Biro Pengadaan Kemenhub Diminta Tunda Kontrak Proyek Bandara Banggai Laut

Kepala Biro Layanan Pengadaan dan Pengelolaan Barang Milik Negara (LPPBMN) Kementrian Perhubungan (Kemenhub) Harno Trimadi

PALU (wartamerdeka.info) - Kepala Biro Layanan Pengadaan dan Pengelolaan Barang Milik Negara (LPPBMN) Kementrian Perhubungan (Kemenhub) Harno Trimadi ST MT diminta menunda proses tender  proyek lanjutan pembangunan Bandara Banggai Laut, Sulawesi Tengah.

Demikian ditegaskan pemerhati perhubungan Hasanudin Lamata di Palu, Rabu (16/1/20).

Menurutnya, jika benar ada dugaaan berbau aroma koncoisme, maka  penerbitan surat penunjukan pemenang harus ditunda.

"Demikian halnya dengan tanda tangan kontrak dengan pejabat pembuat komitmen (PPK)," tegas Hasanudin.       

Oleh karenanya, Hasanudin menunggu langkah tepat dan tepat pada Pokja dan ULP yang bertanggung jawab tender ini. "Saya menunggu keberanian pak Harno mengambil sikap terhadap kekisruhan ini," pungkasnya.                                   

Sesuai data di Inaprog dan LPSE Kemenhub, Penunjukan penyedia jasa terjadwal 3-28 Januari 2020, sedangkan penandatangan kontrak dengan PPK terjadwal 29 Jan-12 Peb 2020.       
        
Pemerhati perhubungan Hasanudin Lamata

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pemenang tender diduga diplot sedemikian rupa. Padahal, sumber-sumber menyebutkan pemenang tersebut jauh memenuhi persyaratan.

Sebelumnya, Yahdi Basma, anggota DPRD Sulawesi Tengah (Sulteng)  meminta, agar  Kemenhub menghindari praktek koncoisme dan kepentingan sepihak.                         
Aktifis Pena 98 ini mengingatkan visi ke-lima Presiden Jokowi tentang penggunaan APBN yang harus fokus dan tepat sasaran.

"Presiden mengatakan setiap rupiah yang keluar dari APBN, semuanya harus memiliki manfaat ekonomi, manfaat kepada rakyat, terutama meningkatkan kesejahteraan," tutur politisi dari Nasdem ini.

Diakui Yahdi,  masyarakat Kabupaten Banggai Laut, tidak terkait dengan proses tender tersebut  mengingat ini proyek pusat dimana Banggai Laut cuma ketempatan (lokasi).

Namun kata dia, mengingat lahan tanah untuk pembangunan bandara berasal dari hibah Pemda dan masyarakat, mereka tak ingin nantinya terjadi masalah

"Kalau nanti  bermasalah,  dampaknya ke Pemda dan masyarakat setempat juga", ujar Yahdi.     
                                                                                Seperti diketahui,  tender proyek paket  pengawasan 1 pembangunan lanjutan Bandara Banggai Laut, Sulawesi Tengah dengan pagu senilai Rp 30.157.600.000,00. PT SMA yang berdomisili di Menado, Sulawesi Tengah, mengajukan HPS Rp 29.625.000.090,00 diduga sudah diatur untuk jadi pemenang

Pembangunan Bandar Udara di Kabupaten Banggai Laut, Sulawesi Tengah, dimulai sejak Maret 2019 lalu.

Adanya bandara  diharapkan dapat memberikan solusi bagi masyarakat setempat yang membutuhkan transportasi yang lebih cepat. Aksesbilitas antar pulau lancar dan mampu mengembangkan potensi pariwisata.

Pembanguban bandara  merupakan respons serta antisipasi terhadap penanganan kepada daerah terisolir, mengingat waktu tempuh di wilayah ini memiliki jarak kurang lebih 10 jam dengan daerah terdekat

Inilah lokasi pembangunan Bandara Banggai Laut

Apalagi data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan,  Banggai Laut,   memiliki risiko tinggi seperti gempa bumi, dan tsunami sehingga dibutuhkan aksesibilitas yang cepat guna mitigasi bencana.
Keputusan Menteri Perhubungan No. 1457/2018 tentang Penetapan Lokasi Bandar Udara Baru di Kabupaten Banggai Laut Provinsi Sulawesi Tengah.Lahan bandara seluas 2.234.834 merupakan hibah dari Pemda dan masyarakat Banggai Laut

Pembangunan tahap awal, tahun 2019 Kemenhub telah mengalokasikan anggaran Rp10 miliar untuk melakukan pekerjaan Clearing dan Grubing serta biaya pengawasan pekerjaan.

Tahap awal akan dibangun panjang landas pacu (runway) sepanjang 800 m x 23 m dan akan diperpanjang hingga 1.600 m x 30 m, taxiway 93 m x 15 m dan akan diperpanjang hingga 93 m x 18 m.

Apron memiliki luas 60 m x 70 m dan akan diperluas hingga 130 m x 70 Sementara terminal tahap awal akan dibangun 330 m2 dan akan diperluas hingga 1.730 m2.

Pada tahap satu, untuk stage 1 pesawat yang akan melayani rute di Bandar Udara Banggai Laut adalah pesawat berjenis Cessna/Grand Caravan dengan target penumpang sebanyak 17.146 per tahun.   

Sampai rampung tahap pertama nantinya Bandara Banggai Laut diperkirakan menelan biaya Rp 400 - 500 milyar. 
(Lian/tim)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama