Komisi II DPR bersama Kementerian Dalam Negeri dan KPU menyetujui masa pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden untuk Pilpres 2024 dilaksanakan pada 19-25 Oktober 2023. --- Presiden Jokowi: Kekuatan Besar NU Perlu Dikonsolidasi, Kualitas Ditingkatkan --- Menkopolhukam Mahfud MD mendukung rencana mempercepat jadwal pendaftaran capres dan cawapres menjadi 10-16 Oktober 2023, yang sebelumnya 19 Oktober hingga 25 November 2023. --- Komisi II DPR RI akan mengundang KPU RI membahas draft PKPU tentang wacana percepat pendaftaran pasangan Capres-Cawapres 2024. --- Rencana pendaftaran Capres Cawapres dipercepat, PKB dukung bila KPU Siap --- Elektabilitas bakal calon presiden Anies Baswedan dan wakil presiden Muhaimin Iskandar mengalami kenaikan di Jawa Timur, seminggu setelah deklarasikan sebagai pasangan --- Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) semakin santer disebut sebagai kandidat pendamping Ganjar Pranowo --- Lembaga riset internasional Ipsos Public Affairs merilis hasil elektabilitas tiga nama calon presiden (capres) di Pilpres 2024, Rabu (6/9/2023)/ Ganjar 40,12%, Prabowo 37,21%, Anies 22,67%. --- okowi Bantah Isu Prabowo Cekik Wamen di Istana: Masa Nyekek?

Presiden Joko Widodo meninjau progres penanganan Inpres Jalan Daerah (IJD) di Desa Agro Mulyo, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, pada Sabtu (23/9/2023). (Foto: BPMI Setpres). Berita.....
Tampilkan postingan dengan label Nasional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nasional. Tampilkan semua postingan

21/09/23

Presiden Joko Widodo Akan Hadiri Apel Akbar Pasukan Kokam di Stadion Manahan


JAKARTA (wartamerdeka.info) - Presiden Joko Widodo tiba di Pangkalan TNI AU Adi Soemarmo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, Rabu (20/9/2023), sekitar pukul 15.00 WIB, untuk melakukan kunjungan kerja. Kedatangan Presiden disambut langsung oleh Pj. Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Widi Prasetijono, Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi, dan Danlanud Adi Soemarmo, Marsma TNI Ridha Hermawan.

Dari bandara, Presiden beserta rombongan langsung melanjutkan perjalanan menuju Stadion Manahan, Kota Surakarta. Di sana, Kepala Negara diagendakan untuk menghadiri Apel Akbar Pasukan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam).

Presiden direncanakan bermalam di Surakarta untuk melanjutkan kegiatan kunjungan kerja pada keesokan harinya, Kamis (21/9/23).

Sebelumnya, Presiden dan rombongan lepas landas dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma dengan menggunakan Pesawat Boeing 737-400 TNI AU, sekitar pukul 13.50 WIB.

Turut mendampingi Presiden dalam penerbangan menuju Provinsi Jawa Tengah yaitu Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Militer Presiden Laksda TNI Hersan, Komandan Paspampres Mayjen TNI Rafael Granada Baay, dan Staf Khusus Presiden Sukardi Rinakit. (BPMI Setpres) (Foto:BPMI Setpres/Muchlis Jr)

19/09/23

Hadapi Ancaman Perubahan Iklim, Presiden Ajak Semua Pihak Jaga Lingkungan


Ancaman perubahan iklim sudah nyata dan dirasakan oleh semua negara di dunia, antara lain menyebabkan terjadinya krisis pangan. Selain itu, kerusakan lingkungan juga terjadi di sejumlah lahan baik di lahan hutan hingga mangrove. Untuk itu, Presiden Joko Widodo mengajak semua pihak untuk mewaspadai hal tersebut dan bersama-sama menjaga lingkungan sekitar, antara lain dengan menggiatkan kembali reboisasi atau penanaman pohon.

“Saya titip kepada para pegiat lingkungan, kepada para ketua adat, kepada kelompok perhutanan sosial, para penyuluh agar kita giatkan kembali rehabilitasi hutan, perbaikan hutan. Pemerintah bersama-sama dengan masyarakat, para pegiat lingkungan mulai, nanti kalau musim hujan datang, semua nanam pohon. Setuju?” ujar Presiden Jokowi saat menyampaikan sambutannya pada acara Festival LIKE (Lingkungan, Iklim, Kehutanan, Energi EBT) Road to COP28 UAE 2023 yang digelar di Indonesia Arena, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (18/9/2023). (Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr)

14/08/23

Ketua MPR RI: Hadirkan Utusan Golongan MPR Untuk Mengakhiri Disharmoni Warga Bangsa

Dr. H. Bambang Soesatyo, S.E., S.H., M.B.A.: Ketua MPR RI/Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Alumni Doktor Ilmu Hukum UNPAD/Dosen Tetap Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Borobudur Jakarta, Universitas Terbuka dan Universitas Perwira Purbalingga (UNPERBA)

Sistem ketatanegaraan Indonesia harus berkekuatan merekat. Eksistensi Utusan Golongan dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sejatinya adalah refleksi keutuhan dari semua elemen bangsa yang Bhineka Tunggal Ika.

Namun kini, terbukti eliminasi Utusan Golongan dari MPR RI melalui amandemen konstitusi nyata-nyata telah  memperlemah fungsi dan sistem ketatanegaraan sebagai perekat kebhinekaan.
Sudah cukup lama sebagian warga bangsa merasakan disharmoni dalam dinamika kehidupan bersama. Pun, sudah menjadi fakta pula bahwa kecenderungan itu terjadi karena menggejalanya reduksi akan semangat merawat hakikat persatuan dan kesatuan. Ada begitu banyak contoh kasus di akar rumput yang memberi gambaran nyata tentang disharmoni itu. 
 
Warisan leluhur tentang nilai-nilai saling peduli dan semangat gotong royong mulai terkikis. Guyub dan rukun sebagai akar budaya dan kearifan lokal yang selalu  mempertemukan keragaman budaya bangsa pun sering terkoyak hanya karena beda pandangan, beda keyakinan serta beda pilihan politik. Santun dalam laku dan tutur yang menjadi ciri dan karakter warga bangsa di masa lalu pun nyaris langka.

Disharmoni terjadi karena pengingkaran terhadap Pancasila sebagai falsafah kehidupan berbangsa-bernegara. Sebagaimana diketahui, semua warisan nilai luhur yang digali dari akar budaya dan kearifan lokal semua komunitas bangsa itu telah dirumuskan dalam Lima Sila Pancasila. Akar budaya dan kearifan lokal semua komunitas anak bangsa sejatinya menjunjung tinggi keluhuran ajaran agama, nilai-nilai  kemanusiaan , kesetaraan dan keadilan, serta prinsip kebaikan bersama yang terkandung pada semua adat istiadat.

Penghayatan terhadap nilai luhur itulah yang membentuk kepribadian dan standar moral semua komunitas anak bangsa. Itu sebabnya sejarah peradaban manusia kemudian mencatat citra masyarakat Indonesia itu sebagai komunitas bangsa yang ramah dan santun, pun kental dengan tradisi ketimuran. Lebih dari itu, akar budaya semua komunitas anak bangsa dengan kearifan lokalnya masing-masing pun dikenal bijaksana dalam berinteraksi dengan lingkungan alam sebagai rahim kehidupan.

Karena pengingkaran, warisan nilai luhur itu nyaris langka dalam dinamika hidup keseharian bersama dewasa ini. Demokrasi, kebebasan berpendapat hingga perubahan zaman bukan menjadi faktor pendorong masyarakat untuk tidak lagi menerima dan mengejawantahkan nilai-nilai luhur itu.  

Pengingkaran dilakukan karena sejumlah kelompok masyarakat mengadopsi dan menghayati pandangan lain yang tidak sejalan dengan falsafah Pancasila. Dengan mengumandangkan pandangan lain yang diimpor itu, kelompok-kelompok itu kemudian merongrong dan mengguncang persatuan dan kesatuan warga bangsa, karena pandangan lain itu menimbulkan pro-kontra di ruang publik.

Ekses lanjutan yang tampak begitu nyata di permukaan adalah terbentuknya sekat-sekat dalam masyarakat.  Disharmoni pun mengemuka karena antar-sekat kelompok masyarakat itu lebih sering saling menghina, menista, mempersekusi hingga menyemburkan hoaxs.

Untuk merespons fakta disharmoni itu, berbagai inisiatif telah diupayakan oleh negara cq pemerintah,  oleh organisasi-organisasi kemasyarakatan, dan oleh para tokoh atau figur-figur yang menjadi panutan sejumlah komunitas. Semua inisiatif itu pun telah diwujudnyatakan dengan menggelar banyak forum pertemuan, dialog dan juga kerja sama program. Sayangnya, buah dari semua upaya itu hanya terwujud pada harmoni di tingkat elit.

Sebaliknya, di akar rumput, nyaris tak berdampak. Ruang publik, hingga hari-hari ini, tetap saja marak dengan persekusi antar-komunitas dan antar-individu, semburan hoaxs hingga perilaku intoleran.

Bahkan, masih saja ada kelompok-kelompok yang terus memusuhi negara-bangsa sendiri dengan perilaku menolak hormat pada simbol-simbol negara. Pun, sudah ada sejumlah bukti yang menunjukan paham radikalisme telah menyusup ke  tubuh birokrasi negara.

Disharmoni ini sudah berlangsung begitu lama. Mengacu pada rentang waktu usia permasalahannya, dapat dikatakan bahwa warga bangsa ibarat masih terus terperangkap pada persoalan disharmoni. Bahkan ketika zaman telah berubah --yang ditandai dengan digitalisasi pada berbagai aspek kehidupan warga bangsa belum mendapatkan rumusan yang efektif untuk menghakhiri sekat-sekat itu.

Dishamoni hendaknya tidak dibiarkan tereskalasi.  Maka, diperlukan upaya dan daya tambahan. Cukup ideal  adalah pendekatan dari aspek ketatanegaraan. Sebab, sejatinya, sistem ketatanegaraan haruslah memiliki kekuatan sebagai perekat kebhinekaan warga bangsa. Dengan begitu, berkembangnya aspirasi agar negara-bangsa segera menghadirkan kembali Utusan Golongan di MPR menjadi relevan.

Agar semua terwakili, struktur Utusan Golongan  di MPR hendaknya merefleksikan keutuhan semua elemen bangsa yang Bhineka Tunggal Ika. Negara-bangsa akan menugaskan Utusan Golongan di MPR peduli dan fokus mencari rumusan yang efektif untuk merespons disharmoni warga bangsa.

Melalui perutusannya di MPR, setiap golongan dalam masyarakat mendapat ruang dan waktu menyuarakan aspirasi masing-masing. Melalui permusyawaratan perwakilan itu, ditumbuhkan semangat untuk merekatkan kembali persatuan dan kesatuan warga bangsa, setelah didahului dengan kesepakatan mengakhiri disharmoni. Dengan demikian, selain relevan, menghadirkan kembali Utusan Golongan di MPR memang ada urgensinya.

Sebagaimana diketahui, empat kali amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) membawa perubahan besar dalam sistem ketatanegaraan. Termasuk perubahan sistem dan lembaga perwakilan politik di Parlemen, khususnya di lembaga MPR RI. Sebelum amandemen keempat, keanggotaan MPR RI terdiri dari anggota DPR, Utusan Daerah, dan Utusan Golongan. Setelah amandemen keempat, keanggotaan MPR RI hanya terdiri dari anggota DPR RI sebagai representasi partai politik, dan anggota DPD RI sebagai representasi kepentingan daerah. Sedangkan Utusan Golongan dihapuskan.

Ketika pimpinan MPR melakukan silahturahmi kebangsaan dengan para tokoh dari berbagai elemen dan komunitas warga bangsa sejak tahun 2019, salah satu aspirasi yang mengemuka adalah urgensi Utusan Golongan di MPR.

Para tokoh bangsa berpendapat bahwa unsur Utusan Golongan patut dipertimbangkan untuk hadir kembali dalam keanggotaan MPR RI. Aspirasi ini sudah disuarakan oleh PP Muhammadiyah, PBNU, Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia, dan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia, serta berbagai organisasi kemasyarakatan lainnya.

Di sela-sela kegiatan masyarakat mempersiapkan perayaan memperingati hari Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2023 nanti, segenap warga bangsa diingatkan kembali bahwa disharmoni masih menjadi persoalan yang tak boleh diabaikan. Untuk merespons persoalan ini, urgensi kehadiran Utusan Golongan di MPR praktis tak terbantahkan. Sebab, Utusan Golongan di MPR setidaknya bisa menjalankan peran dan fungsinya sebagai salah satu solusi merekatkan kembali persatuan dan kesatuan warga bangsa.(sumber:situs mpr.go.id/josep)

10/08/23

Tidak Ada Negara Dapat Menghentikan Program Hilirisasi

Presiden Joko Widodo memberikan keterangan di hadapan awak media di Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta, Kamis (10/8/2023). (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

JAKARTA (wartamerdeka.info) - Pemerintah tidak akan menghentikan program hilirisasi industri terhadap bahan-bahan mineral setelah memutuskan menghentikan ekspor nikel dalam bentuk bahan menta akan melanjutkan untuk bahan mineral lain seperti tembaga dan bauksit

Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo dalam keterangannya di hadapan media di Stasiun LRT Dukuh Atas, Jakarta, Kamis (10/8/2023).

“Hilirisasi tidak akan berhenti. Hilirisasi setelah nikel stop kemudian masuk ke tembaga, ke copper, nanti masuk lagi ke bauksit, dan seterusnya,” ujar Presiden Jokowi

Lebih lanjut, Presiden juga menegaskan tidak ada negara maupun organisasi internasional yang dapat menghentikan keinginan Indonesia untuk melakukan hilirisasi, karena hilirisasi akan mendongkrak nilai tambah di dalam negeri.

“Memang siapa pun, negara mana pun, organisasi internasional apa pun, saya kira enggak bisa menghentikan keinginan kita untuk industrialisasi, untuk hilirisasi dari ekspor barang mentah ke barang setengah jadi atau barang jadi karena kita ingin nilai tambah ada di dalam negeri,” tegasnya.

Kepala Negara mencontohkan, saat nikel diekspor dalam bentuk bijih atau bahan mentah, nilai yang diperoleh negara hanya sekitar Rp17 triliun. Namun, setelah dilakukan hilirisasi dan industrialisasi terhadap produk nikel, nilainya melonjak menjadi Rp510 triliun sehingga secara otomatis juga meningkatkan pendapatan negara melalui pajak.

“Bayangkan saja kita negara itu hanya mengambil pajak dari Rp17 triliun, sama mengambil pajak dari Rp510 triliun gede mana? Karena dari situ hilirasi bisa mendapatkan PPn, PPh badan, PPh karyawan, PPh perusahaan, royalti, bea ekspor, penerimaan negara bukan pajak. Semuanya ada di situ. Coba dihitung saja dari Rp17 triliun sama yang Rp510 triliun gede mana,” jelasnya. (BPMI Setpres)

09/08/23

Joko Widodo: REI Harus Bantu Rakyat Rumah Sehat dan Layak


JAKARTA (wartamerdeka.info)- Real Estate Indonesia (REI) harus terus memperkuat kolaborasi dengan pemerintah dan bantu rakyat kecil untuk memiliki hunian sehat dan layak dengan Program Sejuta Rumah.

Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) REI XVII, yang digelar di Grand Ballroom Hotel Sheraton Gandaria City, Jakarta, pada Rabu (9/8/2023)

Selain itu, Presiden mengingatkan pentingnya memperhatikan dampak sosial dan lingkungan dalam membangun sebuah kawasan perumahan. Presiden tidak ingin pembangunan kawasan perumahan baru justru menimbulkan masalah bagi kawasan lain di sekitarnya.




“Jangan sampai setelah ada pembangunan sebuah kawasan perumahan misalnya kampung di dekatnya air sumurnya kering, area kampungnya jadi banjir, tolong betul-betul dilihat hal-hal seperti ini. Sampahnya juga tolong disiapkan di kawasan-kawasan perumahan,” tutur Presiden.

Presiden berharap, Munas REI ke-XVII dapat merumuskan langkah-langkah strategis dalam rangka menyikapi peluang dan tantangan yang dihadapi industri properti di Tanah Air dan ingin agar Indonesia memiliki sejumlah kota yang berbeda antara satu dan lainnya.

“Jadi tematik, tidak semua kota sama. Mungkin REI bisa merumuskan langkah-langkah strategis menuju ke sana,” ucap Presiden.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden turut menyampaikan apresiasi kepada REI yang anggota-nya terus berkembang sangat pesat dari 300 perusahaan pada tahun 1972 menjadi 6.400 perusahaan saat ini. Bahkan, REI juga mengakomodasi berbagai perusahaan dari skala kecil hingga besar.

“Perkembangannya sangat pesat sekali, sangat pesat sekali. Dan isinya mulai dari yang kelas kakap ada, kelas sedang ada, kelas kecil sampai kelas teri ada semuanya. Semua difasilitasi dan diterima oleh REI,” ucap Presiden.

Turut mendampingi Presiden dalam acara tersebut adalah Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, dan Ketua Umum DPP REI Totok Lusida. (sumber: situs www.presidenri.go.id/josep)

06/08/23

Stadion GBK Bergetar Setelah Dinyatakan Indonesia GWR

JAKARTA (wartamerdeka.info)- Suara gemuruh dari ribuan kaum perempuan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Sabtu malam, menandakan kegembiraan setelah sebelumnya Sonia, penilai dari Guinness World Records (GWR), mengumumkan Indonesia telah mencapai GWR dengan 15.110 orang pemain Angklung.

Tidak terkecuali, Presiden Joko Widodo yang ketika itu hadir menyaksikan pengumumannya, bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin nampak ikut larut dalam situasi perolehan GWR, dan turut hadir juga dari Kabinet Indonesia Maju.

Sertifikat rekor dunia itu diserahkan kepada Tri Tito Karnavian, Ketua Panitia mewakili Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) sebagai penyelenggara kegiatan. Sertifikat selanjutnya, rencana akan diserahkan kepada Ibu Negara Iriana Joko Widodo.

Tri Tito Karnavian (Ketua Panitia)

Tri Tito Karnavian menjelaskan dari 15.110 pemain angklung terdiri dari berbagai elemen masyarakat, termasuk lembaga-lembaga Negara, lembaga masyarakat, organisasi perempuan dan lainnya.

“Ini prakarsa Negara Ibu Iriana Joko Widodo. Beliau sangat mencintai angklung yang sudah diakui UNESCO pada tahun 2020. Semoga akan menambah semangat para pengusaha atau pengrajin angklung yang sejak Covid 19 lalu lesu,” kata Tri, yang mengaku Ibu Negara menginginkan angklung bangkit kembali.

Lagu yang dilantunkan para peserta, Berkibarlah Benderaku ciptaan Saridjah Niung dan lagu Internasional Wind of Change yang dipopulerkan Band Rock Scorpions.

Rekor dunia itu memecahkan rekor sebelumnya yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar RI untuk Amerika Serikat dan Badan Kerjasama Penanaman Modal (BKPM) di Washington DC tahun 2011. Sebanyak 5.182 orang dari berbagai bangsa berhasil mencetak rekor dunia pada acara tersebut. (sumber:youtube@sekretariatnegara/josep)

02/08/23

Sebanyak 250 Pengrajin Batik Ikuti Pameran Batik di Jakarta


JAKARTA (wartamerdeka.info)- Batik sangat istimewa yang tidak saja karena keindahannya tetapi juga makna dan filosofi yang terkandung didalamnya dan batik merupakan wajah Indonesia serta kehormatan bagi bangsa.

Hal  ini disampaikan Presiden Joko Widodo saat membuka Gelaran Batik Nusantara pada Rabu, (2/823), di Senayan Park Mall, Jakarta.

Presiden Joko Widodo menyampaikan apresiasi kepada para pelaku batik di seluruh Tanah Air yang terus berkreasi menciptakan dan memproduksi serta menggunakan batik sebagai karya adiluhur bangsa Indonesia.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pengrajin, desainer, pengusaha, pecinta, pemakai batik, yang selama ini terus dan telah berkreasi menciptakan dan memproduksi serta menggunakan batik sebagai karya adiluhur bangsa kita Indonesia," ujar Presiden.


Pada kesempatan itu, Presiden menjelaskan batik telah menciptakan banyak lapangan kerja hingga memberikan penghasilan serta kehidupan bagi jutaan rakyat Indonesia. Bahkan, lanjut Presiden, berdasarkan laporan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita nilai dan perputaran industri batik di Tanah Air terus meningkat.

"Saya melihat setelah pandemi ini insyaallah kenaikannya akan lebih tinggi lagi," tutur Presiden.

Presiden pun berharap momentum kebangkitan ekonomi yang dimiliki Indonesia dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk membangkitkan batik nusantara. Selain itu, perekonomian nasional juga diharapkan dapat tumbuh dengan baik di masa mendatang.

"Saya mengajak kepada para pengrajin, desainer, pengusaha, pecinta batik, dan seluruh masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan momentum kebangkitan ekonomi kita ini sebaik-baiknya untuk terus mengembangkan batik yang kita miliki dengan mengeksplorasi desain, motif, dan warna yang selalu baru setiap tahunnya agar batik semakin beragam dan menarik," ujar Presiden.

Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Iriana Joko Widodo dalam peresmian tersebut adalah Ibu Wury Ma'ruf Amin, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ibu Siti Faridah Pratikno, Ketua Pelaksana Gelar Batik Nusantara Diana Santosa, dan Ketua Yayasan Batik Indonesia Gita Pratama.

Sumber: Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden

01/08/23

Cuaca Dingin Ekstrim Memicu Terjadinya Gagal Panen di Papua Tengah

JAKARTA (wartamerdeka.info)- Musim kemarau berkepanjangan diiringi cuaca dingin ekstrim memicu terjadinya gagal panen hingga mengakibatkan warga Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, kesulitan mendapatkan bahan makanan.

Sumber dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNP) menyebutkan, kekeringan juga menyebabkan sulitnya mendapatkan air bersih hingga mengakibatkan enam warga, lima orang dewasa dan seorang bayi meninggal dunia, diduga karena diare dan dehidrasi.

Presiden Joko Widodo dalam konfrensi pers setelah meresmikan Sodetan Ciliwung Jakarta Timur, Senin (31/7), menerangkan sudah memerintahkan Menko PMK, Mensos dan BNPB untuk segera ditangani secepatnya.

Masalahnya, lanjut Presiden, daerah tersebut sangat spesifik. Bila musim salju tanaman tidak tumbuh di karena sangat tinggi, begitu juga masalah keamanan pesawat yang membawa bantuan tidak berani mendarat, maka diminta TNI untuk ikut mengawal.

Bijaklah Menghadapi Pemilu 2024