LPPM Universitas Mpu Tantular Menggelar Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Ber-ISBN

Para Narasumber, Moderator dan peserta pelatihan

JAKARTA (wartamerdeka.info) - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Mpu Tantular (UMT) menggelar Workshop atau Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Ber-ISBN secara virtual (zoom meeting), Kamis, 12 Agustus 2021, dari pukul 13.00-15.30 WIB.

ISBN itu diketahui sebagai International Standard Book Number (Nomor Buku Standar Internasional) yang merupakan kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik, atau khusus, baik informasi tentang judul, penerbit, dan kelompok penerbitnya. 

Sebagaimana dijelaskan Ketua Panitia, Dr. (Cand). Drs. Ir. Edison H Manurung, MM., MT., MH., IICD., CST, yang juga Ketua LPPM Universitas Mpu Tantular, pemahaman Penulisan Artikel Ilmiah Ber-ISBN sangat penting bagi kalangan akademisi, terutama mahasiswa tingkat akhir, mulai dari S-1, S-2 hingga S-3. Bahkan lebih penting lagi buat para Dosen, dalam menuliskan hasi-hasil penelitiannya, dalam bentuk buku yang berkualitas untuk jenjang kepangkatan.

Acara dikuti 33 peserta dari berbagai latar belakang jenjang pendidikan dan profesi antara lain: Mahasiswa tingkat akhir (S-1); Mahasiswa S-2 hingga Candidate Doctor, Dosen dan pengusaha konstruksi.  Pelatihan ini didukung oleh Kementerian PUPR dan LPJK.

Pelatihan menghadirkan 3 (tiga) nara sumber kawakan yaitu: Prof. Dr. Manlian Ronald A. Simanjuntak, S.T., M.T., D.Min (Guru Besar Universitas Pelita Harapan); Dr. Rio Christiawan, S.H., M.Hum., M.Kn (Kaprodi Program Doktor (S-3) Universitas Tujuhbelas Agustus ‘45, Jakarta); dan Dr (Cand) Khaeruman Oce, ST., MM., CHRA; (Dosen di Universitas Bina Bangsa Banten) yang juga sebagai CEO Penerbit CV. AA. Rizky (Anggota IKAPI). Sedangkan moderator, dikendalikan langsung oleh Dr. (Cand). Drs. Ir. Edison H. Manurung, MM., MT., MH., IICD., CST.

Dalam paparannya, Prof. Dr. Manlian Ronald A. Simanjuntak, S.T., M.T., D.Min menetapkan topik, Penulisan Artikel Ilmiah. Dia yang menjelaskan 4 (empat) hal penting yang harus dipahami dalam menulis artikel ilmiah yaitu: 1. Menulis dan Meneliti; 2. Kerangka Penelitian; 3. Pembahasan; dan 4. Kesimpulan. 

Dikatakan Prof. Manlian, menulis itu bukan saja hanya sebagai kegiatan pencatatan, namun juga sebagai kegiatan pendokumentasian. Sedangkan tugas meneliti, merupakan proses investigasi yang dilakukan secara aktif, tekun dan sistematis, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan dan merevisi fakta-fakta, mengarah kepada suatu kebaharuan.

Menurut Prof. Manlian, dalam penulisan artikel ilmiah, juga harus memperhatikan media publikasi artikel, dan harus menyesuaikan masing-masing media yang sudah memiliki karakter.

“Penulisan artikel ilmiah, juga dipengaruhi oleh media akhir penerbitan atau penayangannya. Apakah artikel ilmiah tersebut masuk dalam buku cetakan (yang ber-ISBN), jurnal ilmiah (ISSN), media cetak koran, tabloid, majalah, media online atau media sosial. Tentu masing-masing media memiliki karakter yang berbeda-beda. Maka hasilnya akan disesuaikan oleh para editornya, termasuk masalah space-nya,” ungkapnya.

Hal lain yang menjadi perhatian penting adalah soal isu artikel yang akan ditulis. Tentu apakah berkaitan dengan misalnya, Globality, yang berciri Integrasi; Industri 4.0 yang berbasis digitalisasi Artificial Inteligence dan big data; atau Industrial 5.0 berbasis Society (harmony human dengan nature); atau Industrial 6.0 yang berbasis Environmental; atau soal Sustainability; bahkan soal Technology.          

Prof. Manlian yang juga sebagai Koordinator Bidang V Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kementerian PUPR periode 2021-2024 ini menjelaskan berbagai hal penting dalam Kerangka Penelitian, seperti penggunaan Metodologi Penelitian, Proses Penelitian, Metode Pengambilan Data (kwalitatif atau kwantitatif); Instrumen yang digunakan (berkaitan data primer atau sekunder). 

Sedang mengenai Pembahasan, dijelaskan soal Analisisnya, yakni bagaimana Research Analysis-nya, Improvement Analisys, dan Novelty Analysis; hingga persiapan untuk penulisan di buku ber-ISBN atau jurnal Nasional. Demikian juga dijelaskan hingga pengambilan Kesimpulan yang harus menjawab permasalahan. 

Ada pernyataan yang menarik dari Guru Besar bidang Manajemen Proyek yang meraih gelar Profesor di usia 34 tahun ini, soal temuan penelitian dan kebaharuan dalam hasil penelitian.

“Hanya Tuhan Maha Penciptalah yang mampu membuat dari yang tidak ada menjadi ada. Tapi dalam konsep penelitian, itu tetap dari yang ada, menjadi ada temuan. Kebaharuan dalam penelitian itu, dari yang ada kemudian diada-adakan,” tuturnya mengakhiri paparan.

Sementara nara sumber Dr. Rio Christiawan, S.H., M.Hum., M.Kn yang sudah banyak menulis buku tentang hukum, menjelaskan bagaimana menulis artikel Ilmiah, agar sesuai peruntukannya. Sebab, artikel ilmiah yang ditulis dalam buku ber-ISBN, itu satu nomor dan satu judul, sedangkan untuk ISSN (International Standard of Serial Number), merupakan terbitan berkala yang didalamnya ada beberapa judul. 

Dr. Rio juga menjelaskan perbedaan Buku Referensi, Buku Monograf dan Buku Ajar yang masing-masing punya kekhususannya. Dalam penelitian, buku referensi yang biasanya memuat teori yang digunakan 10 tahun terakhir, karena akan berkaitan pula dengan kebaharuan yang dibutuhkan dalam hasil penelitian.

Dalam pola penulisan artikel, Rio juga menegaskan, adanya perbedaan dalam gaya menulis artkel di jurnal dengan buku yang berformat ISBN. 

“Bahwa segmen pembaca di jurnal itu umumnya sudah banyak mengerti, sehingga tidak perlu dijelaskan lagi terlalu basic. Sedangkan kalau menulis buku yang berformat ISBN, harus dijelaskan sedetail-deteailnya, mulai dari defenisi atau pengertiannya, hingga detail di setiap pengembangan dan hasil temuannya,” ungkapnya.

Sedangkan dalam hal kemudahan pemasaran buku, menurutnya ada hal yang biasanya perlu menjadi pertimbangan yaitu soal kredensial dari penulis.

“Artinya, semakin banyak referensi penulis, misalnya, mengajar di beberapa perguruan tinggi bergengsi, sering menjadi nara sumber Seminar atau Webinar, sering dipubikasikan media, atau namanya tidak sulit dicari di Google, atau diketahui soal ketokohannya, maka bukunya akan lebih mudah diterima masyarakat. Istilahnya ya, ‘the song and the singer,’ itu sangat pengaruh,” tandasnya.

Sementara tips dan trik dalam menulis buku itu hendaknya harus sesuai dengan latar belakang keilmuan atau pengetahuan serta pengalamannya, serta perlu kesabaran.       

“Jangan menulis buku yang tidak sesuai dengan latar belakang keilmuan atau pengetahuan serta pengalaman anda sebagai penulis. Bukan tidak bisa menulis yang lainnya, tapi tentu jadi kurang pas. Satu lagi, kita sebagai penulis harus panjang sabar, dan jangan sekali-kali merasa paling pintar, bahkan mau mengalahkan editor penerbit, misalnya. Kita juga harus terbuka dengan masukan-masukan maupun kritikan,” pungkasnya.

Adapun nara sumber terakhir, Dr. (Cand) Khaeruman Oce, ST., MM., CHRA menjelaskan soal ISBN yang diurus ke Perpustakaan Nasional (Perpunas) R.I, dan ISSN yang diurus ke Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dengan berbagai persyaratan masing-masing.

Khaeruman juga menjelaskan macam-macam penerbitan yang terdiri dari 3 (tiga) kategori yaitu: 1. Penerbit Mayor, yaitu memiliki jaringan dan jangkauan Nasional, seperti PT. Gramedia; 2. Penerbit Indie (Self Publishing), yang cenderung mengurus segala keperluan penerbitan sendiri, mulai dari layout, editing, bahkan hingga memasarkan karya penulisnya, seperti: CV. AA. Rizky; dan 3. Penerbit Vanity (Vanity Publisher), yang memiliki beberapa kesamaan dengan penerbit indie, meski ada juga penerbit indie yang menerima naskah gratis, dengan fasilitas yang tak kalah dari penerbit mayor.

Sedangkan dalam hal jurnal, menurutnya ada 5 (lima) kategori yaitu: 1. Jurnal Penelitian; 2. Jurnal Cetak (umumnya dibuka untuk para dosen, peneliti dan mahasiswa yang tertarik melakukan penelitian); 3. Jurnal Online (Jurnal online bisa jurnal cetak yang dionlinekan, bisa jurnal yang di upload melalui website jurnal ataupun melalui website institusi); 4. Jurnal Lokal (apabila jurnal tersebut dibuat oleh banyak penulis, dari instansi yang sama); 5. Jurnal Nasional (jurnal ditulis dalam lingkup nasional, dan tidak hanya ditulis penulis dalam negeri); dan 6. Jurnal Internasional (Jurnal yang menggunakan bahasa internasional, yaitu bahasa Inggris, dan diikuti penulis dari universitas seluruh dunia).

Khaeruman juga menjelaskan skema alur pembuatan dan penggunaan buku yang dimulai dari proses penelitian kemudian pembuatan buku, hingga klasifikasi penggunaan buku sesuai dengan sifat bukunya. Karya ilmiah juga dibedakan untuk Jurnal Penelitian dengan Jurnal Abdimas (Pengabdian Masyarakat). 

Usai paparan ketiga nara sumber, moderator Edison memberi kesempatan beberapa peserta yang ingin bertanya, termasuk membacakan pertanyaan di chat room. Dari animo peserta yang berkembang, panitia akan mempertimbangkan untuk menggelar kembali pelatihan penulisan yang berbasis bidang-bidang ilmu tertentu secara bergantian. (DANS)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama