IPW Berkeyakinan Kombes Listyo Sigit Mampu Membawa Polri Lebih Promoter

 

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane 

JAKARTA (wartamerdeka.info) - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengemukakan, pengangkatan Kapolri adalah hak prerogatif Presiden Jokowi. Dalam mengangkat seorang perwira tinggi polri menjadi Kapolri, presiden tentunya bertujuan untuk memajukan jajaran kepolisian agar bisa menjadi Promoter. 

"Sehingga yang dipilih jokowi adalah kader kader terbaik Polri. Dalam hal ini tentunya Jokowi sudah mendapat berbagai masukan dan mendengar berbagai pendapat dari internal maupun kalangan eksternal kepolisian, sebelum memutuskan siapa Pati yang pantas diangkat menjadi Kapolri," ujar Neta S Pane, hari ini, mengomentari penunjukan Komisaris Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo sebagai calon tunggal kapolri.

Hanya saja IPW melihat ada dualisme sikap Jokowi dalam menetapkan seorang kapolri. Dualisme ini bisa membuat bingung kalangan internal kepolisian. Pertama, saat Jokowi mengangkat Idham Azis menjadi Kapolri, padahal masa dinas Idham Azis tinggal setahun tiga bulan lagi. Tapi tetap diangkat Jokowi menjadi Kapolri. Kedua, saat akan mengangkat Sigit menjadi Kapolri, dengan massa pensiun hingga  2027. Meskipun pengangkatan seorang kapolri adalah hak prerogatif presiden, sebaiknya harus ada tolok ukur yang jelas. 

Jika tidak, kasihan institusi polri. Orang-orang di lingkungan kepolisian bisa makin bingung. Dengan diangkatnya Sigit menjadi Kapolri, IPW berharap mantan Kabareskrim itu bisa menata sistem kaderisasi polri agar tidak jomplang dan para senior tidak merasa terbuang. Pengaturan sistem kaderisasi ini diperlukan agar ada keseimbangan dan untuk menghindari gejolak atau apatisme di jajaran kepolisian. 

Jika tidak ditata dan dibuat keseimbangan, para senior akan merasa tersisih dan terbuang, mengingat Sigit melompati tiga angkatan sekaligus dengan massa pensiun yang sangat panjang, yakni Sigit melompati Akpol 88B, Akpol 89, dan Akpol 90. Di sisi lain, teman satu angkatan Sigit di Akpol 91 sudah banyak pula yang menjadi jenderal bintang dua dan memegang posisi strategis di polri. 

Melihat kiprah Sigit selama ini, IPW berkeyakinan mantan ajudan Jokowi itu punya kemampuan untuk menata organisasi polri dan mau mendengar masukan banyak pihak untuk membawa polri lebih promoter. 

Publik memang harus bersabar menunggu polri paradigma baru di tangan kapolri Sigit. Harapan ini penting disandarkan mengingat begitu banyaknya persoalan di eksternal kepolisian yang akan dihadapi Sigit ke depan.

Jangan sampai konsentrasi Sigit dalam menghadapi berbagai persoalan di masyarakat, menjadi buyar gegara rumit dan njelimetnya persoalan di internal kepolisian. 

"Sigit harus bertangan dingin dalam menata dan membawa polri yang promoter hingga tahun 2027 di saat dia pensiun," pungkasnya. 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama