Oleh : YM. Sjahrir Tamsi
H. Anwar Adnan Saleh (lahir di Ralle Anak, Aralle Mambi, 20 Agustus 1948). Dia pernah duduk sebagai Anggota DPR RI periode 1999-2004 dari daerah pemilihan (Dapil) Sulawesi Tenggara masuk di Komisi IV yang membidangi transportasi.
Setelah Sulawesi Barat memisahkan diri dari Sulawesi Selatan dan terbentuk menjadi Provinsi ke-33 lewat otonomi daerah, H. Anwar mencalonkan diri sebagai Gubernur daerah ini.
Kepemimpinannya selama dua periode sebagai Gubernur Sulawesi Barat, dari 2006 hingga 2016, menjadi landasan penting bagi pembangunan fisik dan sosial Provinsi Sulawesi Barat. Visi pembangunan yang dia usung berfokus pada pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas pendidikan, dan pengembangan infrastruktur yang memadai di wilayah yang masih baru dimekarkan ini. Komitmennya dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Barat memberikan inspirasi dan semangat bagi generasi muda serta pemimpin masa depan.
Suami dari Hj. Enny Anggraeny Anwar yang juga Wakil Gubernur Sulawesi Barat periode 2017-2022 merupakan tokoh penting dalam perjalanan sejarah pembentukan dan pengembangan Provinsi Sulawesi Barat, layak disebut sebagai "Bapak Pembangunan Provinsi Sulbar."
Penulis bersama H. Anwar Adnan SalehAwal Perjuangan Membangun Sulawesi Barat
Provinsi Sulawesi Barat terbentuk pada 5 Oktober 2004 berdasarkan Undang-Undang No. 26 Tahun 2004 setelah berpisah dari Provinsi (induk) Sulawesi Selatan. Sulbar Ibu kota di Mamuju. Sebagai provinsi yang baru dengan hari jadi tanggal 22 September yang diperingati setiap tahunnya, Provinsi Sulawesi Barat menghadapi berbagai tantangan, mulai dari infrastruktur yang masih minim hingga Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang rendah. Dalam situasi inilah H. Anwar Adnan Saleh tampil sebagai gubernur pertama yang membawa misi besar untuk memajukan provinsi sekaligus menjadikannya sebagai wilayah yang maju dan mandiri.
Sebagai Gubernur Sulawesi Barat, Pembangunan difokuskan pada pengembangan infrastruktur untuk menghubungkan seluruh kabupaten di Sulawesi Barat yakni Kabupaten; Polewali Mandar, Mamasa, Majene, Mamuju, Mamuju Tengah, dan Kabupaten Mamuju Utara (kini berubah menjadi Kabupaten Pasangkayu). Program prioritas ini meliputi pembangunan jalan, jembatan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas pendidikan yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat.
Motto "Mellete Diatonganan" yang terdapat pada lambang Provinsi Sulawesi Barat, yang berarti "Meniti di Atas Kebenaran," menjadi inspirasi dan filosofi dalam setiap kebijakan yang diambil untuk kemajuan provinsi.
Pencapaian dalam Pembangunan Infrastruktur
Di bawah kepemimpinan H. Anwar Adnan Saleh, pembangunan infrastruktur menjadi prioritas utama. Jalan trans-Sulawesi yang menghubungkan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat hingga batas dengan Sulawesi Tengah diperbaiki dan diperluas untuk meningkatkan aksesibilitas. Salah satu pencapaian besar adalah pembangunan Bandara Tampa Padang di Mamuju, yang kini menjadi gerbang utama bagi perkembangan ekonomi dan pariwisata di Sulawesi Barat.
Selain itu, H. Anwar juga memprioritaskan pembangunan fasilitas kesehatan, seperti RSUD Provinsi Sulawesi Barat di Mamuju, yang bertujuan menyediakan pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat. Fasilitas pendidikan pun mendapatkan perhatian khusus, dengan dibangunnya sekolah-sekolah dan perguruan tinggi guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia di wilayah ini.
Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Tidak hanya infrastruktur fisik, H. Anwar Adnan Saleh juga berfokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat. Program-program yang di inisiasi mencakup pengembangan pertanian, perikanan, dan perkebunan sebagai sektor unggulan. Pemberdayaan petani dan nelayan menjadi prioritas dengan memberikan bantuan berupa alat dan pelatihan untuk meningkatkan produksi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang mayoritas bergantung pada sektor pertanian dan perikanan.
Melalui program koperasi dan UMKM, dia mendorong ekonomi masyarakat agar lebih mandiri. H. Anwar Adnan Saleh percaya bahwa kemandirian ekonomi hanya bisa dicapai dengan memperkuat usaha mikro, kecil, dan menengah sebagai pilar ekonomi daerah. Salah satu langkah konkret adalah dengan menyediakan akses permodalan dan pelatihan bagi pelaku usaha di pedesaan.
Kepemimpinan yang Inspiratif
Kepemimpinan H. Anwar Adnan Saleh diwarnai dengan semangat membangun dari bawah dan pendekatan yang inklusif. Dia sering turun langsung ke lapangan untuk bertemu dengan masyarakat dan mendengarkan keluhan serta aspirasi mereka. Hal ini tidak hanya menunjukkan komitmennya sebagai pemimpin, akan tetapi juga membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah.
Sebagai pemimpin yang visioner, H. Anwar juga membuka ruang dialog dengan para pemangku kepentingan, baik dari kalangan pemerintah pusat, swasta, maupun masyarakat adat di Pitu Ulunna Salu (PUS) dan Pitu Ba'bana Binanga (PBB). Pendekatan ini membuat program-program pembangunan yang digagasnya dapat diterima dan didukung oleh semua pihak, sehingga pelaksanaan pembangunan di Sulawesi Barat berjalan efektif dan efisien.
Event Simposium Hari Kakao bersama Dirjen Perkebunan Kementan RI dan Bapak Kakao Indonesia, H. Anwar Adnan SalehWarisan dan Inspirasi bagi Generasi Mendatang
Warisan pembangunan yang ditinggalkan oleh H. Anwar Adnan Saleh tidak hanya berupa infrastruktur fisik seperti Sekolah Menengah Industri Kakao disingkat "SMIK" (kini SMKN Sulbar), akan tetapi juga semangat kerja keras, keberanian mengambil keputusan, dan komitmen untuk mengutamakan kepentingan rakyat dan menjadi contoh bagi para pemimpin masa depan Sulawesi Barat tentang pentingnya memiliki visi yang jelas dan bekerja keras untuk mewujudkannya.
Dalam berbagai kesempatan, selalu mengingatkan generasi muda untuk terus belajar dan berkontribusi bagi pembangunan daerah. Prinsip beliau bahwa "Pembangunan tidak boleh hanya berfokus pada fisik, akan tetapi juga pada pembangunan Sumber Daya Manusia" menjadi motivasi bagi pemerintah daerah hingga saat ini.
Kembali secara intensif memahami pusat literasi antara lain : Anwar Adnan Saleh (AAS) merupakan sosok yang pantas mendapat julukan "Bapak Pembangunan Provinsi Sulawesi Barat." Kepemimpinannya yang berfokus pada pengembangan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Sulawesi Barat telah meletakkan dasar yang kuat bagi kemajuan provinsi ini. Warisannya tidak hanya dapat dilihat dari fisik bangunan dan infrastruktur yang ada, tetapi juga dari semangat dan inspirasi yang di tanamkan kepada masyarakat dan generasi penerus Pembangunan Berkelanjutan Provinsi Sulawesi Barat yang Malaqbi dan Maju Terus sebagai Penyangga Utama IKN menyongsong Indonesia Emas.
1. Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat. (2016). Laporan Akhir Masa Jabatan Gubernur H. Anwar Adnan Saleh Periode 2006-2016. Mamuju: Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat;
2. Adnan, A. (2018). Membangun dari Pinggiran: Catatan Perjalanan Pembangunan Sulawesi Barat. Jakarta: Pustaka Inspirasi Nusantara;
3. Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia. (2004). Sulawesi Barat: Provinsi ke-33 Indonesia. Jakarta: Depdagri;
4. Yusuf, M. (2021). "Peran Anwar Adnan Saleh dalam Pembangunan Sulawesi Barat." Jurnal Pembangunan Daerah, 12(3), 45-58;
5. Wawancara dengan H. Anwar Adnan Saleh. (2016). Sulbar TV. (Transkrip wawancara, diakses pada 10 September 2024.
Editor : W. Masykar