"Anugerah Terindah" (13)


Novel, Karya : YM. Sjahrir Tamsi, Tomakaka Adaq Jambu Cappa Bate Dara' Kerajaan Binuang Mandar (Ketua Adat/Kepala Distrik Jambu, Cappa Bate Dara' Kerajaan Binuang Mandar).

Editor : W. Masykar. 
Seri 20. Raja PYM. Pangeran Arya Dirgantara Mempersunting Putri Ima Tangnga-Tangnga menjadi Permaisuri.
Setelah beberapa bulan memimpin Kerajaannya dengan arif dan bijaksana, Raja PYM. Pangeran Arya Dirgantara menyadari bahwa sudah saatnya ia melangkah ke fase kehidupan berikutnya : memilih pasangan hidup yang akan mendampinginya dalam menakhodai Kerajaan. Pilihan hatinya jatuh pada Putri Ima Tangnga-Tangnga, seorang putri dari Tetangga Kerajaan yang dikenal akan parasnya yang cantik dan anggun, begitu pula kelembutan hatinya, kecerdasan dan kesetiaannya pada tradisi dan agama yang dianut.
Pertemuan yang Mengubah Takdir.
Putri Ima Tangnga-Tangnga pertama kali bertemu Raja PYM. Pangeran Arya Dirgantara dalam sebuah pertemuan diplomatik secara resmi antara dua Kerajaan. Keanggunannya, dipadu dengan kerendahan hatinya, meninggalkan kesan mendalam di hati Paduka Yang Mulia Raja. Sementara itu, Putri Ima Tangnga-Tangnga terpesona oleh kebijaksanaan dan kesederhanaan Raja PYM. Pangeran Arya Dirgantara yang meskipun muda, namun telah menunjukkan kemampuan memimpin yang luar biasa.

Setelah pertemuan itu, hubungan mereka berlanjut melalui surat-menyurat yang penuh kehangatan dan romantisme muda mudi. Dalam surat-meyurat itu, mereka berbagi mimpi, nilai-nilai, dan harapan tentang masa depan kerajaan mereka. Cinta pun tumbuh secara alami, dibangun di atas saling pengertian dan kepercayaan.

Adapun satu di antara surat cinta berisi beberapa untaian kalimat pernyataan isi hati dari Raja PYM. Pangeran Arya Dirgantara yang dilayangkan kepada Putri Ima Tangnga-Tangnga adalah sebagai berikut : "Terkirim surat ini untukmu Adindaku terkasih dengan penuh harapan, sudilah kiranya Adinda tuk membacanya. Bahwasanya surat ini tertuang kata dan ungkapan kalimat yang indah dan terpatri dari lubuk "Hati" Kakanda yang paling dalam dan telah lama tersirat. 

Oleh karena, dari "Hati" lah sesungguhnya semua ketulusanku ini berawal dan bermulanya benih-benih cinta yang suci Kakanda kepada Adindaku. Semoga lah berkenan pula menerima ungkapan "Hati" ini apa adanya dan ikhlas dengan sepenuh "Hati" untuk mensyukuri apa yang ada. Dan... semoga Allah SWT mentakdirkan kita berdua untuk bisa hidup bersama dalam meniti kehidupan dunia hingga akhirat nanti.

Dikaulah yang pantas sempurnakan hidupku, lengkapi kekurangan diriku menjadi Anugrah Terindah yang kan kumiliki, Laksana Hasrat Murni dan Renjana Cinta Tiada Berujung."

Lamaran Raja
Raja PYM. Pangeran Arya Dirgantara memutuskan untuk melamar Putri Ima Tangnga-Tangnga secara langsung, dengan penuh Tatanan Adat Kerajaan sebagai penghormatan. Ia kemudian langsung menyambangi Kerajaan Tetangga bersama rombongan besar yang terdiri dari Perangkat Adat Kerajaannya didampingi para Bangsawan. Dengan mengenakan pakaian lengkap Kebesaran Kerajaan. 

Empat belas orang Pelayan atau Pengawal setia Paduka Yang Mulia Raja terdiri dari 7 orang jejaka laki-laki tampan dan 7 orang gadis perempuan cantik masing-masing membawa nampan atau baki kecil yang terbuat dari Emas tertutup tudung saji/bosara yang berisi kue basah dibawa oleh 7 orang gadis perempuan cantik dan kue kering oleh 7 orang jejaka laki-laki tampan. Bawaan ini sebagai tradisi pelengkap suasana yang diberikan kepada pihak keluarga tuan rumah untuk kemudian dihidangkan pada acara lamaran itu.

Di hadapan Raja dan Ratu  Kerajaan, kedua orang tua Putri Ima Tangnga-Tangnga, Penasihat Utama Kerajaan yang kharismatik dan sangat dikagumi bersama istrinya, YM. Hj. P. Lombonan turut serta mendampingi Raja PYM. Pangeran Arya Dirgantara. 

Sang Penasihat Utama Kerajaan YM. H. Ikhtiarsi dengan penuh wibawa menyampaikan kata pengantar atau sekapur sirih berupa "Kalinda'daq." Hal ini merupakan salah satu tradisi adat atau budaya yang berasal dari leluhur di tanah Mandar pada masa silam, Sulawesi Barat (saat ini). Tradisi ini berupa penyampaian perumpamaan saat hendak menyampaikan keinginannya kepada seseorang, laksana untaian "Pantun" budaya orang Melayu dari negeri seberang (Pulau Sumatera). Biasanya penyampaian itu berupa sindiran-sindiran yang positif agar bisa membuat lawan bicara tertegun."Bismillah sallang salama
Salama luluare sallang
Meendeq di boyangmu.
(Bismillah salam selamat
Selamat saudara se Islam
Maksud mulia
Menaiki tangga Istanamu).

Mane pissangi ulete
Akkatta malaqbi
Turunang di kappummu
Tappa mauaq
Tembaleq turuna'-u.
(Baru sekali kuinjak
Kampung halamanmu
Terus kunyatakan
Semoga ini kampung halamanku).

Leboa di turunammu
Dza muanggaq to lebo
Angga'ma todzi
Solamu di banua.
(Kumengelana di kampungmu
Jangan dianggap pengelana
Anggaplah aku
Teman karib di negerimu).

Anna' tama di atemu
Pepembolong di lalang
Maumo-o palla
Mua' membolong banda.
(Pastikan aku di hatimu
Agar bertakhta di dalam
Walaupun engkau benci
Asalkan aku bertakhta di dalamnya).

Tenna' rapanda' marepe'
Sigi' tappa'ma naung
Namuitai ate terangga sela
(Andaikan aku seperti bambu
Belahlah dadaku
Akan terlihat hati yang bersungguh-sungguh)

Maka na'meapa dziting
Mua' masara' mating
Maka nai'dai
Namepasayang rannu
(Akan bagaimana dirimu 
Bila aku cinta kepadamu
Apakah engkau tidak
Memberikan harapan palsu)

Takkalai nisombalang
Dotai ruppu
Dari lele Tuali
(Sekali berlayar
Lebih baik hancur
Daripada kembali sebelum tujuan tercapai)."

Selanjutnya PYM. Pangeran Arya Dirgantara sedikit menundukkan kepala kemudian berkata dengan menjunjung tinggi adab, penuh etika, sopan dan santun :

Dengan segala hormat, Kami datang membawa niat baik. Bila berkenan, sudilah kiranya menerima kami : "Aku meminta izin untuk mempersunting Putri Paduka Yang Mulia, yakni Putri Ima Tangnga-Tangnga agar ia berkenan menjadi Permaisuriku dan mendampingi aku dalam memimpin seluruh rakyat di Kerajaan Kami."

Raja dan Ratu Tetangga Kerajaan itu telah lama mengagumi kepribadian Raja PYM. Pangeran Arya Dirgantara, dengan sukacita menerima lamaran tersebut. 

Nampak Putri Ima Tangnga-Tangnga pun sedikit menganggukkan kepala dengan mata berbinar, pertanda berkenan dengan sukacita menerima lamaran Raja PYM. Pangeran Arya Dirgantara. 

Pernikahan Megah
Pernikahan Raja PYM. Pangeran Arya Dirgantara dan Putri Ima Tangnga-Tangnga  menjadi peristiwa besar yang dirayakan oleh kedua Kerajaan. Acara Adat berlangsung selama tujuh hari, diisi dengan berbagai ritual adat yang penuh makna.

Pada hari pertama, prosesi Akad Nikah dilaksanakan di Istana Utama Kerajaan Raja Diraja PYM. Pangeran Arya Dirgantara. Di hamparan permadani ruang acara Pernikahan nampak "Uang Riyal Saudi 300" sebagai Mahar Pernikahan tertinggi bagi kalangan Bangsawan dengan Kadar Kebangsawanan atau Tingkat Kebangsawanan seseorang yang ditandai dengan Gelar Kebangsawanan yang dimilikinya di Kerajaan saat itu. Uang Riyal Saudi tertata dan tersusun rapi laksana Pohon Uang dan Seperangkat Alat Salat, serta hadiah-hadiah mewah lainnya, termasuk 1 (satu) setel Perhiasan Emas Murni (24 karat) dan sejumlah helai sarung kain sutra asli Mandar, serta beberapa bawaan berupa 7 pasang pakaian termasuk sepatu dan pernak-pernik perhiasan untuk calon mempelai Putri Ima Tangnga-Tangnga. Juga terdapat bawaan sebuah "Tunas Kelapa" dan "Bibit Rumbia" dan juga  rempah-rempah hasil bumi terbaik dari Kerajaannya.

Di depan para Tokoh Agama dan Tokoh Adat, Raja PYM. Pangeran Arya Dirgantara dan Putri Ima Tangnga-Tangnga mengucap janji suci, menyatukan dua Hati dan dua Kerajaan Besar.

Pelaminan mereka dihiasi dengan ukiran emas dan bunga-bunga segar dari pegunungan. Raja dan Permaisuri mengenakan busana Kerajaan tradisional yang megah, sementara tamu-tamu penting dari berbagai Kerajaan memberikan doa restu mereka.

Hari-hari berikutnya diisi dengan perayaan, termasuk tarian tradisional, festival makanan khas, dan pertunjukan seni budaya, laksana pesta rakyat dari kedua Kerajaan Besar ini. Rakyat dari seluruh pelosok diundang untuk merayakan kebahagiaan ini, memperkuat hubungan antara pemimpin dan rakyatnya.

Pesan Cinta untuk Rakyat
Pada malam terakhir perayaan, Raja Diraja PYM. Pangeran Arya Dirgantara berdiri di balkon Istana bersama Permaisurinya, YM. Putri Ima Tangnga-Tangnga. Dengan penuh kasih, ia berkata kepada rakyatnya : "Hari ini adalah awal baru, bukan hanya bagi kami, akan tetapi juga bagi dua Kerajaan Besar kita. Bersama Permaisuriku, YM. Putri Ima Tangnga-Tangnga. Kami berjanji untuk memimpin dengan cinta, keadilan, dan kebijaksanaan. Mari kita bergandengan tangan untuk bangkit membangun masa depan yang lebih baik dengan penuh harapan yang cemerlang."

Sorak sorai rakyat menggema, memenuhi udara langit nan biru dengan penuh semangat persatuan dan harapan baru.

Seri Pernikahan Raja Diraja PYM. Pangeran Arya Dirgantara dengan Permaisuri, YM. Putri Ima Tangnga-Tangnga bukan hanya penyatuan dua hati, akan tetapi juga dua Kerajaan Tersohor di Tanah Mandar yang Malaqbi. Bersama mereka bertekad untuk membawa Kerajaan menuju kejayaan, dengan cinta sebagai dasar dari setiap keputusan. Ini adalah awal dari perjalanan panjang mereka sebagai pasangan pemimpin muda, yang akan diingat sebagai lambang cinta dan harapan bagi generasi mendatang. (Bersambung)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama