Prof. Siti Zuhro Soroti Hilangnya Kaidah Keadaban Dalam Pergaulan Sosial Politik


YOGYAKARTA (wartamerdeka.info) - "Dalam tata bergaul secara sosial kemasyarakatan dan politik kini cenderung meninggalkan kaidah keadaban", kata Prof. Dr. Siti Zuhro, dalam Webinar Lembaga Studi Pendidikan dan Kebangsaan (LeSPK) dengan tema: "Siapa Diuntungkan Dalam Mengelola Kebhinekaan dan Merawat Keindonesiaan, Sabtu, (1/8 2020,), di Yogyakarta.

Menurut Prof. Siti Zuhro, ini dibuktikan dengan makin terbukanya pembegalan, kekerasan, persekusi dan monopoli ruang2 dialog publik.

Secara kewilayahan negara lndonesia ini memang luas, lanjut Prof Siti Zuhro,  dan secara kebangsaan ada perbedaan dan keragaman. Maka perbedaan dan keragaman itu harus dikelola sedemikian rupa.

"Perbedaan dan keragaman harus dikelola dalam prinsip kesetaraan, saling menghormati, partisipasi dan kebebasan individu.bTak dapat dipungkiri dua kali pemilu terakhir ini diakui atau tidak menghasilkan peningkatan rasa curiga ditengah masyarakat. Akhirnya kohesi sosial kemasyarakatan menurun", papar Prof. Siti Zuhro dari Majlis Nasional Presidium KAHMI.

Dalam situasi seperti ini lanjut dia, diperlukan keteladanan di tingkat lokal dari para Leader dan Penyelenggara pemerintahan. Bagaimana agar setiap kebijakan menyangkut kekayaan ekonomi, kekayaan budaya, ragam kreatifitas agar tidak hanya menjadi komoditi yang kemudian dinikmati oleh beberapa gelintir orang.

Selain Prof. Siti Zuhro, pada Webinar LeSPK ini juga menampilkan nara sumber dari sejumlah tokoh nasional dan lnternasional, lainnya  seperti: Dr. Hidayat Nur Wahid (Wakil Ketua MPR RI), Dr. Imam Shamsi Ali (Director of Jamaica Muslim Centre, New York, USA), KRMT Roy Suryo (Pakar Telematika), Dr. Zuly Qadir (Dosen Pasca Sarjana UMY), Dr. Titi Savitri Prihatiningsih (Anggota BNSP 2014--2019). Dengan Moderator, Yona Wahyudi (Direktur Program LeSPK).

Adapun menurut  In'am el Mustafa, Direktur Eksekutif LeSPK. Webinar serie ke dua ini adalah untuk menyongsong hari kemerdekaan RI yang ke 75. Sekaligus untuk mengingat bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang diselesaikan agar bangsa ini bisa lebih maju, kompetitif dalam menjaga keadilan dan ketertiban dunia.(Sudono Syueb/Mas)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama