Jargon Anies Maju Kotanya Bahagia Warganya, Di Sektor Parkir, Gagal Total


JAKARTA (wartamerdeka.info) - Jargon Anies Baswedan "Maju Kotanya Bahagia Warganya" belum membuahkan hasil, terutama di sektor perparkiran. Bahkan banyak yang menilai gagal total

Sekadar ilustrasi, hasil lelang parkir yang dilakukan April lalu saat Jakarta dilanda pandemi corona, mampu menggusur perusahaan parkir yang cukup "karatan bermain" di Perumda Pasar Jaya. Mereka tergusur oleh new camer dalam pengelolaan parkir di BUMD DKI tersebut.

Namun menjelang implementasinya, "Warga  Jakarta yang bahagia bila kotanya maju", justru meradang. Mereka malah menggelar demo di Pasar Induk Kramat Jati. Jumlahnya mencapai ribuan orang, Selasa (1/9).

Mereka datang berbondong-bondong meminta agar pengelola pasar bisa kembali memperkerjakan mereka untuk mengelola parkir. Terlebih "jam terbang" mereka mencapai belasan tahun.

Menurut Ketua Koordinaror Aksi, Roni (41) sejak 18 tahun terakhir, mereka boleh mengelola parkir di dalam area Pasar Induk Kramat Jati.

"Kami hanya meminta pengelola untuk lebih memperhatikan kami. Sudah 18 tahun kami yang warga asli sini (Kramat Jati) dipercaya mengelola parkir," ujar Roni di lokasi.

Saat ini, sesuai hasil lelang, Perumda Pasar Jaya selaku pengelola Pasar Induk Kramat Jati, mengambil alih kepengurusan lahan parkir. Otomatis para warga praktis tak mendapatkan penghasilan. Apalagi, saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19 yang semakin memperburuk perekonomian warga sekitar.

"Parkir paling berapa sih? Rp 2.000 per motor. Kami hanya mengharapkan sedikit saja untuk menyambung hidup," katanya.

Roni mengancam akan membawa lebih banyak lagi massa apabila aspirasinya tak didengarkan oleh pengelola Pasar Induk Kramat Jati.

"Kalau belum dapat tanggapan, kami akan lakukan aksi serupa dengan membawa lebih banyak massa, ke pasar Induk dan kantor pusat Cikini", ujarnya.

Kepala Pasar Induk Kramat Jati, Agus Lamun   mempersilahkan pendemo bertanya  kepada Humas Perumda Pasar Jaya. "Karena kepengelolaan parkir diurus oleh langsung oleh pusat," kata Agus. 

Padahal kalangan "orang dalam Perumda sendiri" meminta agar lelang diundur saat pandemi Corona. Namun semua itu tidak digubris. Anies yang dalam kampanye selalu pro warga, ternyata bersikeras agar Parkir "diselesaikan" secepatnya.

Akibatnya demo mengais kerjaan di parkir, bukan hanya di Pasar Kramat Jati, tapi juga di Pasar Koja dan Pasar Sunter. Para jukir menuntut diperkerjakan oleh pengelola baru, mengingat mereka sudah menjadi jukir di kedua pasar tersebut lebih dari 10 tahun.         

Sementara itu Humas Pasar Jaya, Amanda sangat sulit dihubungi. (Ust)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama