Kenakan Makuta Sinatra, Presiden Jokowi Buka Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan


Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana hadiri acara Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan, di Bandung, Sabtu (26/8).

BANDUNG (wartamerdeka.net) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan, di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (26/8). Pembukaan karnaval ditandai dengan pemukulan kohkol sebanyak 7 kali oleh Presiden Jokowi, yang diikuti oleh pemukulan 100 kohkol dan 1000 genderang tangan anak-anak sekolah.

Karnaval Kemerdekaan ini diikuti 43 kontingen dari berbagai unsur lintas budaya, komunitas, provinsi, kota maupun kabupaten di Indonesia. Di jajaran depan iring-iringan karnaval, terdapat Drumband Changka Panorama Secapa TNI AD dan Paskibraka Jawa Barat diikuti jajaran mobil hias.

Di jajaran depan mobil hias tampak Presiden Jokowi dan Ibu Iriana yang menaiki Kereta Pancasila. Kereta ini merupakan rancangan lima seniman Bandung. Hiasan mobil tersebut menyiratkan makna budaya kerja dan gotong royong dalam laku budaya kebersamaan.

Dari Gedung Sate, iring-iringan mobil karnaval menuju ke Jl. Ir. H. Juanda (Jl. Dago), Jl Merdeka menuju ke Taman Vanda. Di Taman Vanda, Presiden Jokowi dan Ibu Negara turun untuk menyaksikan rangkaian Karnaval. Selanjutnya rangkaian karnaval akan menuju Alun-alun Masjid Raya Jl. Asia Afrika.

Presiden Jokowi tampak mengenakan Iket Kepala Makuta Sinatra dan Beskap Ungu. Makuta berarti mahkota, benda penutup kepala yang dipakai di atas kepala. Sementara Sinatria adalah kesatria, suatu karakter, sifat, sikap yang berani, adil, tegas dan jujur.

Dalam budaya Sunda, pemakaian iket kepala menunjukkan pemimpin, sesorang yang sedang menjalankan tugas mulia, seseorang yang sedang mencari peningkatan kebaikan diri.

Dengan memakai rupa ikat sunda ‘makuta sinatria’, menunjukkan bahwa pemakai iket ini memberikan wejangan bahwa dirinya telah melaksanakan Tilu Eusi Diri (tiga sikap diri), pertama mencerminkan sikap berani dan adil dalam membuat pilihan keputusan demi menegakkan keadilan dan kebenaran sejati.

Sikap selanjutnya adalah panceg yang berketetapan hati/tegas, yakni selalu menggunakan suara hati nurani dalam mengemban tugas lahiriah maupun batiniah.

Sikap terakhir adalah Silih Wangi atau saling mewangikan/saling memberikan kebaikan; melindungi mengayomi dengan sikap welas asih (kasih sayang) untuk pencapaian kebaikan dan kesejahteraan bersama. 

Menjalankan Kebaikan untuk sesama, keluarga, masyarakat, negara juga pribadi diri sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa.
Tampak hadir dalam karnaval ini, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

Tunjukkan Indonesia Kaya Budaya

Kesenian yang tampil pada Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (26/8).

Dengan mengangkat tema ‘Nyalakan Api Semangat Kerja Bersama’, Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan menunjukkan kayanya Indonesia akan budaya.

Hal ini disampaikan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf, saat ditanya rekan-rekan wartawan di Bandung, Jawa Barat (26/8).

Negara Indonesia kaya akan budaya, menurut Triawan, dengan pengemasan yang lebih baik diharapkan karnaval-karnaval seperti ini akan menarik wisatawan.

“Kita harus mengakui kita masih lemah dalam hal pengemasan,” ujar Triawan.

Disampaikan Triawan masih banyak negara lain yang budayanya tidak sekaya Indonesia. Namun, lanjut Kepala Bekraf, negara lain bisa mengemas budaya tersebut menjadi suguhan yang menarik.

Melalui penyelenggaraan karnaval-karnaval seperti ini, tambah Kepala Bekraf, diharapkan budaya Indonesia lebih dikenal masyarakat. Karnaval kali ini menampilkan kekayaan budaya dari perwakilan Jember Fashion Carnaval, Solo Batik Carnival, dan Tomohon International Flower Festival.

Ada juga penampilan rombongan Atlet Senam Indah Kota Bandung, Rombongan Rebana Pondok Pesantren Nurul Iman, Barisan Jaka Tarub, Kuda Renggong Sumedang, dan Kerja sama Masyarakat Adat.

Karnaval juga diramaikan dengan penampilan Karaton Kapangeranan Gebang Kinatar Cigugur Kuningan, Kesenian Gotong Garuda, Reog Ponorogo, Bebegig Ciamis, Domba Garut, kesenian Sisingaan asal Subang, serta perwakilan budaya berbagai provinsi di Indonesia.

Karnaval ini juga melibatkan berbagai komunitas anak muda dan komunitas budaya di Bandung, seperti Paguyuban Sepeda Baheula Bandung, Komunitas Historia Van Bandung, Pemain Engrang Jack Obin, Mojang Lenjang dan Jajaka Gandang Priangan, Atlet Sepatu Roda KONI Bandung, dan Komunitas Cosplay Bandung.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama