WASINDO: Kualitas Proyek Tergantung Nilai Penawaran Saat Tender

Doni Latupeirissa, Deputi Investigasi, Analisa dan Pelaporan PERKUMPULAN WASINDO

TORAJA UTARA (wartamerdeka.info) - Pelaksanaan proyek di lapangan sering bermasalah lantaran kualitasnya yang memang jauh dari standar. Ada proyek yang baru beberapa bulan habis dikerja sudah rusak.


Masih dalam tahun anggaran berjalan. Ada juga proyek sudah menyeberang tahun berikut tapi masih dalam tahap pemeliharaan, sudah di-PHO (Provisional Hand Over) tapi belum FHO (Final Hand Over), ternyata sudah rusak. PHO artinya serah terima pertama pekerjaan, sedang FHO serah terima akhir.

Hal ini diungkapkan Doni Latupeirissa, Deputi Investigasi, Analisa dan Pelaporan PERKUMPULAN WASINDO (Pengawas Independen Indonesia), menanggapi banyaknya pekerjaan proyek di Toraja Utara yang diduga bermasalah.

Pernyataan Doni ini disampaikan di Rantepao, Jumat (6/7/2018).

Menurutnya, selain perencanaan, masalah lain jika tidak sesuai bestik.

"Kalau sudah begitu kualitas pekerjaan jelas bobrok. Masalahnya kenapa, ya kembali ke kontraktornya, kemudian PPK, dan tentu peran konsultan pengawas juga menentukan. Ini di tingkat pelaksanaan di lapangan. Tapi sebenarnya dari awal, mulai dari proses tender jadi pemicu tidak beresnya pekerjaan di lapangan," timpalnya.

Karena itu, Doni memberi 'warning' kepada Panitia Tender atau Pokja ULP Torut agar tegas dalam soal harga penawaran.

"Jangan terkecoh dengan pengertian harga terendah. Berpikir logis dan rasional saja. Yang sering terjadi harga terendah tidak wajar, bukan terendah wajar. Terendah tidak wajar inilah yang biasa merusak pekerjaan di lapangan, kualitas jadi masalah akhirnya diributi dan dilaporkan masyarakat. Bahkan ada saya dengar buang harga 10-20 persen ke atas. Kalau sudah begini siap-siap saja pengawasannya pasti ketat. Sedang tidak buang besar saja orang masih pikir keuntungan sebesar-besarnya dengan menggerogoti proyek atau merusak pekerjaan di lapangan apalagi dengan buangan besar," jelasnya.

Pihaknya, kata Doni, akan meminta rekap data nama-nama perusahaan pemenang tender semua paket tahun ini dengan harga penawaran masing-masing. Ini untuk bahan monitoring di lapangan.

"Hasil monitoring pengawasan independen nantinya selain sebagai bahan evaluasi masukan ke Pemda Torut, juga bahan temuan sebagai petunjuk tindaklanjut," bebernya gamblang. (Tim)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama