Apresiasi Lomba Mural Krtik Polri, Luthfi: Gagasan Kapolri Patut Dicontoh

Mantan anggota DPR-RI Luthfi Andi Mutty

JAKARTA (wartamerdeka.info) -  Berbagai kritikan kepada institisi Polri muncul beberapa hari belakangan ini. Misalnya,  terkait dengan pedagang buah di Medan yamg jadi korban penusukan preman malah jadi tersangka.  

Tak hanya itu, seorang mahasiwa di Banten harus dilarikan ke rumah sakit akibat dibanting oleh oknum anggota Polri saat berunjukrasa. Ditambah, kasus pemerkosaan di Lutim memunculkan tagar percuma lapor polisi. Juga, kasus rekayasa laporan penembakan buron di Luwu Utara. 

“Itu sedikit contoh kasus dari lebih banyak kasus yang telah diberitakan terkait tindak kekerasan yang dilakukan oknum anggota Polri. Padahal Polri sebagai pelaksana fungsi pemerintahan, seharusnya mengedepankan fungsi pelayanan, perlindungan dan pengayoman di samping penegakan hukum,” ujar pengamat pemerintahan yang mantan anggota DPR-RI Luthfi Andi Mutty, Senin (1/11/2021).

Luthfi mengakui bahwa banyak prestasi polri yang telah dicapai, tentu tak dapat dinafikan. Namun ekspektasi masyarakat kepada polri itulah yang membuat Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, tidak menutup mata dan telinga atas berbagai kritikan masyarakat. Kapolri merasa gerah dengan perilaku anggotanya lalu mengeluarkan ancaman. 

“Pimpinan harus sungguh-sungguh membersihkan anak buah yang bertindak merugikan institusi Polri. Jika tak mampu bersihkan ekor maka saya akan potong kepalanya. Hal itu telah ditegaskan Kapolri. Untuk menjawab aneka kritikan itu, Kapolri lalu menggagas lomba mural,” tutur Anggota DPR-RI periode 2014-2019 dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) mewakili Dapil Sulawesi Selatan III itu.

Acara yang dibuka langsung oleh Kapolri, dimaksudkan untuk memberi ruang kepada para peserta menyampaikan kritik dan harapan kepada Polri. “Yang gambarnya bagus, termasuk memberi kritikan keras dan pedas kepada Polri, akan menjadi sahabat Kapolri,” ucap Kapolri saat membuka lomba dimaksud. 

Kritikan, jelas Luthfi yang juga tokoh Tanah Luwu itu, memang diperlukan umtuk membuat Polri lebih baik ke depan. Lomba mural  dimenangkan La Ode Umar. Dia melukis pungli yang memang sering terjadi di tubuh Polri.

“Gagasan Kapolri patut dicontoh oleh para pejabat yang alergi pada kritik. Kritik itu ibarat vaksin bagi tubuh. Dapat membuat tubuh meriang. Tetapi menjadikan tubuh tambah sehat,” ucap Bupati Luwu Utara dua periode (1999-2004 dan 2004-2009) ini.

Menurut Luthfi, pejabat yang menutup mata dan telinga pada kritikan, tanpa sadar telah membuat intitusi yang dipimpinnya dipenuhi virus jahat. Lemah dan sakit-sakitan. 

Semoga gagasan lomba mural ini menjadi langkah awal melakukan reformasi kultural secara sungguh-sungguh di tubuh Polri. Artinya, tidak sekedar berhenti di lomba mural. Setelah itu semua bermimpi. Polri telah lebih baik,” pungkas mantan Staf Khusus Wakil Presiden Budiono itu. (Ar)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama