Kepada awak media di Timika, Ahad, Irjen Pol. Fakhiri mengatakan bahwa kehadiran aparat Polri dibantu TNI di Intan Jaya saat ini semata-mata untuk melakukan penegakan hukum terhadap pelaku kekerasan bersenjata, dalam hal ini kelompok kriminal bersenjata (KKB).

"TNI dan Polri hadir untuk memastikan bahwa negara hadir di Intan Jaya untuk melakukan penegakan hukum terhadap siapa pun yang melakukan pelanggaran hukum," kata Irjen Fakhiri.

Irjen Pol. Fakhiri, putra asli Papua asal Fakfak, baru 2 pekan menjabat Kapolda Papua menggantikan Komjen Pol. Paulus Waterpauw.

Ia meminta seluruh prajurit Polri yang tergabung dalam Satgas Nemangkawi dan Satgas Pengamanan Daerah Rawan agar tidak takut menghadapi teror dan ancaman dari KKB.

Dalam melakukan langkah-langkah penegakan hukum itu, Kapolda Papua mengingatkan semua personel agar memastikannya secara terukur.

"Pastikan itu dilakukan secara terukur, tidak boleh melakukan hal-hal yang dapat merugikan masyarakat yang tidak bersalah," ujarnya.

Kapolda Papua memastikan situasi kamtibmas di wilayah Intan Jaya akhir-akhir mulai kondusif.

Ia berharap pemkab setempat bahu-membahu bersama aparat TNI dan Polri menjaga situasi kamtibmas di Intan Jaya pulih seperti tahun-tahun sebelumnya.

Dengan pulihnya situasi keamanan di daerah ini, lanjut dia, aktivitas pemerintahan dan pelayanan masyarakat juga bisa berjalan normal kembali.

"Kami sangat mengharapkan kolaborasi yang baik antara TNI, Polri, dan Pemkab Intan Jaya," katanya.

Kapolda mengapresiasi Bupati Intan Jaya yang sering di Sugapa sehingga sangat membantu mempercepat upaya pemulihan situasi keamanan di sana.

Konflik bersenjata antara aparat TNI/Polri dengan KKB kerap kali terjadi di Intan Jaya mulai Oktober 2020 hingga saat ini puluhan orang meninggal dunia, tidak saja dari aparat TNI/Polri serta pentolan KKB, tetapi juga tidak sedikit korban berjatuhan dari masyarakat sipil. (An)