Praktekkan Cuci Tangan, Andini Tersipu Dapat Salam Finger Heart dari Ganjar


SEMARANG (wartamerdeka.info) - Dengan malu-malu, Andini, siswi SMK PGRI 01 Semarang mempraktekkan enam langkah cuci tangan yang benar di acara Gebyar Germas Pelajar Jateng, Jumat (23/11/2018) di GOR Universitas PGRI Semarang. Semakin grogi karena dia harus mempraktekkan di hadapan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Di hadapan 3.000 kawannya sesama pelajar SMK se Jateng, Andini memulai gerakan layaknya orang menuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.

Melihat aksi Andini, Ganjar meminta Kepala Dinas Kesehatan Jateng dan beberapa dokter untuk menilai keabsahan langkah pertama praktek hidup sehat itu. Sampai akhirnya juri dadakan itu mengacungkan jempol usai Andini menggerakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan.

"Pola hidup sehat harus kita mulai dari cuci tangan sebelum makan. Makan makanan yang sehat dan bersih, cara makannya pun harus dengan tangan yang bersih," kata Ganjar yang kemudian menangkupkan jari telunjuk dan jempol, yang oleh para milenial disebut salam saranghae atau love finger heart ala Korea yang memiliki arti aku mencintaimu. Melihat itu sontak saja semua siswa teriak histeris dan membalas salam dari gubernur berambut putih itu.

Acara yang diinisiasi Dinas Kesehatan Jateng itu melibatkan pelajar, guru, pakar kesehatan serta perwakilan ormas. Selain deklarasi hidup sehat, dalam acara tersebut juga dilakukan pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan gula darah sewaktu, pemeriksaan kolesterol.

"Sebenarnya anak-anak ini kita siapkan untuk menjadi anak cerdas dan sehat. Tapi ternyata masih banyak di antara mereka dengan kejujurannya cuci tangan belum terbiasa makan buah dan sayur tidak menarik karena junk food lebih menarik. Mereka ternyata banyak yang tidak suka berolahraga," katanya.

Karena pola hidup yang tidak sehat itu, berdasar data Dinas Kesehatan Jateng dalam 30 tahun terakhir ini, terjadi perubahan pola penyakit. Pada era tahun 1990an, penyebab kematian dan kesakitan terbesar adalah penyakit menular.

Sejak tahun 2010 penyebab terbesar kesakitan dan kematian adalah penyakit tidak menular seperti stroke, jantung, dan kencing manis. Penyakit Tidak Menular (PTM) saat ini dapat menyerang bukan hanya usia tua tetapi telah bergeser ke usia muda, dari semua kalangan kaya dan miskin dan tinggal di kota maupun di desa.

"Kalau seperti ini dalam politik kesehatan dari hulu membahayakan, karena mereka punya potensi penyakit yang tinggi. Maka jatuhnya kalau sakit klaim BPJS akan tinggi seperti saat ini," kata Ganjar. 

Ganjar menjelaskan, kalau dari sisi hulunya bisa kita cegah dengan makan sayuran dan buah-buahan, cuci tangan sebelum makan, olahraga sehari 30 menit itu akan sangat efektif sebagai langkah pencegahan.

"Maka ini treatment yang kita jalankan agar mereka bisa happy dan sehat," katanya. (gus/Humas Jateng)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama