 |
| Aris Wibawa dan Moh. Nalikan |
Oleh: W. Masykar
Akankah bupati memilih Moh. Nalikan yang pada seleksi ini berada di peringkat satu atau berbalik arah memutuskan memilih Aris Wibawa sehingga mantan Camat Solokuro ini, akan bersiap siap untuk dilantik pada Agustus ini?
Dan benar, sejak awal pasca hilangnya nama Khusnul Yaqin dari percaturan kandidat Sekda Lamongan, nama Moh. Nalikan lantas menyembul kepermukaan. Mantan kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ini, akhirnya yang dipilih untuk duduk di kursi Sekretaris Daerah kabupaten Lamongan. Yang kini tengah diajukan usulan untuk dilantik.
Empat nama lainnya, tampak sudah legowo. Konon, perasaan legowo itu, bukan karena Moh. Nalikan memang dianggap lebih senior, tapi sejak awal sudah tahu bakal tumbang semua. Termasuk, Khusnul Yaqin, dia menyadari akan kalah dalam pertarungan di bursa seleksi sehingga memilih untuk tidak melanjutkan niatnya, latah mendaftar dalam seleksi Sekda. Tak cuma itu, konon pria yang mantan Kabag Kesmas ini bahkan disinyalir bakal "terlempar" dari posisi Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa yang diduduki nya saat ini. Dari kalkulasi politik, Khusnul Yaqin, akan dirotasi di dinas Perpustakaan atau staf Ahli. Tapi bisa juga bertukar kursi ke Dinas Pendidikan, misalnya.
Yang menarik untuk dicermati, mengapa nama Aris Wibawa, yang senioritas dan pengalamannya cukup harus gigit jari. Mantan kabag Humas ini, mau tidak mau harus menerima fakta, batal untuk dilantik menjadi Sekda. Lagi lagi, politik birokrasi ditengarai bermain dalam hal ini. Aris Wibawa tidak akan lolos mulus menuju orang nomor tiga di kota Nasi Boranan ini. Setidaknya, ada konsekuensi politik yang harus ditanggung pasca pemilukada kemarin, kalau misalnya dia kedepan berada di Dinas tertentu akan sangat mungkin tapi tidak di kursi Sekda.
Nah, lantas dari matematika politik birokrasi, setelah Moh. Nalikan dilantik sebagai Sekda definitif pemkab Lamongan, siapa kira kira yang bakal duduk memegang dayung di Dinas Pendidikan? (Bersambung)
