Nelayan Mencurigai Ada Persengkokolan Dibalik Anjloknya Harga Ikan

 
 Oleh : W. Masykar

Anjloknya harga ikan yang hingga kini tidak ada tanda tanda kembali normal atau setidak tidaknya berangsur normal menimbulkan spekulasi di kalangan nelayan dan sekelompok pedagang menengah kebawah. 

Anggapan seperti ini semakin berkembang ketika pemangku kepentingan, seperti pihak Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong dan Dinas Perikanan setempat dirasa diam dan belum pernah menyampaikan rilis alasan anjloknya harga ikan. 

Isu yang ramai menjadi perbincangan adalah menurunnya harga ikan karena adanya permainan dari segelintir supplier dan Penjual. Kecurigaan adanya kongkalikong ini, sebenarnya sudah cukup lama santer menjadi perbincangan. Parahnya, isu seperti ini dibiarkan menggelinding bebas kesemua lini. 

Harga ikan yang kemudian mengalami terjun bebas, diduga disebabkan oleh permainan sekelompok orang tertentu saja.
Nelayan lantas mengorek kembali tujuan pemindahan kawasan TPI dari TPI lama ke TPI baru (kawasan PPDI). 

"Logikanya pemindahan dari TPI lama yang dinilai overload, tidak layak, dan kemudian dipindah di kawasan PPDI/TPI baru yang dianggap lebih bagus, lebih luas dan lebih higienis, itu artinya pendapatan nelayan bisa meningkat, tapi faktanya pindah TPI malah terjungkal," Ungkap salah satu wakil nelayan dan pedagang kecil di kawasan Pantura Lamongan. 

Sumber lain menyebut pada waktu aktifitas masih di kawasan TPI lama kegiatan bongkar tiap hari rerata 5-12 ton/bongkar/hari.

Sedangkan pada saat pindah di kawasan PPDI rerata mencapai 10-14ton bongkar/hari. Itu artinya, volume produksi ikan yang bongkar di TPI kawasan PPDI jauh lebih besar dibanding pada saat di TPI lama. 

PPN dan Pengelola TPI (Pemkab Lamongan) seyogyanya harus bisa menjelaskan kenapa harga ikan bertahan pada posisi anjlok hingga banyak nelayan yang harus berhenti melaut. 

Bahkan tidak cukup disini, bersama dengan Pengelola TPI, PPN juga diharapkan bisa berupaya mencari jalan keluar atau sekurang-kurangnya bisa memberi penjelasan sehingga isu seperti ini tidak terus berkembang.

Wartamerdeka.info, sudah mencoba menghubungi Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong, Ibrahim, A.Pi, M.Si, namun belum mendapat kejelasan. (*)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama