Jelang Pilkada Serentak; YES, BERKAH, KOMPAK Atau YESBRO


Oleh : W. Masykar

Sekurangnya, sejak setahun belakangan ini, kata YES, BERKAH dan KOMPAK selalu menghiasi bukan saja di tepi tepi jalan, tapi di banyak beranda medsos.

Sebuah slogan politik, wajar jika kemunculannya sengaja memiliki tenggat waktu yang lumayan panjang dari pelaksanaan pilkada serentak 2020 ini.

Bahkan, soal deklarasi pencalonan menjadi tidak urgen dibanding pelemparan slogan ke publik.

Jika slogan yang dilempar cepat memiliki daya pikat bisa jadi akan berpengaruh pada elektabilitas sang kandidat. Sehingga wajar jika, jauh jauh hari seseorang yang memiliki tujuan maju dalam bursa pemilihan bupati dan wakil bupati membuat dan memilih slogan politik untuk di lempar ke publik sebagai wahana pengenalan kandidat menjadi penting. Karena kekuatan magnetis dan magisnya dari sebuah slogan tidak diragukan lagi.

Dari situ, akan menjadi bahan analisis awal untuk kemugkinan seseorang ikut kontes pilkada atau tidak, meski ada juga yang sekadar iseng, untuk meramaikan jalan poros dengan baliho ukuran besar, namun dalam hitungan minggu lenyap sendiri dan tidak akan pernah muncul lagi.

Setidaknya, yang agak konsisten, slogan YES, BERKAH dan KOMPAK. YES diidentifikasi sebagai Yuhrohnur Efendi, pejabat sekda Lamongan yang sejak awal memang di proyeksi dan di prediksi bakal ikut kompetisi di pilkada serentak ini, siapapun lawannya. BERKAH, kepanjangan dari Bersama Kartika Hidayati, wakil bupati Lamongan, Fadeli dan mantan anggota DPRD Jawa timur ini juga akan maju merebut ticket orang nomor satu di Lamongan.

Dan, KOMPAK, slogan ini, identik dengan Suhandoyo, politisi senior yang beberapakali ikut dalam kontes pilkada, beberapakali pula menjadi anggota dewan baik DPRD kabupaten maupun Propinsi.
Dalam perjalanannya, ketiga tokoh dengan pilihan slogannya masing masing itu, masih tetap konsisten sampai menjelang verfak dan tahapan pendaftaran calon.

Konsistensi inilah yang lantas disimpulkan banyak kalangan bahwa ketiga tokoh itu bakal maju meramaikan kompetisi pilkada. Apalagi, ketiganya masih memiliki peluang yang sama. Sebab, jangankan sudah ditetapkan menjadi bakal calon, mendaftar saja belum. Peluang yang sama, membuat ketiganya harus menata strategi politik yang piawai. Yang salah satunya, mungkin mengkaji ulang soal slogan politik, mungkin bagi Suhandoyo, slogan KOMPAK sudah dianggap final, karena kelahiran dari slogan ini, sudah pada posisi memiliki pasangan, yakni Suhandoyo - Moh. Suuddin.

Pasangan yang dianggap merepresentasikan perwakilan wilayah Lamongan Selatan dan Pantura ini. Ada keseimbangan kebutuhan yang didambakan masyarakat Lamongan.
BERKAH, Bersama Kartika Hidayati, slogan ini bisa jadi sudah final, bisa juga ada perombakan karena pasangan yang akan mendampingi Bunda Kartika belum kelihatan jelas. S

eperti halnya, YES, belakangan YES ada tambahannya BRO, menjadi YESBRO, yakni Yuhrohnur Efendi Bersama Rouf. Efektifkan slogan YESBRO dibanding hanya YES saja? Jawabannya, belum ada analisis kuat untuk itu. Namun, dari sisi empiris, slogan YESBRO tidak akan sefenomemal YES saja.

Meskipun, kalangan YES menilai YES dan YESBRO tidak ada bedanya.

Sebab dari sejarahlah kita belajar, slogan bukan sekadar untaian kata kata
slogan memiliki daya magis politik yang luar biasa. Kekuatan magnetisnya yang sedemikian besar hingga tak jarang mudah menghipnotis siapa saja. Kehadiran slogan politis kemudian bukan cuma memiliki daya tarik biasa, tapi bahkan kerap memudahkan orang untuk sadar atau tidak ikut tergerak dan menggerakkan.

Tentu saja, ketika slogan politik yang dipilih pas dan up to date.

Slogan “Merdeka atau Mati” dan “Sekali Merdeka Tetap Merdeka”, misalnya yang hadir pada masa revolusi 1945 mampu membakar semangat dan mengobarkan api heroik  para pejuang, meski maut taruhannya. Disini slogan kandidat calon bupati dan wakil bupati Lamongan dipertaruhkan. Konsistensi BERKAH dan KOMPAK bisa jadi akan menemukan daya magisnya semakin kuat. Tapi, bisa juga slogan YESBRO justru akan kehilangan "Nyoni' nya. Misalnya jika dibandingkan dengan YES saja.

Pada pemilu 2008,  rakyat Amerika nyaris patah semangat akibat krisis ekonomi, tapi salah seorang kandidat presiden Barrack Obama mampu membangkitkan semangat rakyat negeri Paman Sam itu, lagi lagi dengan slogan politik ketika melakukan kegiatan kampanye menjelang pemilihan presiden, yang terkenal dengan slogan
“Hope” dan “Change We Can Believe In”, ternyata sangat efektif dan cepat popular.
Demikian juga slogan “Bread and Roses”, yang popular di tahun 1912, menginspirasi pemogokan tekstil di kota Lawrence, Massachussets.

Popularitasnya hingga menginspirasi slogan ini banyak dijadikan judul lagu dan judul film.

Nah, slogan adalah perkataan atau kalimat pendek yang menarik, mencolok, dan mudah diingat untuk menjelaskan tujuan suatu  ideologi golongan, organisasi, partai politik, dan sebagainya.

Hal ini berarti Slogan politik adalah frase atau kalimat pendek, yang sederhana dan gampang diingat, tetapi mengandung ide yang kuat untuk menjelaskan tujuan/program politik, posisi politik.
Semantik slogan politik dapat diartikan sebagai upaya memaknai frase atau kata kalimat pendek  yang bertujuan untuk menjelaskan posisi politik si pengguna slogan.

BERKAH, Bersama Kartika Hidayati menuju Kemakmuran dan Kejayaan Lamongan, kata Bersama adalah membangun kebersamaan.

KOMPAK, diidentifikasi sebagai terwujudnya kekompakan antara Lamongan Selatan dan Utara dalam keseimbangan pembangunan dan pemerataan kemakmuran.

Sedangkan YESBRO, belum menemukan identifikasi makna, selain dari Yuhrohnur Efendi Bersam Rouf. (*)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama