Fory Naway: Masih Banyak Dirasakan Penindasan Dan Perlakuan Tidak Adil Terhadap Perempuan

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gorontalo Fory Naway

GORONTALO (wartamerdeka.info) - Nama Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat tak akan lekang ditelan masa oleh seluruh kaum perempuan di Indonesia. Sosok RA Kartini bagi perempuan di Indonesia merupakan superhero pada jamannya, yang memperjuangkan hak para perempuan untuk menerima pendidikan.

R.A Kartini juga sosok perempuan dikenal dengan Pahlawan Nasional yang gigih memperjuangkan emansipasi wanita, melepaskan kaum perempuan dari diskriminasi yang sudah membudaya pada zamannya.

Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gorontalo Fory Naway, saat diwawancarai terkait Hari Kartini, hari ini, Rabu (21/04/2021).

Fory Naway yang juga dosen di salah satu Universitas ternama di Gorontalo itu menegaskan, perjuangan memang belum berakhir. Di era globalisasi masih banyak dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan.

“Itu semua adalah kebiasaan lama yang oleh sebagian orang, baik oleh pria yang tidak rela melepas sifat otoriternya, dan oleh bagian wanita itu sendiri belum berani melawan kebiasaan lama tersebut,” ungkap wanita kelahiran Gorontalo, 26 Mei 1968 tersebut.

Fory menambahkan, kesadaran telah lama ditanamkan oleh Kartini, sekarang adalah masa pembinaan dan perempuan harus mampu merubah pola pikir atau mindset untuk maju dengan harus belajar, baik dari pengalaman hidup maupun belajar non formal untuk bersaing era digital saat ini.

Belajar dari ketokohan dan kegigihan seorang RA Kartini, Fory Armin Naway yang pernah menjadi Anggota Komnas Perempuan Pusat, Divisi Pendidikan 2009 – 2012 tersebut, mengajak perempuan Gorontalo harus mampu bersaing untuk mengisi pembangunan daerah di era digital saat ini.

Bunda PAUD kabupaten Gorontalo itu menambahkan, momentum peringatan Hari Kartini tahun 2021 yang bertepatan dengan bulan suci Ramadhan 1442 H kali ini, dengan begitu terbilang spesial, karena di bulan ini kaum perempuan memiliki tempat khusus, terutama bagi kaum Ibu-Ibu Rumah Tangga yang dapat  memetik pahala  puasa lebih banyak dibandingkan dengan kaum laki-laki.

Perempuan atau Ibu Rumah tangga di bulan Ramadhan, sebagaimana lazimnya memiliki ekstra tugas yang lebih berat dibandingkan dengan bulan-bulan yang lainnya. Di bulan ini, kaum Ibu tidak hanya menjalankan Puasa, kemudian bekerja dan berkarir bagi perempuan karir, perempuan petani,  tapi juga menjalankan tugas tambahan di rumah yang harus menyiapkan buka Puasa dan harus bangun lebih dulu di tengah malam suntuk untuk menyiapkan santapan sahur bagi seluruh keluarganya.

Oleh karena itu, melalui peringatan Hari Kartini 21 April 2021 tahun ini, siapapun kita, khususnya kaum perempuan, sejatinya menjadikan momentum ini untuk memaknai kembali, hakekat peran dan fungsi perempuan di tengah masyarakat. 

"Emansipasi Perempuan yang diperjuangkan oleh kaum perempuan Indonesia zaman dulu, tidak hanya oleh Kartini, tapi oleh pejuang-pejuang perempuan Indonesia yang terkenal, seperti pejuang perempuan Cut Nya’ Dien dari Aceh, Cut Meutiah dan lain sebagainya, menjadikan kaum perempuan Indonesia harus lebih progresif dalam meningkatkan kapasitas sebagai perempuan unggul dan terhormat, baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maupun dalam ranah lokal dan dalam ruang lingkup kehidupan rumah tangga," tandas Fory Naway. 

Perempuan, untuk saat ini dan ke depan telah “berani” tampil dalam ranah apapun. Di bidang politik, pemerintahan, kewiraswastaan dan bidang-bidang lainnya memberikan ruang yang sebesar-besarnya bagi perempuan untuk tampil ke permukaan. 

Justru kehadiran kaum Perempuan dalam bidang apapun,  memiliki nilai tambah.

"Jika dibandingkan dengan laki-laki. Kaum perempuan memiliki keunggulan-keunggulan tersendiri yang tentu menjadi sebuah potensi untuk tampil elegan di tengah masyarakat," tutup Fory. (Ar)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama