Dirut Baru PT CNSP Jansen Surbakti Kerek Saham CPRI Melejit Hingga 60%

Jansen Surbakti, Direktur Utama (Dirut) PT Capri Nusa Satu Properti Tbk (kiri).

JAKARTA (wartamerdeka.info) - Satu lagi putra terbaik asal Taneh Karo, Sumatera Utara, jadi pimpinan sebuah perusahaan besar di Jakarta.

Pria yang berprestasi itu adalah Jansen Surbakti yang baru menjabat sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Capri Nusa Satu Properti Tbk (PT CNSP).

Yang menarik, sejak dirinya menjadi dirut perusahaan pengembang properti, perusahaan tersebut, yang resmi mencatatkan saham perdana di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis lalu (11/4), langsung melejit.

Saat debut perdana, saham emiten dengan kode saham CPRI itu melejit 20% ke level Rp 150/saham, kemudian kembali terkerek 60% ke level Rp 202/saham. Pada perdagangan pukul 10.11 WIB, saham CPRI naik 51,20% di level Rp 189/saham, dari harga perdana yang dipatok di level Rp 125/saham.

Dengan demikian saham CPRI hampir terkena auto reject atau penolakan otomatis oleh Jakarta automated trading system (JATS) karena kenaikan harga saham melebihi persentase tertinggi harian saat IPO. Dengan posisi harga IPO berada pada rentang harga Rp 50-Rp 200, maka batasan auto reject di hari transaksi biasa sebesar 35% dan di hari perdana sebesar 70%.

Jansen Surbakti, Direktur Utama Capri Nusa Satu Property, mengatakan langkah perusahaan untuk melepas saham perdana atau initial public offering (IPO) adalah momen  transformasi perusahaan  menjadi perusahaan publik.

"Kami berterima kasih atas kepercayaan seluruh pemegang saham yang telah berpartisipasi dengan berinvestasi di CPRI. Ini menjadi perjalanan awal untuk sebagai perusahaan publik yang accountable, transparan dan bertanggung jawab kepada seluruh investor, masyarakat dan seluruh stakeholder terkait," ungkap Jansen di Gedung Bursa Efek Indonesia, kemarin.

CPRI melepas 683,37 juta saham atau sebesar 28,08% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh, sehingga dana yang diraih perusahaan dalam IPO ini mencapai Rp 85,42 miliar.

Jansen mengatakan dana hasil IPO tersebut sebesar 40% akan dimanfaatkan Capri Nusa untuk menyelesaikan proyek convention center dan perkantoran di Jatiwaringin, Jakarta Timur.

Adapun 50% dana IPO untuk mendanai pembangunan resor dan spa berstandar internasional di Nusa Penida, Bali. Sisa dana 10% untuk modal kerja.

"Capri Nusa akan mendapatkan dana segar yang akan kami alokasikan untuk modal kerja. Kami menargetkan pendapatan perseroan tahun 2019 sebesar Rp 25 miliar dan laba bersih Rp 6 miliar," kata Jansen.

Penawaran umum berlangsung dari 29 Maret 2019 hingga 4 April 2019. Capri Nusa menunjuk UOB Kay Hian selaku penjamin emisi efek. Capri Nusa menjadi emiten ke-9 di tahun 2019 dan emiten ke-628 di BEI.(dm)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama