PPSDM Kemendagri Gelar Podcast Bahas Filosofi Budaya Wayang Dalam Membangun Kepemimpinan Humanis

YOGYAKARTA (warramerdeka.info) - Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Regional Yogyakarta menggelar podcast yang membahas pesan filosofi budaya pewayangan dalam membangun moral kepemimpinan humanis, Rabu (16/3/2022). 

Agenda ini dihelat guna memberikan pemahaman filosofi cerita pewayangan kepada masyarakat, terutama aparatur sipil negara (ASN) mengenai nilai moral kepemimpinan.

Widyaiswara Ahli Utama PPSDM Regional Yogyakarta Subangkit Mulyono menjelaskan, budaya wayang mengandung tiga makna. Pertama, sebagai tontonan meliputi aksi heroism, humor, humanity, serta roman. Kedua, sebagai tuntunan, yakni mengandung nasehat moralitas dan etika. 

Sedangkan yang ketiga sebagai tatanan, aturan, regulasi, dan pedoman hidup manusia. Subangkit mengisahkan, sejak kecil dirinya diberikan cerita pewayangan oleh kedua orang tuanya, yang kemudian membentuk karakter kuat dalam dirinya.

Dia menambahkan, berbagai nilai yang terkandung di dalam pewayangan relevan dengan core values ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Subangkit membeberkan, nilai-nilai tersebut sejalan dengan karakter tokoh pewayangan dari cerita epos Ramayana.

Misalnya, nilai akuntabilitas ditunjukkan dengan upaya Kumbokarno membela Kerajaan Alengka, kompeten dengan Hanoman yang sakti, serta harmonis terlihat dari Wibisana yang mengatur Senapati menghadapi musuh. 

Selain itu, loyal yang digambarkan Lesmana yang setia pada negara meski mengalami tuduhan makar, adaptif dari Wibisana yang dapat menyesuaikan diri dengan kerajaan Pancawati, serta kolaboratif dari peristiwa kemenangan Kerajaan Pancawati yang bekerja sama dengan Kerajaan Kera dalam menghadapi Kerajaan Alengka.

Subangkit menuturkan, dalam konteks kepemimpinan, ASN diminta untuk mencontoh sosok Semar. Pasalnya, Semar dapat menjalin komunikasi dengan berbagai pihak, Selain itu, Semar juga mampu memberi motivasi, strategi, serta guru spiritual agar selalu menjunjung tinggi nilai religius. 

Subangkit menilai, core values ASN BerAKHLAK dan nilai-nilai budaya pewayangan dapat menjadi fondasi bagi pemimpin. Terlebih, aspek-aspek tersebut telah menjadi sifat dasar manusia seperti moral, kolaborasi, empati, harmonis, dan sebagainya. 

Di akhir paparannya, Subangkit mengajak berbagai pihak untuk lebih peduli dengan budaya wayang. Terlebih saat ini budaya wayang dinilai mulai banyak ditinggalkan. Padahal wayang merupakan salah satu warisan budaya nasional yang memiliki pesan moral kebaikan. 

Dirinya berharap agar para ASN dapat belajar filosofi kepemimpinan dari budaya wayang. Dengan demikian, ASN dapat menjalankan tugas yang diberikan kepadanya secara optimal, baik dalam hal melayani publik, menjalankan kebijakan publik, hingga menjadi perekat dan pemersatu bangsa. (A)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama