson Pomalingo.

Menurut DB, kepada sejumlah wartawan, beberapa waktu lalu, dirinya akan berdiri di barisan orang yang sudah tidak suka dengan NP.

Mendapat serangan yang terlalu dini itu, Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo tampak tenang-tenang saja. Bupati yang berasal dari kalangan pendidik ini tak nampak emosi atau gusar sedikit pun.

Dia menegaskan saat ini dirinya fokus menuntaskan program kerjanya untuk menyejahterakan rakyat. Belum memikirkan soal Pilkada.

Bahkan, NP menyatakan, dirinya belum memutuskan, apakah akan maju kembali untuk bertarung di pilkada tahun 2020, atau tidak.

“Bagi saya, akan ada waktunya saya mengatakan ‘ya’, lanjutkan atau ‘tidak’,” kata Nelson kepada wartawan, Minggu (09/06/2019).

Namun, di sisi lain bupati Nelson juga membuka ruang yang sebesar-besarnya kepada siapa saja yang ingin maju bertarung memperebutkan kursi Bupati Gorontalo.

“Kita harus memberi ruang kepada rakyat untuk melahirkan pemimpin yang terbaik,
bahkan hari ini pun saya belum mengatakan ya untuk maju. Itu artinya saya memberi ruang sebanyak-banyaknya. Siapa saja boleh mencalonkan diri, saya tidak pernah membatasi,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Studi Pancasila dan Konstitusi (SPASI) Fakultas Hukum Unisan Gorontal Fanly Katili, mengungkapkan, manuver lawan politik NP itu, bertujuan agar Nelson tidak maju dalam pertarungan Pilkada 2020.

Fanly Katili juga mengapresiasi Bupati Nelson Pomalingo yang tak terpengaruh dengan manuver lawan politiknya, dan lebih memilih  untuk fokus pada pekerjaan dan tanggungjawabnya sebagai Bupati Gorontalo.

Justru Fanly merasa aneh dengan manuver yang dilakukan nantan Bupati Gorontalo dua periode, David Bobihoe yang telah benar-benar memposisikan diri sebagai musuh nyata Nelson Pomalingo, sang Deklarator Provinsi Gorontalo. Apalagi DB tampak begitu bernafsu agar Nelson Pomalingo diganti.

Menurut Fanly, DB ibarat orang yang takut melihat Setan namun belum pernah melihat setan. "Dia takut Nelson Pomalingo akan duduk sebagai bupati hingga dua periode," jelas Fanly kepada wartamerdeka.info, hari ini.

DB ini, ujar Fanly,  secara politik tak memiliki kekuatan yang bisa diandalkan, bahkan dipastikan, DB tidak akan  menjadi kontestan Pilkada KabGor nanti dan secara politik dia tidak punya kekuatan apa-apa.

"Dia hanya punya modal kicauan agar Nelson Pomalingo diganti," lanjut Fanly Katili.

Dikatakan Fanly,  DB saat ini juga tengah berupaya melakukan character assasination atau pembunuhan karakter kepada Nelson Pomalingo. "Padahal, jangankan dukungan, kendaraan Partai Politik pun David Bobihoe belum jelas akan berlabuh di mana?"

Manuver DB ini disebutkannya sudah keterlaluan. Apalagi, DB juga menyebarkan isu bahwa selama kurun waktu tiga tahun kepemimpinannya, Nelson Pomalingo tidak melakukan apa-apa.

"Padahal jelas, rakyat Kabupaten Gorontalo sudah merasakan hasil pembangunan yang dilakukan Bupati Nelson selama tiga tahun ini" tandasnya.

Kepuasaan rakyat terhadap kepemimpiban Bupati Nelson ini terlihat saat Pemilu 2019 lalu. Partai PPP yang dipimpin  Nelson Pomalingo ternyata berhasil menjadi jawara, dengan mendapatkan 7 kursi di DPRD Kab Gorontalo.

Hasil Pemilu itu menunjukkan bahwa rakyat Kab Gorontalo cinta kepada NP dan puas dengan kinerja profesor yang juga Ketua DPW PPP Provinsi Gorontalo itu.

Fanly justru mempertanyakan, apa yang sudah dilakukan David Bobihoe selama 10 tahun kepemimpinannya.

"Yang ada justru meninggalkan masalah," kata Fanly Katili.

Misalnya pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Gorontalo yang dibangun saat Pemerintahan David Bobihoe hingga kini tak kunjung selesai, bahkan terindikasi merugikan negara.

Jangan sampai, kata Fanly Katili, tindakan dan ucapan David Bobihoe yang selama ini dilontarkan pada Bupati Nelson Pomalingo adalah suatu kondisi psikologi di mana seseorang belum siap meninggalkan jabatan yang pernah dia emban, atau post power syndrom. "Semoga itu hanya sebatas kekhawatiran," tegas Fanly Katili lagi.(aris)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama