Dari Pemeriksaan Para Saksi, Belum Ada Bukti Nurdin Abdullah Terima Uang Suap

MAKASSAR (wartamerdeka.info) - Ada yang menarik dalam persidangan perkara suap proyek infrastruktur dengan terdakwa Gubernur Sulsel non aktif Nurdin Abdullah di Pangadilan Tipikor Makassar, Kamis (29/7/2021). 

Dari keterangan sejumlah saksi yang diperiksa oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Makassar yang diketuai Ibrahim Palino, ternyata sejauh ini belum ditemukan bukti bahwa Nurdin Abdullah menerima suap dari pengusaha, seperti yang didakwakan olen Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari KPK.

Bahkan, para kontraktor pemenang tender proyek di Sulsel, yang menjadi saksi dalam persidangan tersebut menyebut bahwa Nurdin Abdullah (NA) tidak pernah minta uang kepada mereka.

Para saksi dari kalangan swasta yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga mengaku tidak memberi uang suap kepada NA.

"Pak Gubernur (NA) tidak pernah minta," ungkap Direktur PT Putra Jaya, Petrus Yalim. 

Kalau pun mereka menyumbang, bukan untuk kepentingan pribadi Nurdin Abdullah tapi menyumbang untuk kepentingan masyarakat, seperti menyumbang pembangunan masjid.

Dia menyebutkan, dirinya mengenal Nurdin Abdullah pada sebuah kegiatan di Kabupaten Bantaeng. Secara spesifik, Petrus mengakui pernah memberi sumbangan untuk pembangunan masjid di kawasan Pucak, Kabupaten Maros. 

"Pada waktu itu kami diundang peletakan batu pertama. Dari ajudan Syamsul Bahri, bilang mau minta bantuan, saya langsung minta rekening dan saya langsung transfer ke rekening yayasan," terang Petrus di depan majelis hakim. 

Petrus menyebutkan, pemberian bantuan itu atas permintaan ajudan bernama Syamsul Bahri. "Saya berikan Rp100 juta, saya transfer ke rekening yayasan masjid, bukti transfer saya kasih ke Syamsul Bahri. Setelah itu tidak ada lagi," tegas Petrus. 

Pengusaha lain yang jadi saksi dalam persidangan yaitu Thiawudy Wikarso dari PT Kristal Mandiri, mengakui, memberikan sumbangan untuk pembangunan masjid sebesar Rp100 juta. 

"Disampaikan  pak Petrus mau sumbang masjid 100 juta, saya spontanitas  langsung ikut juga. Saya memberikan secara transfer lewat Bank Sulselbar, saya transfer 50-50. Selain itu tidak ada lagi," ujar Thiawudy. 

Dia menyebutkan, transfer uang dilakukan oleh security perusahaannya. Kendati demikian, Thiawudy menyebutkan, dirinya tidak pernah berhubungan dengan ajudan NA yang bernama Syamsul Bahri. 

JPU Andi Asri pada persidangan tersebut menghadirkan 3 saksi: 2 orang kontraktor dan seorang dari perbankan BPD Sulselbar.

Adapun saksi saksi yang dihadirkan yaitu,

1. Thiawudy Wikarso (Kontraktor)

2. Petrus Yalim Direktur PT Putra Jaya

3. Resky Anggraeni (Perbankan)

Inilah rekaman fakra persidangan dari pemeriksaan para saksi tersebut:

JPU bertanya kepada Petrus Yalim Direktur Putra Jaya: apakah saksi mengenal Nurdin Abdullah?

– Saksi: saya kenal.

– JPU: dimana saksi kenal

– Saksi: pada saat menjabat bupati bantaeng yang diperkenalkan oleh Amin.

– JPU: apa maksudnya anda diperkenalkan

– Saksi: saya punya alat berat pak.

– JPU: apakah ada pengaruh dari perkenalan dengan Nurdin Abdullah?,

– Saksi: kami awal awalnya dapat pekerjaan

– JPU: perusahaan bergerak dibidang apa?,

- Saksi: konstruksi pak

– JPU, apakah PT Putra Jaya pernah mengerjakan proyek Pemprov Sulsel

– Saksi: pernah pak pada tahun 2020 dua paket dan tahun 2021 dua paket

– JPU: apakah pernah memberi sesuatu kepada Nurdin Abdullah

– Saksi: tidak pernah pak.

– JPU: apakah pernah memberi bantuan?,

– Saksi: pernah pak, untuk bantuan masjid.

– JPU: Bagaimana caranya saksi memberi bantuan masjid?

– Saksi: Syamsul Bahri yang datang, katanya kita mau bangun masjid, secara spontan saya minta nomor rekeningnya pada peletakan batu pertama pembangunan masjid

– JPU: siapa lagi yang hadir?,

– Saksi: pak Thiawu. pak.

– JPU, Siapa yang minta?,

– Saksi: Syamsul Bahri pak, kemudian saya dikasih nomor rekening, lalu saya transfer ke rekening yayasan masjid.

– JPU: pernah kah Nurdin Abdullah minta bantuan?,

– Saksi: tidak pernah pak, kecuali untuk bantuan kemasyarakatan.

– JPU: sewaktu gubernur, apakah Nurdin Abdullah pernah meminta bantuan?,

– Saksi: tidak, kecuali bantuan masjid, dan saya juga bantu gereja pak.

– JPU: selain gubernur,

– Saksi: pak gubernur tidak pernah minta pak.

– JPU: Seandainya bukan gubernur, apakah kamu kasih

– Saksi: iya pak


Kesaksian Thiawudy Wikarso (Kontraktor)

– JPU:  apakah saksi kasih juga?

– Saksi: iye pak, saya juga langsung nyumbang.

– JPU: apakah sumbangan saksi diketahui oleh karyawannya?,

– Saksi: saya hanya pemegang saham

– JPU: apakah perusahaan anda dapat pekerjaan di Pemprov Sulsel?,

– Saksi: iya pak, dengan mengikuti tender. Tapi penandatangan kontrak tidak cair, sehingga saya hentikan PT Tiga Bintang

– JPU: apakah selalu bersama Petrus

– Saksi: iya pak, Karena saya ketua,

– JPU, siapa lagi yang menyumbang?,

– Saksi: Saya tidak tahu pak, apakah pak Robert menyumbang atau tidak pak.

– JPU: pak Robert menyumbang?,

– Saksi: saya tidak tahu pak.

– JPU: pernahkah berhubungan dengan Syamsul Bahri?,

– Saksi: tidak pak

– JPU, selain itu, ada lagi sumbangan lain ke Nurdin Abdullah?,

– Saksi: tidak pak


Kesaksian Resky Anggraeni (Perbankan)

– JPU: Apakah pernah menyumbang?

– Saksi: pernah pak, pada waktu itu ada tamu

– JPU: berapa nilainya?,

– Saksi: 100 juta pak

– JPU: dalam bentuk apa

– Saksi: dalam bentuk cash.

– JPU: kenal dengan orang itu?,

– Saksi: tidak pak

– JPU: atas nama siapa

– Saksi: atas nama saya

– JPU: apakah ada perintah untuk nama saudara

– Saksi: tidak pak

– JPU: bagaimana ciri ciri orang itu?,

– Saksi: berbadan tinggi.

– JPU: apakah orang itu kenal dengan Dirut, Amri Mauraga?

– Saksi: tidak tahu pak

– JPU: setelah dapat uang kemana orang itu

– Saksi: ke ruangan pak Dirut pak.


Pertanyaan JPU lainnya kepada Petrus Yalim (kontraktor)

– JPU: saksi menjelaskan pernah dapat kerja dari Pemprov

– Saksi: setiap tahun pak

– JPU: apakah pernah dapat pekerjaan dari Bantaeng?,

– Saksi: bukan saja di bantaeng, tapi diluar Bantaeng juga pak.

– JPU: apakah pernah mendapat info tentang pembangunan masjid?,

– Saksi: pernah, dari Syamsul Bahri, bahwa pak gub mau bangun masjid

– JPU: apakah dapat undangan

– Saksi: iya pak.

– JPU: lewat undangan resmi?,

– Saksi, kurang tahu, yang jelas Syamsul Bahri yang telpon

– JPY: apakah Syamsul Bahri mengatas namakan gubernur, atau masyarakat

– Saksi: saya tidak tahu

– JPU, kenapa membantu?,

– Saksi: yang saya lihat masjid, jadi saya bantu pak.

– JPU: apakah ada proposal pembangunan masjid?,

– Saksi: tidak ada pak.

– JPU: Kamu transfer yah?

– Saksi, iya pak, saya transfer.

– JPU: setelah transfer, apakah kamu kasih tahu Syamsul Bahri?,

– Saksi: iya, dengan melaporkan bukti transfer

– JPU: apakah Thiawu menyumbang ?,

– Saksi: iya pak, saya tahu pak pasti menyumbang

– JPU: apakah tidak pernah memberitahu Syamsul Bahri, bahwa Thiawu akan menyumbang?

– Saksi: iya pak, 100 juta.

– JPU, kapan?

– Saksi: setelah saya menyumbang, Thiawu juga menyumbang

– JPU: apakah kenal Edy Rahmat

– Saksi, kenal pak

– JPU: pernah minta Edy Rahmat?,

– Saksi: pernah, uang operasional.

– JPU: kenal ibu sari?,

– Saksi: tidak kenal, cuma tahu

– JPU: pegawai yah?,

– Saksi: iya, tapi saya tidak tahu jabatannya pak

JPU lainnya bertanya.

– JPU: kenal Edy?,

– Saksi: kenal sebagai Sekdis

– JPU: pernah ketemu ibu sari

– Saksi: pernah dikantornya.

– JPU: ada nomor telponnya, Edy, Sari dan Nurdin Abdullah?,

– Saksi: ada pak.

– JPU: kenal Agung Sucipto?

– Saksi: iya pak, di bulukumba.

– JPU: semenjak kerja proyek, ada persen yang dikeluarkan?,

– Saksi: tidak ada pak.

– JPU, dapat kerja di bantaeng?,

– Saksi: saya punya alat berat, pasti juga dapat sewa alat pak.

– JPU: ada kerjaan saudara di Bantaeng dan di pomprov?,

– Saksi: pernah pak mengerjakan Rumah Sakit tahun 2013 dan rusunawa di tanjung bunga.

– JPU: yang mana lebih duluan menyumbang masjid atau mengerjakan proyek?,

– Saksi: proyek pak.

– JPU: pernah juga dapat dimana

– Saksi: pernah kerja di selayar pak, yaitu dermaga

– JPU: masih berjalan?,

– Saksi: masih pak.

– JPU, masih ingat nomor rekeningnya?,

– Saksi: lupa pak

– JPU: Pucak itu wilayah apa dan milik siapa?, milik pemerintah, atau masyarakat?,

– Saksi: tidak tahu.

– JPU: pada saat peletakan batu pertama pembangunan masjid, apakah ada masyarakat ?,

– Saksi: kurang tahu pak

JPU lainnya bertanya kepada Thiawudy Wikarso (Kontraktor)

– JPU: pernah dapat proyek di Bantaeng?,

– Saksi: pernah

– JPU: kenal Edy Rahmat?,

– Saksi: kenal

– JPU: kenal ibu sari?,

– Saksi: tahu, tapi tidak kenal pak

– JPU: pernah bertemu?,

– Saksi: pernah sekali.

– JPU: ada nomor telponnya ibu sari?,

– Saksi: tidak pak

– JPU: pernah nyumbang masjid?,

– Saksi: pernah pak 100 juta namun dua kali transfer.

– JPU: kenapa bisa tahu bahwa ada pembangunan masjid?,

– Saksi: karena Pak Nurdin Abdullah memberi sambutan.

– JPU: ada masyarakat yang hadir?,

– Saksi: ada pak.

– JPU: pernah dihubungi Nurdin Abdullah?,

– Saksi: tidak, cuma Wawan

– JPU: ada pak Wawan pada saat peresmian?,

– Saksi: tidak tahu

– JPU: apakah uang itu ditransfer?,

– Saksi: iya pak 2 kali di transfer oleh karyawan pak

– JPU: pada saat karyawan sudah transfer, – apakah kasih tahu Petrus atau Wawan?,

– Saksi:  tidak tahu

– JPU: apakah Nurdin Abdullah tahu?,

– Saksi: tidak tahu pak

– JPU: kenal Syamsul Bahri?,

– Saksi, kenal pak

– JPU: saudara memiliki 2 perusahaan

– Saksi: iya pak, termasuk Grand Maleo hotel.

– JPU: apakah pernah menfasilitasi pemprov?,

– Saksi: tidak tahu

– JPU: dapat proyek pemprov?,

– Saksi: tidak tahu

– JPU: tahun 2021 pernah dapat?,

– Saksi: tidak.

– JPU: tahun 2020

– Saksi: pernah, tapi tidak jadi pak

– JPU: pernah janji persen ke Nurdin Abdullah?,

– Saksi: tidak pak

Jaksa lainnya bertanya kepada Resky Anggraeni (Perbankan)

– JPU: apakah sering melihat orang tersebut keluar masuk diruangan Dirut?,

– Saksi:  tidak

– JPU: apakah setelah menyetor, orang itu masuk ke ruangan Dirut?,

– Saksi: ke ruangan Dirut

– JPU: apakah anda izin ke dirut?,

– Saksi: tidak


JPU lainnya bertanya pada Petrus.

– JPU: terkait masjid, apakah satu lokasi dengan proyek anda?,

– Saksi: disamping pak

– JPU: apa yang dikerja

– Saksi: pengaspalan

– JPU: lokasinya?,

– Saksi: disamping masjid.

– JPU: langsung Syamsul Bahri minta?,

– Saksi: melalui WA

– JPU: terkait sumbangan masjid, CSR

– Saksi: bisa

– JPU: apa berdiskusi dengan perusahaan lain?,

– Saksi: tidak pak.

JPU berikutnya bertanya pada Thiawudy Wikarso (Kontraktor)

– JPU:  apakah sumbangan masjid memakai uang perusahaan?,

– Saksi: pakai uang pribadi dulu pak

– JPU: selain pekerjaan jalan atau jembatan pernah dapat pekerjaan pada saat Nurdin Abdullah menjabat?,

– Saksi: tidak pak

– JPU: di Bantaeng?,

– Saksi: pernah pak.

– JPU: kenapa kamu tahu bahwa perusahaan anda punya uang?,

– Saksi:  saya tahu kalau 100 juta, pasti ada

– JPU: apakah kamu langsung setor ke rekening

– Saksi: iye pak

Kembali JPU berikutnya bertanya kepada Thiawudy Wikarso (Kontraktor)

– JPU: selain Petrus, siapa lagi yang menyumbang masjid?,

Saksi: tidak tahu

– JPU: siapa yang menyumbang?,

– Saksi: saya tidak tahu, yang jelas ada pak Dirut

– JPU: apakah ada pohon durian?,

– Saksi: iya pak.

– JPU: siapa punya?,

– Saksi: kurang tahu pak, mungkin Nurdin Abdullah.

JPU berikutnya bertanya

– JPU: apakah kamu pernah melihat masjid?,

– Saksi: pernah

– JPU: berapa nilai bangunan masjid?

– Saksi: saya tidak bisa menilai

– JPU: apakah ada 200 juta?,

– Saksi: tidak tahu.

Mendengar pertanyaan JPU, maka Ketua Majelis Hakim  Ibrahim Palino menyela pertanyaan jaksa.

– Hakim:  apakah pernah melihat RAB pembangunan Masjid?,

– Saksi:  tidak

Selanjutnya Penasehat Hukum (PH) terdakwa bertanya kepada Petrus.

– PH: sejak tahun berapa menjadi kontraktor?,

– Saksi: tahun 1994

– PH: Kalau mengerjakan proyek, apakah melalui tender?,

– Saksi: iya, tender atau penunjukan

– PH: selama mengenal Nurdin Abdullah jadi bupati, pernah kah Nurdin Abdullah minta bantuan?,

– Saksi: tidak pernah

– PH: apakah pekerjaan anda sesuai prosedur?,

– Saksi: sesuai prosedur.

– PH, selama jadi gubernur, apakah Nurdin Abdullah pernah minta?,

Saksi: tidak

– PH: kenapa bisa menyumbang masjid?,

– Saksi: saya menyumbang karena saya katolik yang mewajibkan kita membantu

– PH: apakah masjid itu sudah selesai?,

– Saksi: tidak tahu.

PH melanjutkan pertanyaannya kepada Thiawudy Wikarso (Kontraktor)

– PH:  apakah pernah ada godaan dari terdakwa?,

– Saksi: tidak

– PH: pernah Nurdin Abdullah minta fee atau persen?,

– Saksi: tidak,

– PH: tidak pernah memberikan sesuatu kepada Nurdin Abdullah?,

– Saksi: tidak,

– PH: pernah menyumbang masjid?,.

– Saksi: pernah, saya jelaskan, saya ketua bidang sosial Tionghoa, yang menentukan CSR saya pak, jadi saya menyumbang masjid.

PH lainnya bertanya Thiawudy Wikarso (Kontraktor)

– PH: kenapa bisa menyumbang masjid?,

– Saksi: atas inisiatif sendiri pak

– PH: Petrus juga menyumbang, kenapa bisa menyumbang?,

Hakim menyela karena pertanyaannya sama.

– PH: kenapa bisa alat beratnya dipucak

– Saksi: kebetulan alat saya di pucak

– PH: siapa yang hubungi?,

– Saksi: Edy Rahmat

Selanjutnya PH Amran Hanis bertanya pada Petrus.

– PH: kapan mengenal Nurdin Abdullah, waktu menjabat bupati,,,, apakah,sebelum mengenal, sudah sering kerja proyek di Pemprov?,

– Saksi: sering pak, sebelum Nurdin Abdullah menjadi bupati, dan sebelum menjadi gubernur.

– PH: saudara saksi, siapa yang menentukan jumlah CSR, maksimal 100 juta?,

– Saksi: itu dari saya, saya yang menentukan

– PH: saksi menentukan sendiri, atau perusahaan?,

– Saksi: saya sendiri

– PH: tujuan menyumbang, apakah mendengar Nurdin Abdullah dalam sambutannya?,

– Saksi: iya, karena masjid diperuntukkan untuk masyarakat umum.

– PH: pada saat pidato, apakah ada arahan dari Nurdin Abdullah untuk menyumbang?,

– Saksi: tidak ada

– PH: apakah saudara saksi mengharapkan setelah menyumbang?,

– Saksi: saya hanya berharap amal dari Tuhan.

– PH: apakah proyek proyek selesai dengan baik?,

– Saksi: semua baik

– PH: ada komplin?,

– Saksi: tidak

– PH: apakah proyek selesai dengan baik?,

– Saksi: proyek sudah selesai dengan baik

– PH: mengenai alat yang kamu pinjamkan, apakah saksi tertekan pada saat peminjam alat?,

– Saksi: tidak, dan tidak disewa dan anggota saya yang pinjamkan, karena persoalan biasa.

Masih PH Amran Hanis bertanya pada Thiawudy Wikarso (Kontraktor)

- PH: apakah sebelum kenal Nurdin Abdullah, sering kerja proyek?,

- Saksi: sering

– PH: apakah pekerjaan selesai?,

– Saksi: iya pak, pekerjaan sudah diterima dengan baik.

– PH:  ada komplin?,

– Saksi: tidak.

PH lainnya bertanya

– PH: apa mendengar Nurdin Abdullah berpidato pada saat peletakan batu pertama pembangunan masjid?,

– Saksi: tidak dengar dengan baik

– PH: apakah Nurdin Abdullah, menyampaikan peruntukkan masjid?,

– Saksi: saya tidak mengikuti dengan baik

– PH: apakah untuk masyarakat?,

– Saksi: untuk masyarakat lalu lalang.

– PH: jumlah sumbangan, siapa yang menekankan?.

– Saksi: saya sendiri, secara spontan menyumbang, karena Petrus yang bilang,

– PH: saksi yakin, sumbangan itu masuk ke rekening panitia masjid?,

Saksi: saya transfer ke rekening yayasan masjid

– PH: apakah saksi berharap sesuatu atas bantuan itu?,

– Saksi: saya tidak berharap sesuatu apapun

PH melanjutkan pertanyaannya kepada Resky Anggraeni (perbankan)

– PH, kenal dengan Nurdin Abdullah?,

– Saksi, kenal, saya mengetahui karena beliau gubernur

– PH, ada seseorang?,

– Saksi, saya menyetor

– PH, setor kemana?,

– Saksi, ke rekening yayasan masjid

PH lainnya bertanya

– PH duluan mana, pekerjaan saudara, daripada masjid?,

– Saksi, duluan pekerjaan pak

– PH, apakah sering memberi CSR?,

– Saksi, saya nyumbang juga di pasang kayu.

Ketua Majelis Hakim, Ibrahim Palino menjelaskan, bahwa Petrus di dalam BAPnya, dimana Syamsul Bahri mengatakan, bahwa bapak Nurdin Abdullah mau bangun masjid, dan saya siap menyumbang.

– Hakim, apakah betul?,

– Saksi Petrus, yang jelas sumbangan itu bukan untuk Nurdin Abdullah.

– Hakim Ibrahim, semenjak kenal dengan Nurdin Abdullah

– Saksi, kata Malkan amin, ke tiawo, Petrus, tolong. Bawa ke Nurdin Abdullah

– Hakim, apakah berlanjut,?,

– Saksi, berlanjut

– Hakim, sering bertemu?,

– Saksi, sering

– Hakim,

– Saksi, Nurdin Abdullah sangat baik, dimana mana bisa ketemu diajak ngomong

– Hakim, kau kenal Nurdin Abdullah, apa ada sesuatu yang terbersit dihati saudara, untuk harapan kedepan?,

– Saksi, jujur ada pak

Hakim, ada tiga pihak, ada Syamsul Bahri, ada Nurdin Abdullah dan ada kamu, apakah sumbangan anda murni karena lillahi taala.

– Saksi, karena ingin beramal pak

– Hakim, kalau banyak yang minta sumbangan, apakah anda kasih?,

– Saksi, Saya kasih pak, tapi mungkin nominalnya berbeda.

– Hakim, apakah karena ada gubernur sehingga anda menyumbang?,

– Saksi, saya menyumbang karena spontan

– Hakim, memberi sumbangan, karena ada gubernur, siapa yang mengundang kamu ke pucak?,

– Saksi, Syamsul Bahri

– Hakim, sebelum berangkat, ke pucak, sudah ada dihati anda untuk menyumbang?,

– Saksi, sudah ada niat untuk menyumbang masjid pak.

– Hakim, bukan untuk pribadi nya pak gub yah, tapi untuk masjid yah?

– Saksi, iya pak, untuk masjid.

Ibrahim Palino bertanya kepada Thiawudy Wikarso (Kontraktor)

– Hakim, siapa yang mengundang anda ke pucak,

– Saksi, Syamsul Bahri pak

– Hakim, sudah tahu, bahwa ada pembangunan masjid

– Saksi, sudah tahu

– Hakim, siapa yang mengundang anda?,

– Saksi, pak gubernur pak

Kemudian Ibrahim Palino bertanya kepada Resky Anggraeni (Perbankan)

– Hakim, waktu itu sebelum masuk kedalam, sudah langsung serahkan nomor rekening?,

– Saksi, iya pak

– Hakim, bagaimana suasananya pak Dirut dengan tamu itu, apakah ada keakraban?,

– Saksi, sepertinya tamu biasa saja pak.

– Hakim, mengapa, kamu terima tamu itu?,

– Saksi, karena tamunya pak Dirut

– Hakim, oh, karena tamunya pak Dirut sehingga, kamu bantu?,

– Saksi, iya pak

– Hakim, apakah ada tertulis, dinomor Rekening?,

– Saksi, ada pak, yayasan masjid.

Setelah itu, Ketua Majelis Hakim Ibrahim Palino bertanya kepada Nurdin Abdullah.

– Hakim:  apakah keterangan saksi-saksi itu benar?,

– Jawab Nurdin Abdullah:  semua keterangan saksi saksi yang mulia sudah benar.

– Hakim:  Apakah ada tambahan?,

– Jawab Nurdin Abdullah:  sudah cukup yang mulia.

Dari keterangan semua saksi saksi, maka dapat disimpulkan, bahwa semua pemberian adalah murni bantuan masjid.

Bukan untuk Kepentingan NA, saksi saksi di persidangan sebut dana CSR murni untuk pembangunan masjid di kawasan Pucak Maros.

Sehingga dakwaan JPU KPK bahwa Nurdin Abdullah (NA) menerima Dana CSR untuk kepentingan pribadinya, dengan tegas telah dibantah oleh saksi saksi yang dihadirkan di persidangan.



1 Komentar

  1. Insya Allah kebenaran akan terungkap dengan sendirinya....

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama