Agresi militer Israel yang telah banyak memakan korban sipil, membuat geram masyarakat Indonesia Kediri sana
Menurutnya, negara zionis tersebut pada dasarnya telah menggunakan kekuatan ghaib di luar jangkauan manusia. Kekuatan ghaib tersebut sangat kuat mempengaruhi para pemimpin Yahudi untuk menyerang negara tetangganya. “Jin tersebut jelas jin kafir. Dia memiliki tubuh tinggi besar. Bertanduk di kepalanya, serta di sekitarnya dikelilingi bola api yang panas membara.”
Kalau tidak diimbangi dengan kekuatan yang setara, kata Ki Sabdo Kencono, sulit bagi Libanon maupun Palestina, bahkan negara-negara Timur Tengah lainnya mampu meredam Israel.
Untuk itu, kekuatan ghaib ini harus disingkirkan terlebih dahulu. Paling tidak, harus ada bantuan kekuatan jin muslim yang dapat menetralisir kemarahan jin kafir ini.
Keinginan Ki Sabdo Kencono membantu meredam perang di Libanon bukan sekedar isapan jempol. Hal ini tercermin dalam bisikan ghaibnya setelah melakukan ziarah ke makam Gus Maksum di Pesantren Lirboyo –
“Ketika berkunjung ke pesantren Lirboyo tersebut, saya mendapat firasat, akan terjadi bencana besar di daerah Timur Tengah. Bahkan, perang ini akan melibatkan lebih dari 5 negara,” ungkapnya ketika ditemui di ruang kerjanya di bilangan Kb. Nanas Selatan III Rt 12/05 No. 20 Otista III, Jakarta Timur.
Senada dengan Ki Sabdo, seorang spiritualis sekaligus tokoh masyarakat Kediri, Ki Sutaji atau yang sering dipanggil Mbah Ji, mengungkapkan bahwa sejatinya bantuan mahluk ghaib yang berada di Jawa Timur dapat dikirim ke medan perang. “Dengan kata lain, jin bisa disuruh untuk melakukan sesuatu sesuai keinginan kita. Jadi, sekarang tergantung kita, apakah mau melakukannya atau tidak,” kata Mbah Ji.
Di tempat terpisah, Ki Tunggul Wisseso berpendapat bahwa ada 4 hal yang mempengaruhui konflik perang Israel – Libanon/Palestina, yaitu : unsur Alam, unsur Banyu (Air), unsur Geni (Api), dan unsur Howo (Angin).
Timbulnya peperangan disebabkan adanya unsur api yang membara. Karena, menurutnya, nafsu angkara disertai emosional yang tinggi, lebih dominan. Sehingga, mengakibatkan gejolak ingin menguasai keingingan hati menjadi tidak terkendali.
