“Sebagian besar konteks dalam concrete deliverables yang dibahas pada pertemuan-pertemuan working group dan engagement group G20 telah disepakati, satu-satunya masalah yang masih ada adalah geopolitik. Oleh karena itu pertemuan Parliament 20 (P20) diharapkan dapat menyelesaikan masalah geopolitik tersebut,” kata Menko Airlangga Hartarto dalam keterangan resmi, di Jakarta, Kamis.
 
Ia menekankan bahwa krisis global yang sedang terjadi harus diatasi bersama-sama dengan semangat solidaritas agar tidak menimbulkan ego yang akan mempersulit negara-negara di dunia untuk bertahan menghadapi krisis global.
 
"Kita berkumpul di sini hari ini karena dunia telah berubah dengan cepat. Kita menyebutnya sebagai perfect storm, yaitu krisis multidimensi yang cepat. Seperti, tantangan keamanan, ekonomi, dan lingkungan ini telah menunda upaya kita untuk mempercepat pemulihan," kata Menko Airlangga.
 
Terkait tantangan yang muncul akibat perubahan iklim, Menko Airlangga menyampaikan Indonesia mementingkan keseimbangan pertumbuhan ekonomi yang tetap memperhatikan aspek lingkungan.
 
Indonesia telah melakukan transisi energi dengan berbagai upaya mulai dari co-firing PLTU dengan blue ammonia, carbon capture dan storage, serta finansial model untuk untuk PLTU yang tidak efisien.
 
Hal tersebut juga terkait dengan target untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. “Transisi energi harus berkeadilan, berkelanjutan, dan afordable bagi masyarakat,” ucap Menko Airlangga.
 
Ia menyampaikan Indonesia mendesak negara-negara maju untuk memenuhi janji mereka untuk menyediakan pendanaan untuk penanganan perubahan iklim sebesar 100 miliar dolar AS kepada negara-negara berkembang.
 
Menko Airlangga menambahkan bahwa kinerja ekonomi Indonesia hingga saat ini baik dan mampu tumbuh 5,44 persen pada kuartal II tahun 2022.
 
“Indonesia optimis karena memiliki modalitas ekonomi sembari melanjutkan reformasi struktural yang ada. Kinerja perdagangan Indonesia juga bertahan di rekor tinggi selama dua puluh delapan bulan berturut-turut, mencapai 24,8 miliar dolar AS,” ungkapnya. (An)