Akhirnya...Jokowi - Prabowo Bertemu: Tak Ada Lagi Cebong dan Kampret, yang Ada Garuda Pancasila

Pertemuan Jokowi-Prabowo Tanda Demokrasi Indonesia Makin Matang

Presiden Jokowi tampak berbincang akrab dengan Prabowo di MRT
JAKARTA (wartamerdeka.info) - Setelah cukup lama jadi pertanyaan masyarakat, akhirnya Joko Widodo (Jokowi) yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai Presiden RI terpilih periode 2019-2024  bertemu Calon Presiden Prabowo Subianto, di Stasiun Mass Rapid Transit (MRT) di Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu (13/7/2019) pagi. 

Pada pertemuan yang berlangsung di Stasiun Mass Rapid Transit (MRT) Lebak Bulus, Jakarta Selatan tersebut Prabowo Subianto datang lebih dulu sekitar pukul 09.50 WIB.

Prabowo Subianto tampak didampingi Kepala BIN Budi Gunawan, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, Waketum Partai Gerindra Edhy Prabowo, dan Seskab Pramono Anung.

Tidak lama kemudian, Presiden Jokowi tiba di Stasiun MRT Lebak Bulus pukul 10.07 WIB.  Kehadiran Jokowi disambut hormat komando oleh Prabowo Subianto dan Jokowi pun balas memberi hormat. Keduanya lalu cipika-cipiki.

Jokowi dan Prabowo Subianto kemudian menaiki MRT bersama-sama. Pada saat itu, keduanya memberi sambutan singkat yang dimulai dengan Jokowi.

Pada kesempatan konferensi pers, Jokowi mengatakan bahwa pertemuannya dengan Prabowo Subianto memang sudah direncanakan sejak lama.

"Ini pertemuan sahabat. Karena Pak Prabowo sering keluar negeri begitu juga saya dalam rangka tugas. Dari Jakarta ke daerah-daerah dan juga luar negeri. Alhamdulillah bisa terlaksana di sini sambil mencoba naik MRT. Karena saya tahu Pak Prabowo belum pernah mencoba MRT," ujar Jokowi.

Selanjutnya Jokowi mengatakan, setelah kontestasi dan kompetisi di Pilpres yang diketahui sebagai kompetisi yang sangat keras, baik antara dirinya dan Prabowo serta para pendukung, silaturahmi akhir bisa terlaksana.

"Setelah Pilpres usai, silaturahmi antara saya dan Pak Prabowo Subianto bisa kita lakukan pada pagi hari ini. Alhamdulillaah. Sekali lagi, sebagai sahabat, sebagai kawan, sebagai saudara, saya sangat berterimakasih sekali atas pengaturan ini sehingga saya dapat bertemu Bapak Prabowo Subianto," paparnya.

Jokowi berharap, agar para pendukung dirinya dan Prabowo Subianto melakukan hal yang sama. Karena menurutnya, semua adalah saudara sebangsa dan setanah air.

"Tidak ada lagi yang namanya 01. Tidak ada lagi yang namanya 02. Tidak ada lagi yang namanya cebong. Tidak ada lagi yang namanya kampret. Yang ada adalah Garuda Pancasila," tegas Jokowi.

Apa yang diucapkan Jokowi dalam sambutannya tersebut tak ayal menimbulkan histeria masyarakat yang hadir.

"Marilah kita rajut, kita gerakkan kembali persatuan kita sebagai sebuah bangsa. Karena kompetisi global, kompetisi antar-negara semakin ketat sehingga memerlukan sebuah kebersamaan dalam memajukan negara ini dan dalam membangun negara yang kita cintai ini," tutup Jokowi.

Menanggapi hal itu Calon Presiden 02 Prabowo Subianto menyampaikan persetujuannya agar yang namanya cebong, yang namanya kampret sudah tidak ada lagi. “Saya setuju, sudahlah ngga ada cebong-cebong, ngga ada kampret-kampret, semuanya merah putih,” tegas Prabowo.

Tampak mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan itu Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, dan Ketua Tim Kemenangan Nasional (TKN) Jokowi – Ma’ruf Amin Erick Tohir.

Sementara Prabowo Subianto didampingi oleh Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani.

Tanggapan Megawati

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ternyata melihat pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dari siaran langsung televisi. Mega bersyukur pertemuan itu bisa terlaksana.

"Saya mendampingi Ibu Megawati Soekarnoputri dengan melihat siaran langsung atas pertemuan tersebut. Beliau (Mega) menyampaikan rasa syukurnya, dan sejak awal percaya kenegarawanan Pak Prabowo, sama halnya dengan keyakinan Ibu Megawati, mengapa konsisten memberikan dukungan ke Pak Jokowi karena kepemimpinannya yang merangkul, berdialog dan berdedikasi bagi bangsa dan negara Indonesia," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Sabtu (13/7/2019).

Hasto juga mengatakan pertemuan antara Jokowi dan Prabowo itu bisa dijadikan tolak ukur demokrasi di Indonesia. Pertemuan keduanya juga dinilai bisa membuat bangsa kembali bersatu usai perhelatan pemilu 2019.

Selain itu, PDIP juga memuji ucapan selamat yang dilontarkan Prabowo kepada Jokowi karena terpilih kembali sebagai presiden terpilih 2019-2024. Ucapan selamat itu dinilai akan memberikan nilai positif.

"Ketika Pak Jokowi dan Pak Prabowo bertemu, dalam suasana penuh kegembiraan disertai pemberian ucapan selamat secara langsung dari Pak Prabowo ke Pak Jokowi, maka sesuai kultur politik di Indonesia, hal tersebut akan membawa suasana positif di tingkat grassroots," katanya.

Tanggapan Golkar

Sambutan positip juga diberikan tokoh Golkar. Politikus Partai Golkar Rizal Mallarangeng menyebut pertemuan kedua tokoh itu menunjukkan demokrasi Indonesia yang matang.

"(Pertemuan Jokowi-Prabowo) bagus, itu kan sebuah cara untuk menunjukkan demokrasi Indonesia itu demokrasi yang matang dengan segala kelemahan kita yang harus kita perbaiki," kata Rizal di d'Consulate Resto & Lounge, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (13/7/2019).

Rizal menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara dalam acara diskusi Polemik bertajuk 'Golkar di Priode kedua Jokowi'. Rizal menyambut baik pertemuan kedua tokoh itu.

Setelah pertemuan kedua tokoh yang sempat bersaing itu, Rizal berharap Indonesia semakin kuat. Selain itu, Rizal menyebut Presiden Jokowi akan menyampaikan pidato politik pada Minggu, 14 Juli, malam.

"Pak Jokowi sendiri akan berpidato hari Minggu malam untuk menyampaikan visi ke depan. Itu juga kita tunggu dengan senang karena kita akan dapat gambaran kemana Indonesia akan melangkah dalam 5 tahun kita persatukan," kata Rizal.

Sementara  Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi menyambut baik pertemuan antara presiden terpilih Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Dia berharap hal itu dapat mengurangi hoax yang sempat terjadi secara masif.

"Saya sendiri nggak bisa garansi pertemuan itu bisa menghilangkan hoax atau sikap nyinyir di kedua pihak. Paling tidak ada sikap positif dari kedua belah pihak," kata Burhanudin dalam diskusi Polemik di d'Consulate Resto & Lounge, Mentang, Jakarta Pusat, Sabtu (13/7/2019).

Burhanudin mengatakan, kontestasi pemilihan presiden sudah berakhir setelah sidang putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Maka, pertemuan Jokowi dan Prabowo hari ini dinilai bisa menurunkan tensi politik.

"Secara formal sudah clear setelah MK memutuskan. Pertemuan tersebut paling tidak menurunkan tensi ketegangan politik yang tajam di mana kita baru saja menyelesaikan kegiatan pilpres yang tajam," ujarnya.

Burhanuddin juga menyinggung soal ucapan selamat dari pihak yang kalah dalam pilpres. Sebab, kestabilan demokrasi ditentukan oleh pihak yang kalah.

"Jangan lupa, demokrasi ditentukan bukan sama yang menang. Demokrasi stabil ditentukan sama yang kalah. Umumnya yang kalah potensial menganggap demokrasi dan dikhawatirkan punya imajinasi lain di luar demokrasi," sambungnya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama