Oleh: Drs. Sjahrir Tamsi, M. Pd. (Kepala SMKN 1 Tapalang Barat, Mamuju Provinsi Sulawesi Barat). |
Guru Bimbingan dan Konseling disingkat Guru BK berperan dalam memberikan pelayanan kepada peserta didik agar dapat memahami, memecahkan masalah, mengambil keputusan dan bertanggung jawab serta menjadi manusia yang mandiri.
Guru BK memiliki peran penting dalam keberhasilan setiap
peserta didik agar bisa menjalani proses pendidikannya di sekolah dengan baik.
Guru BK bertugas untuk mengetahui, memahami perilaku dan juga memberikan
layanan bimbingan termasuk layanan konseling kepada peserta didik dalam mengatasi
setiap permasalahannya.
Guru yang menangani hal ini memiliki latar belakang ilmu
pendidik, sosial maupun psikologi sebagai dasar dan acuan untuk memberi layanan
bimbingan dan konseling kepada peserta didiknya.
Guru BK biasanya di setiap sekolah, tugasnya menangani
permasalahan pada lingkungan sekolah, lebih khusus terhadap setiap peserta
didik di sekolah dengan rasio layanan 1:150.
Bimbingan Karier.
Pendidikan pada jenjang sekolah menengah sebaiknya disiapkan
untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi seperti perguruan tinggi. Namun
di Indonesia sendiri, pentingnya bimbingan karier bagi para peserta didik sudah
sejak lama dirasakan.
Bimbingan karier adalah suatu bentuk atau proses pelayanan
bantuan terhadap individu atau seseorang dalam mempersiapkan diri menghadapi
dunia pekerjaan, seperti gambaran tentang dunia kerja, pemilihan jabatan,
kemampuan dan pengembangan pekerjaan, dan norma-norma yang berlaku di
lingkungan pekerjaan. Bimbingan karier diberikan agar seseorang mampu
menentukan dan mengambil keputusan dalam memasukkan lapangan pekerjaan secara
tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang telah diambil sehingga mampu
mewujudkan diri secara bermakna.
Bimbingan karier merupakan suatu perangkat, lebih tepatnya
suatu program yang sistematis, proses, teknik, atau layanan yang dimaksud untuk
membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan
pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, dan waktu luang
serta mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam mengambil keputusan
sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan
kariernya.
Bimbingan karier adalah bentuk bimbingan yang digunakan
untuk membantu individu dalam perencanaan dan penyelesaian masalah-masalah
karier, seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman
kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan pekerjaan, penyesuaian
pekerjaan dan penyelesaian masalah-masalah karier yang akan dihadapi ke depan.
Agar seseorang dapat bekerja dengan baik, senang dan tekun, diperlukan adanya
kesesuaian tuntutan dari pekerjaan atau jabatan itu dengan apa yang ada dalam
diri individu yang bersangkutan. Untuk mengarahkan seseorang ke hal tersebut,
diperlukan suatu bimbingan karier untuk mengarahkannya.
Bimbingan karir dirancang untuk menyiapkan peserta didik
dalam rangka pemilihan serta perencanaan karier secara baik dan bijak. Namun
kenyataannya disekolah masih banyak peserta didik yang bingung dan tidak mampu
untuk mengambil keputusan yang tepat terkait perencanaan karier masa depannya
tanpa bantuan Guru BK.
Sebagai guru BK perlu untuk mengetahui dan membaca situasi
yang dibutuhkan oleh setiap peserta didik, seperti bakat dan potensi yang
dimiliki oleh setiap peserta didiknya. Sama halnya dengan perencanaan karier
peserta didik di sekolah. Guru BK harus peka dan tanggap apabila peserta didik
membutuhkan pencerahan terkait perencanaan karier untuk masa depannya.
Peran guru BK sangatlah penting dalam mengupayakan pemahaman
peserta didik akan pentingnya perencanaan karier yang lebih baik sesuai dengan
bakat dan potensi yang dimiliki masing-masing peserta didik. Guru BK merupakan
pengganti orang tua di rumah apabila di sekolah dan memiliki peran yang sangat
besar dalam membimbing peserta didik serta mendampingi khususnya dalam hal
perencanaan karier.
Pendampingan perencanaan karier peserta didik perlu
diberikan oleh guru BK yang memang berkecimpung di dunia bimbingan dan
konseling. Agar nantinya peserta didik mantap dalam perencanaan kariernya
sesuai yang diharapkan.
Guru BK memiliki peran penting dalam melaksanakan fungsi
pemahaman, pengembangan serta penyaluran, karena guru BK merupakan tenaga
profesional yang terlatih menguasai bimbingan karier. Guru BK terlatih untuk
memahami dan memiliki kemampuan bidang bimbingan seperti; bidang akademik,
bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial dan juga bidang bimbingan
karier.
Bimbingan karier yang diberikan oleh guru BK kepada peserta
didik di sekolah merupakan langkah awal dalam mengenal, mempersiapkan dan merencanakan
kehidupan masa depan berhubungan dengan kariernya yang selaras dengan cita-cita
yang diinginkannya, tepat dalam memilih jurusan dan lain sebagainya.
Bimbingan karier yang diberikan guru BK secara tepat akan
menghasilkan peserta didik yang cakap dalam memilih karier selanjutnya. Karena
sesuai dengan tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu peserta
didik merencanakan dan mengembangkan masa depan kariernya. Dengan demikian maka
peserta didik dapat merencanakan karier di masa depannya tanpa adanya rasa
bingung.
Tujuan Bimbingan Karier.
1.
Memiliki pemahaman diri (kemampuan minat, bakat,
dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.
2.
Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan
informasi karier yang menunjang kematangan kompetensi kerja.
3.
Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja.
Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri,
asalkan bermakna bagi dirinya dan sesuai dengan norma agama.
4.
Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan
menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau ketrampilan bidang
pekerjaan yang menjadi cita-cita kariernya di masa depan.
5.
Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas
karier, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang
dituntut, lingkungan sosio-psikologis pekerjaan, prospek kerja, kesejahteraan
kerja.
6.
Memiliki kemampuan merencanakan masa depan,
yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang
sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
7.
Mengenal ketrampilan, minat dan bakat.
Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karier amat dipengaruhi oleh minat dan
bakat yang dimiliki.
8.
Memiliki kemampuan atau kematangan untuk
mengambil keputusan karier.
9.
Memiliki kemampuan untuk menciptakan suasana
hubungan industrial yang harmonis, dinamis, yang berkeadilan dan bermartabat.
Adapun Menurut Walgito (2010)
1.
Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri,
terutama yang berkaitan dengan potensi yang ada dalam dirinya, mengenai
kemampuan, minat, bakat, sikap dan cita-citanya.
2.
Menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada
dalam dirinya dan yang ada dalam masyarakat.
3.
Mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang
berhubungan dengan potensi yang ada dalam dirinya, mengetahui jenis-jenis
pendidikan dan latihan yang diperlukan bagi suatu bidang tertentu, memahami
hubungan usaha dirinya yang sekarang dengan masa depannya.
4.
Menemukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul
yang disebabkan oleh faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk dapat
mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
Para peserta didik dapat merencanakan masa depannya serta
menemukan karier dan kehidupannya yang serasi, yang sesuai.
Tujuan lain dari bimbingan karier adalah untuk meningkatkan
kontribusi sumber daya manusia terhadap organisasi dalam rangka mencapai
produktivitas organisasi yang bersangkutan.
Menurut Notoatmodjo (1998), bimbingan karier memiliki empat
tujuan utama, yaitu sebagai berikut :
a. Tujuan
Masyarakat (Societal Objective).
Untuk bertanggung jawab secara
sosial, dalam hal kebutuhan dan tantangan-tantangan yang timbul dari
masyarakat. Suatu organisasi yang berada di tengah-tengah masyarakat diharapkan
membawa manfaat. Suatu organisasi mempunyai tanggung jawab dalam mengelola sumber
daya manusianya agar tidak mempunyai dampak negatif terhadap masyarakat.
b. Tujuan
Organisasi.
Untuk mengenal bahwa manajemen sumber
daya manusia itu ada (exist), dan perlu memberikan kontribusi terhadap
pendayagunaan organisasi secara keseluruhan. Bimbingan karier bukanlah suatu
tujuan dan akhir suatu proses, melainkan suatu perangkat atau alat untuk
membantu tercapainya suatu tujuan organisasi secara keseluruhan.
c. Tujuan
Fungsi (Functional Objective).
Untuk memelihara (maintenance)
kontribusi bagian-bagian lain agar mereka (karyawan dalam tiap bagian)
melaksanakan tugasnya secara optimal. Dengan kata lain setiap karyawan dalam
organisasi itu menjalankan fungsinya dengan baik.
d. Tujuan
Personel (Personnel Objective).
Untuk membantu pegawai dalam
mencapai tujuan-tujuan pribadinya, dalam rangka pencapaian tujuan
organisasinya. Tujuan-tujuan pribadi karyawan seharusnya dipenuhi, dan ini
sudah merupakan motivasi dan pemeliharaan terhadap karyawan tersebut.
Prinsip Bimbingan Karier.
Menurut Sukardi (1993), prinsip-prinsip dalam pelaksanaan
bimbingan karier adalah sebagai berikut :
1.
Pekerjaan itu dipilih dengan maksud untuk
memenuhi kebutuhan.
2.
Pemilihan jabatan bermula ketika kita pertama
kali sadar bahwa suatu pekerjaan dapat menolong memenuhi kebutuhan kita.
3.
Informasi mengenai diri sendiri berpengaruh
terhadap pemilihan jabatan karena informasi itu membantu kita menyadari apa
yang kita inginkan dan membantu di dalam antisipasi apakah kita kan berhasil.
4.
Informasi mengenai jabatan akan membantu dalam
pemilihan jabatan karena informasi tersebut membantu kita dalam menentukan
apakah pekerjaan itu dapat memenuhi kita.
5.
Kebutuhan-kebutuhan dapat dialami secara jelas
atau hanya dirasakan secara samar-samar yang keduanya ini berpengaruh di dalam
pemilihan jabatan.
6.
Pemilihan jabatan selalu dapat berubah apabila
kita yakin bahwa perubahan itu akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita.
7.
Setiap individu masing-masing memiliki kecakapan
untuk sejumlah pekerjaan.
8.
Setiap jabatan memerlukan pola khas daripada
kemampuannya, minat dan sifat kepribadian.
9.
Membuat pilihan dan penyesuaian jabatan
merupakan suatu proses yang kontinu.
10. Proses
pilihan dan pengembangan vokasional mengikuti lima tahap, meliputi pertumbuhan,
eksplorasi, pembentukan, pembinaan dan kemunduran.
11. Hakikat
pola karier seseorang ditentukan oleh tingkat sosial ekonomi orang tuanya,
kemampuan mental, ciri-ciri kepribadiannya, dan oleh kesempatan yang terbuka
bagi dirinya.
12. Proses
perkembangan vokasional pada hakikatnya merupakan pengembangan dan implementasi
konsep.
13. Kepuasan
kerja dan kepuasan hidup tergantung kepada seberapa jauh orang menyalurkan
kemampuan-kemampuannya, minatnya, sifat-sifat pribadi dan nilai-nilai pribadi
secara memadai.
14. Memilih
suatu jabatan adalah merupakan pernyataan kepribadian seseorang.
15. Inventory
minat merupakan ekspresi kepribadian.
16. Kepuasan,
kemantapan dan hasil kerja tergantung atas kongruensi antara kepribadian
seseorang dengan lingkungan dimana dia bekerja.
Adapun menurut Tohirin (2007), dalam penyelenggaraan layanan
bimbingan karier, perlu memperhatikan prinsip-prinsip yaitu sebagai berikut
:
1.
Bimbingan Karier merupakan suatu proses
berkelanjutan dalam seluruh perjalanan hidup seseorang, tidak merupakan peristiwa
yang terpilih satu sama lain. Dengan demikian bimbingan karier merupakan
rangkaian perjalanan hidup seseorang yang terkait dengan keseluruhan aspek
pertumbuhan dan perkembangan yang dijalaninya.
2.
Bimbingan Karier diperuntukkan bagi semua individu
tanpa kecuali. Namun dalam praktiknya prioritas layanan dapat diberikan
terutama bagi mereka yang sangat memerlukan pelayanan. Skala prioritas
diberikan dengan mempertimbangkan berat-ringannya masalah dan penting tidaknya
masalah untuk segera dipecahkan. Oleh karena layanan bimbingan karier
diperuntukkan bagi semua siswa, maka pemberian layanan bimbingan karier
sebaiknya lebih bersifat preventif development.
3.
Bimbingan Karier merupakan bantuan yang
diberikan kepada individu yang sedang dalam proses berkembang. Dengan demikian
ciri-ciri perkembangan pada fase tertentu hendaknya menjadi dasar pertimbangan
dalam setiap kegiatan bimbingan karier.
4.
Bimbingan Karier berdasarkan pada kemampuan
individu untuk menentukan pilihannya. Setiap individu memiliki hak untuk
menentukan pilihan dan mengambil keputusan, tetapi harus bertanggung jawab atas
segala konsekuensi dari pilihan/keputusannya itu. Ini berarti bahwa bimbingan
karier tidak sekedar memperhatikan hak individu untuk menentukan dan memutuskan
pilihan sendiri, tetapi juga membantu individu untuk mengembangkan cara-cara
pemenuhan pilihan/putusan itu secara bertanggung jawab.
5.
Pemilihan dan Penyesuaian Karier dimulai dengan
pengetahuan tentang diri. Hal ini mengandung arti bahwa individu perlu memahami
terlebih dahulu kemampuan yang ada dalam dirinya, seperti bakat, minat,
nilai-nilai, kebutuhan, hasil kerja/prestasi belajar dan kepribadiannya.
6.
Bimbingan Karier membantu individu untuk
memahami dunia kerja dan sejumlah pekerjaan yang ada di masyarakat serta
berbagai sisi kehidupannya.
Teori-teori Bimbingan Karier.
Menurut Hartono (2016), terdapat beberapa teori yang
menjelaskan mengenai pelaksanaan bimbingan karier, antara lain yaitu sebagai
berikut:
a. Teori
Psiko Dinamik.
Teori ini membahas tentang hubungan
antara pengalaman, dengan sikap, kemampuan, minat dan faktor kepribadian
lainnya yang ada pengaruhnya terhadap pemilihan pekerjaan atau jabatan
seseorang. Pantulan pengalaman yang lalu dalam pemilihan kerja karena akan
mengembangkan sikap dasar, minat dan kapasitas yang akan terlihat pada pola
kehidupan anak pada masa dewasa nantinya dalam hubungan dengan pribadi, reaksi
emosinya, aktivitasnya dan pilihan di lapangan pekerjaan.
b. Teori
Behavioral.
Seseorang memilih dan masuki suatu
pekerjaan tertentu akan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Hal ini
akan dipengaruhi oleh faktor penunjang dan penghambat yang ada. Pengalaman
sosial, interaksi dengan orang lain, bakat, minat, aspirasi orang tua, hal yang
mempengaruhi keputusan dalam pemilihan pekerjaan.
c. Teori
Halland.
Teori ini menganggap bahwa suatu
pemilihan pekerjaan atau jabatan merupakan hasil dari interaksi antara faktor
hereditas dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua, dan orang
dewasa yang dianggap memiliki peranan yang penting. Dengan model orientasi yang
berbeda-beda, maka hal inilah yang menyebabkan mengapa setiap orang mempunyai
corak hidup yang berbeda-beda.
d. Teori
Transcendental.
Konsep ini menjelaskan perkembangan
jabatan berhubungan dengan kematangan bekerja dan pentingnya konsep diri, pola
kemampuan pekerjaan, kontinuitas penyesuaian tingkatan kehidupan, kemampuan
bekerja, perbedaan individu, status dan peranan kepuasan terhadap pekerjaan dan
tugas.
e. Teori
Developmental Career Counseling.
Memilih pekerjaan dan karier
harus dipandang dari bagian perkembangan, pekerjaan dan proses pengambilan
keputusan. Terdapat dua periode yakni periode antisipasi dan periode
implementasi atau penyesuaian keputusan yang saling tergantung satu sama lain.
Perkembangan pekerjaan identik dengan perkembangan diri yang ditinjau menurut
pilihan, pemasukan dan kemajuan yang dicapai di dalam proses pendidikan dan
pekerjaan yang ditempuh.
Bentuk Pelaksanaan Bimbingan Karier.
Terdapat beberapa bentuk pelaksanaan bimbingan karier yang
dilakukan di sekolah, antara lain yaitu sebagai berikut :
1. Ceramah
dari narasumber.
Kegiatan ini, dilakukan dapat bersumber dari pembimbing, konselor, guru,
maupun dari narasumber dari pihak dunia kerja dalam rangka memberikan informasi
yang lebih banyak tentang pekerjaan, jabatan dan karier yang akan membantu
siswa dalam pemilihan karier.
2. Diskusi
Kelompok.
Kegiatan ini bercirikan satu keterkaitan pokok masalah/pertanyaan dalam
hal perencanaan karier, pekerjaan, karier, dimana para siswa berusaha untuk
memperoleh kesimpulan setelah mendengarkan, mempelajari dan mempertimbangkan
pendapat para siswa yang lain dalam sebuah dinamika kelompok.
3. Pengajaran
Unit.
Pengajaran unit dilaksanakan melalui kerja sama antara pembimbing dan
guru bidang studi untuk membantu siswa memperoleh pemahaman tentang pekerjaan,
jabatan, dan karier yang akan membantu siswa dalam pemilihan karier.
4. Sosiodrama.
Pembimbing memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendramatisasi sikap,
tingkah laku/penghayatan seseorang dalam sebuah dinamika drama, seperti yang
dilakukannya dalam reaksi sosial sehari-hari di masyarakat sehubungan dengan
masalah pekerjaan dan karier.
5. Karyawisata
atau Widyawisata Karier.
Pihak sekolah mengadakan wisata untuk
membantu siswa belajar dan bekerja pada situasi baru yang menyenangkan, agar
siswa mampu merasakan pengalaman bekerja yang sesungguhnya.
6. Informasi
melalui Kegiatan Kurikuler secara Instruksional.
Pemberian informasi tentang pekerjaan,
jabatan, karier dengan cara mengaitkan (internalisasi) dengan mata
pelajaran/kegiatan belajar mengajar oleh semua guru mata pelajaran.
7. Hari
Karier (Career Days). Kegiatan ini dilaksanakan pada hari-hari tertentu yang
berkaitan dengan pengembangan karier. Pada hari tersebut kegiatan bimbingan
karier dilaksanakan berdasarkan program bimbingan karier yang telah ditetapkan
oleh satuan pendidikan.
Kolaborasi dengan Tim Projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan atau inklud dalam kegiatannya.
8. Kunjungan
Industri (SMK).
Kegiatan ini dilaksanakan awal
tahun pelajaran dihari-hari pertama masuk sekolah bagi peserta didik baru.
Tujuannya adalah untuk memperkenalkan kepada peserta didik baru mengenai
industri yang menjadi institusi pasangan/mitra sekolahnya :
·
mengenal model kinerja karyawan di industri;
·
mengenal sarana dan prasarana yang representatif
sebagai media tempat bekerja;
·
mengenal industri tempat nantinya untuk
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL);
·
mengenal industri yang Link and Match dengan sekolahnya
atau Konsentrasi Keahlian yang dipelajari selama 3 atau 4 tahun ke depan;
·
mengenal industri sebagai tempat bekerja setelah
tamat dari sekolahnya.
Editor : W. Masykar