Buzzer Pajak, Korlap Kadrunista Dan Kita

Oleh: Saiful Huda Ems (SHE)

(Lawyer dan Pemerhati Politik)

Intoleransi, radikalisme dan terorisme terjadi bukan hanya karena ketidak tahuan atau kesalah fahaman mereka mengenai tafsir ayat-ayat suci, melainkan pula karena masalah ketidak adilan dan sebagaian lagi karena provokasi serta karena memang sengaja ada yang menciptakan atau mengkondisikan.

Buzzer Pajak dan Korlap Kadrunista itu dua kelompok yang eksis dan ada yang memelihara habitatnya, karena kedua jenis kelompok ini sangat berguna untuk bargaining politik kekuasaan, dimana yang kubu pertama ingin menjual tema kampanye Nasionalisme dengan pasukan Buzzer Pajaknya, sedangkan kubu yang kedua ingin menjual tema Agama dengan pasukan Korlap Kadrunistanya.  

Pertarungan Buzzer Pajak dan Korlap Kadrunista ini merupakan pertarungan di dunia maya (medsos), namun sayangnya para supporter dari kedua belah pihak sering terbawa perasaan (Baper). Yang terjadi kemudian kedua supporter menjadi lupa dan tak sadarkan diri, bahwa sesungguhnya mereka hanyalah korban dari para Bandar Perjudian Politik Kekuasaan.

Buzzer Pajak dipelihara dan diberikan beberapa "mainan". Ada yang diberikan mainan Studio Podcast, ada juga yang ditambahi mainan bikin film. Lalu berkampanye di medsos, seolah-olah si Buzzer Pajak hidupnya sudah sangat berubah 180 derajat, menjadi kaya raya setelah menjadi Pemuja Kekuasaan, padahal banyak produser film hebat yang sudah memproduksi puluhan film yang jauh lebih larispun hidupnya masih biasa-biasa saja. 

Yang lebih tragis lagi itu Korlap Kadrunista, setelah sukses jadi mubaligh dadakan yang ramai undangan di berbagai tempat, eee...banyak di antara mereka kemudian mendadak sepi job lagi, dan berubah haluan jadi penjual parfum dan sebagian lagi jualan massa untuk keperluan demonstrasi dari pesanan Bandar Politisasi Agama. 

Jika mereka nantinya merasa apa yang dilakukannya itu tak bisa merubah keadaan hidupnya, mereka kemudian menyerobot tempat-tempat ibadah untuk menguasai kotak-kotak amal atau dana sumbangan untuk memajukan tempat peribadatan.

Meski demikian menurut pengamatan saya, populasi dari Buzzer Pajak ini hanya sangat sedikit, demikian pula populasi dari Korlap Kadrunista. 

Jumlah mereka jauh lebih sedikit dibanding Arus Besar Perubahan yang biasanya berhimpun dalam kelompok-kelompok organisasi relawan, yang masing-masing sudah memiliki visi-misi yang tertuang dalam agenda atau anggaran dasar organisasinya masing-masing. 

Arus Besar Perubahan ini bekerja dengan methode aksi, karenanya mereka jauh lebih fokus pada target kesuksesan bersama, bukan kesuksesan individual. 

Arus Besar Perubahan ini hidup dari zaman ke zaman, dan ajaibnya kesuksesan individual yang tidak menjadi tujuan justru seringkali didapatkan, bukan karena bayaran setelah mengerjakan agenda pesanan, melainkan karena kepercayaan rakyat yang berpuluh tahun dibela dan diperjuangkan hak-haknya. 

Arus Besar Perubahan itu adalah kamu, kalian atau kita yang setia pada rasionalitas, kebenaran dan keadilan. 

Maka, mari kita berantas intoleransi, radikalisme dan terorisme tanpa memandang mereka dari kelompok mana, suku apa, agamanya apa, melainkan siapapun yang menjadikan Politik sebagai mata pencaharian, dan menjadikan Agama sebagai kuda tunggangan untuk mengobrak-abrik persatuan dan kesatuan nasional. Pilihan politik boleh berbeda, asal kita bisa mempertanggung jawabkan, bahwa siapapun yang kita dukung haruslah mereka yang cakap bekerja dan bersedia tunduk pada Konstitusi Negara !...(SHE).

23 September 2022.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama