Bupati Banyumas Tinjau Tanah Bergerak Di Berbagai Wilayah


BANYUMAS (wartamerdeka.info) – Bupati Banyumas Ir Achmad Husein meninjau berbagai tempat yang terjadi pergerakan tanah dan rumah yang tergerus aliran sungai Rabu (6/1/2020). Kunjungan dimulai dari Desa Jipang dan Grumbul Semaya Desa Sunyalangu Kecamatan Karanglewas, kemudia Desa Darmakradenan Kecamatan Ajibarang dan Desa Cibangkong Kecamatan Pekuncen.

Setelah memperhatikan dari dekat Pemerintah Kabupaten Banyumas, akan mempertimbangkan kemungkinan untuk merelokasi keluarga-keluarga yang menjadi korban tanah bergerak dan yang tergerus aliran di beberapa wilayah tersebut. Menurut Bupati, penanganan masalah tanah bergerak membutuhkan kajian teknis dari ahli geologi.

"Ini sudah kita lihat dan juga nanti akan ada ahli geologi untuk memberikan rekomendasi kepada kita karena relokasi kan butuh anggaran besar menggunakan APBD, jadi harus ada dasarnya, atau untuk mengajukan bantuan ke pemerintah provinsi," kata Bupati Banyumas Achmad Husein.

Bupati sudah melihat sendiri faktanya, tetapi secara teknik harus ada ahlinya yang menganalisis. Nanti akan ada ahli geologi yang menganalisis apakah perlu relokasi dan berapa banyak yang direlokasi, nanti akan disiapkan. Namun apabila ada warga yang rumahnya rusak parah akibat pergerakan tanah harus segera direlokasi tanpa harus menunggu analisis dari ahli geologi.


“Kami juga meminta kepada warga dan kepala desa serta camat untuk mengawasi, warga yang rumahnya retak cukup parah agar mengungsi, termasuk yang rusak ringan agar bila terjadi hujan yang cukup lama, warga harus diungsikan, jangan sampai ada kesalahan,” katanya 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyumas Junaidi, yang punya latar belakang pendidikan bidang geologi, juga mengemukakan perlunya kajian lebih detail mengenai kondisi tanah di beberapa tempat.

"Sehingga nanti pemerintah daerah ketika memberi keputusan atau kesimpulan itu dasarnya dari kajian teknis yang bisa dilakukan dari Kementerian ESDM, di sana itu ada Badan Geologi yang memang punya kapasitas untuk melakukan penelitian terkait dengan bencana alam khususnya pergerakan tanah," katanya.

Pergerakan tanah yang terjadi di beberapa daerah di Banyumas, perlu diteliti lebih lanjut. Menurutnya hhusus di dusun Semaya Sunyalangu yang jauh dari sungai dan merupakan daerah di kaki Gunung Slamet yang secara geologis seharusnya stabil karena fondasi bawahnya merupakan batuan beku, bukan batuan berlapis.

"Yang bahaya itu kan kalau memang litologinya ada pelapisan. Di sini itu batuan beku yang stabil sebetulnya, cuma apakah ini mungkin tanah endapannya terlalu tebal sehingga ada proses penggerusan di dalam tanah yang memunculkan semacam gua di dalam tanah yang mengakibatkan ketahanan di permukaan menjadi berkurang," katanya.

Menurut dia, kemungkinan adanya mata air yang airnya merembes dan membuat tanah tergerus dan membentuk lubang juga perlu diteliti.

Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Banyumas Kresnawan Wahyu Kristoyo mengatakan penyediaan lahan untuk relokasi rumah warga bisa dilakukan oleh pemerintah desa setempat.

"Mengenai masalah pembangunan rumah dan sebagainya, kita bisa ajukan bantuan ke provinsi," katanya.

Berdasarkan data pemerintah, ada 20 rumah warga Dusun Semaya yang terdampak pergerakan tanah, lima di antaranya mengalami kerusakan dan 15 lainnya dalam kondisi terancam rusak.

Pergerakan tanah antara lain menyebabkan sebagian tembok rumah Casan Efendi retak-retak.

Selain itu, menurut Casan, muncul lubang berukuran panjang lebih kurang 10 meter, lebar dua meter, dan kedalaman tiga meter di bawah lantai ruang tamu rumahnya.

"Lubang yang memanjang dari ruang tamu hingga kamar mandi ini muncul sejak adanya tanah bergerak," katanya.(gus/humas banyumas).

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama