Kiprah Nyatanya Di Gorontalo, Membuat Irjen Pol Rachmad Fudail Dicintai Masyarakat

Oleh: Aris Kuncoro


Kapolda Gorontalo Irjen Pol Rachmad Fudail (tengah)
Ada yang menarik pada acara "Temu Kesan" antara Kapolda Gorontalo Irjen Pol Rachmad Fudail dengan para wartawan di Gorontalo, di Mapolda Gorontalo, Jumat (01/11/2019).

Para wartawan pada kesempatan itu terlihat haru, karena hendak ditinggal Rachmad Fudail, yang pindah tugas ke Jakarta.

Rachmad Fudail memamg telah meninggalkan karya nyata di Gorontalo, sehingga dirinya dicintai masyarakat Gorontalo dari berbagai kalangan.

Ya. Setelah tiga tahun menjabat sebagai Kapolda Gorontalo, Irjen Pol. Drs. Rachmad Fudail MH dipindahtugas menjadi Analisis Kebijakan Bindiklat Lemdiklat Mabes Polri.

Dan jabatan Kapolda Gorontalo akan beralih kepada Brigjen Wahyu Widada yang juga mantan wakapolda Riau sesuai surat telegram an Kapolri ST/2850/X/KEP/2019.

Rasa haru para wartawan Gorontalo bisa dimaklumi, karena Rachmad Fudail memang sangat akrab dengan para insan pers. Setiap saat, bahkan di tengah malam pun, jenderal polisi bintang dua ini "welcome" dikonformasi wartawan.

Bagi Rachmad Fudail, pers merupakan kontrol sosial berperan sangat penting dalam menunjang kinerja kepolusian. Pers, lanjut dia, merupakan media untuk menyerap aspirasi masyarakat dan kritik terhadap kepolisian.

"Media dengan pemberitaannya dapat memberikan informasi serta perkembangan situasi dari seluruh wilayah Gorontalo. Masyarakat semakin cerdas dalam membaca, jadi pers bisa menjadi kontrol atas berita-berita hoaks," urai Rachmad Fudail.

Dijelaskannya, media juga sangat berperan penting bagi kepolisian dalam menyampaikan kinerja kepolisian kepada masyarakat.

“Setiap hari, polres selalu di-rangking. Siapa beritanya yang paling banyak? Artinya di situlah bisa dilihat bahwa polisi itu bekerja. Dan itu bisa dilihat melalui berita. Artinya media memiliki peran yang sangat luar biasa. Seandainya tidak ada media, maka masyarakat tidak akan mendapatkan informasi yang benar," terangnya.

Mengenai kritik dan support yang selama ini dia terima dari media, Rachmad Fudail mengaku sangat berterimakasih.

"Saya tidak alergi dengan pemberitaan rekan-rekan, karena itu adalah kontrol bagi saya. Peran media sangat luar biasa. Saya sangat berterimakasih kepada media yang sudah membatu tugas kepolisian,” katanya.

Sekolah Polisi Negara (SPN)

Selama menjabat sebagai Kapolda Gorontalo, Rachmat Fudail memang banyak meninggalkan karya monumental, baik fisik maupun non fisik.

Yang paling menonjol adalah pembanguna Sekolah Polisi Negara (SPN), yang diresmikan pada 2018 lalu oleh Kapolri Jendwral Pol HM Tito Karnavian.

Kapolda Gorontalo Irjen Pol Rachmad Fudail bersama penulis

Rachmad Fudail, saat mulai membangun SPN benar-benar dari nol. Saat dilantik jadi Kapolda Gorontalo pada tiga tahun, pria yang lahir pada 22 Desember 1961 ini mengaku telah berniat untuk membangun SPN di Gorontalo.

Pertimbangannya, selain untuk memenuhi kebutuhan personel jajaran Polda Gorontalo, juga sekaligus untuk mendidik/menyiapkan pemuda-pemudi Gorontalo menjadi polisi.

Sempat dianggap hanya "program angan-angan", mengingat Kapolda-Kapolda sebelumnya juga gagal mewujudkan pembangunan SPN, Rachmad Fudail tidak putus asa.

Dengan tulus Rachmad Fudail mencoba merangkul sejumlah pihak. Dia juga mengungkapkan niat tulusnya ini ke sejumlah pihak, termasuk kepada semua kepala daerah, dalam rangka untuk meminta dukungan.

Rupanya gayung bersambut. Tujuh kepala daerah di wilayah Provinsi Gorontalo, mulai Gubernur hingga para Bupati/Walikota akhirnya menyatakan siap membantu anggaran untuk membangun SPN ini.

Melalui perjuangan keras dan komunikasi yang intens dengan sejumlah pihak, termasuk para kepala daerah di Gorontalo, akhirnya pada tahun 2018 lalu, SPN ini berhasil diwujudkan, dengan masa pembangunan sekitar 8 bulan.

SPN yang sudah dibangun ini lumayan megah. Bahkan disebut-sebut termegah di Indonesia.

Semua pihak dibuat tercengang. Bahkan termasuk juga Kapolri, yang saat itu dijabat Jenderal Pol HM Tito Karnavian. Pembangunan SPN Gorontalo yang membutuhkan anggaran puluhan miliar rupiah, yang tadinya dianggap mustahil terwujud, akhirnya bisa dibangun oleh Rachmad Fudail, melalui kerjasama dengan berbagai pihak.

Pola pembangunan SPN secara bergotong royong ini pun menjadi role model, di tingkat nasional. Bahkan sejumlah Polda telah melakukan studi banding di Polda Gorontalo untuk meniru model pembangunan SPN di Gorontalo.

Selain pembangunan SPN yang terletak di Batudaa, Kabupaten Gorontali, prestasi lain yang ditorek Rachmad Fudail adalah membangun Polres Gorontalo Utara, RS Bhayangkara, dan Kantor Ditlantas Polda Gorontalo yang cukup megah.

Tak hanya di bidang pembangunan fisik. Rachmad Fudail juga dinliai sukses membina/menjaga Kamtibmas di wilayah Gotontalo. Indikatornya adalah berkurangnya tingkat kriminslitas secara signifikan di Provinsi Gorontalo.

Bahkan Rachmad Fudail dinilai berhasil  mengamankan Pilkada, Pileg, hingga Pilpres 2019. Padahal, dalam kaitan pengamanan terkait pesta demokrasi, sejumlah wilayah di Gorontalo tergolong masuk Zona Merah alias daerah rawan.

Gorontalo merupakan daerah kedua yang paling aman di Indonesia, saat menjelang pilpres dan setelah pilpres kemarin.

"Setelah saya tidak di sini lagi, saya berharap Gorontalo tetap menjadi daerah yang teraman di Indonesia,” kata Rachmad Fudail.

Rachmad Fudail mengatakan, apa yang sudah dia lakukan terhadap Gorontalo semata-mata karena pengabdian dan karena mendapat amanah. "Kalau diberi amanah jabatan, itu harus dijaga. Lalu, polisi jangan bekerja sendiri harus bersama rakyat demi keamanan Gorontalo,” tegasnya.

Gorontalo merupakan rumah kedua bagi Rachmad Fudail. Selama tiga tahun mengabdi di Gorontalo, dirinya bahkan mendapatkan gelar adat di Gorontalo. "Saya bangga dengan gelar tersebut. Karena gelar itu diberikan langsung oleh petinggi-petinggi adat di Gorontalo," jelasnya.

Oleh sebab itu, saat memasuki masa pensiun, tepatnya Desember 2019 mendatang, kemungkinan besar ungkap dia akan kembali ke Gorontalo.

Pilgub

Yang menarik, melihat prestasi dan upaya Rachmad Fudail membangun di Gorontalo, sejumlah kalangan di Gorontalo mengusulkan dan mendorongnya untuk ikut dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Provinsi Gorontalo pada tahun 2022 nanti.

Saat acara "Temu Pesan" dengan insan pers, salah seorang wartawan senior yang juga dikenal sebagai aktivis/tokoh masyarakat dengan terang-terangan meminta Rachmad Fudail untuk maju dalam Pilgub mendatang.

Tak hanya wartawan, sejumlah Bupati dan tokoh masyarakat yang ditemui penulis, juga telah meminta Rachmad Fudail bersedia mencalonkan diri dalam Pilgub Gorontalo tahun 2022 nanti. Salah satunya adalah Bupati Gorontalo Utara Dr Indra Yasin.

"Beliau telah menunjukkan ketulusannya membangun Gorontalo, sehingga menjadi daerah teraman di Indonesia. Beliau juga punya visi agar Gorontalo ini menjadi daerah yang maju, dan masyarakatnya sejahtera. Saya mendorong beliau, maju di Pilgub 2022. Semoga saja beliau bersedia," ujarnya, saat ditemui, hari ini.

Digadang-gadang mencalonkan diri sebagai Gubernur Gorontalo, Rachmad Fudail menuturkan kalau ia berserah diri sesuai jalan yang diatur oleh yang Maha Kuasa.

"Kalau soal permintaan masyarakat terkait pencalonan gubernur, saya akan melakukan salat istiharah dulu. Jika semua itu mengharuskan, maka kita tinggal menunggu saja," kata Rachmad.

Jawaban Rachmad Fudail memang belum lugas soal pencalonan sebagai gubernur Gorontalo. Namun, melihat kiprahnya yang tulus di Gorontalo dan juga karya nyata yang ditorehkannya di Provinsi penghasil jagung ini, harapan sebagian masyarakat Gorontalo yang memintanya untuk menjadi Gubernur Gorontalo, tampaknya tak sekedar menjadi harapan kosong.

Dan, sejumlah Partai Politik tentu bakal meminangnya, untuk maju di Pilgub Gorontalo, mengingat kuatnya desakan masyarakat Gorontalo yang meminta Rachmad Fudail ikut Pilgub.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama