REMBANG-- Stiap setahun sekali tradisi sedakah laut/ruwatan dilakukan oleh warga desa Tasikagung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Kegiatan ini dibuka oleh Bupati H.Moch Salim yang didampingi Kabag Humas Suyono, SH. Start dari TPI Tasik Agung melintas jalur Ahmad Yani melingkar alur pantur ke finish tempat semula.
Tradisi ini selalu bersamaan dengan syawalan kupatan. Desa Tasikagung terdiri dari 15 RT maisng-masing menampilkan penampilan yang sesuai didapatkan dari hasil laut, seperti pameran ikan hiu, kura-kura, udang dan yang lain pertanda mensyukuri betapa besarnya yang Maha Kuasa menciptakan bumi seisinya sehingga memberi rejeki pada umatnya.
Bupati Rembang H. Moch Salim meminta tradisi Syawalan tahunan khususnya larung sesaji di Desa Tasik Agung dilestarikan. Ajakan tersebut disampaikan saat melepas arak-arakan larung sesaji di desa Tasikagung pada hari Sabtu, l 8 September 2010.
Bupati menambahkan kegiatan tradisi syawalan berupa larung sesaji membatu Pemkab Rembang memberikan kontribusi di sektor pariwisata, terutama mendukung mewujudkan Kabupaten Rembang menjadi Sea Front Oof City (Kota pantai unggulan) di Jawa Tengah, Nasional, bahkan Internasional.
Sementara itu kepala desa Tasikagung Sopolo menyatakan, tradisi sedekah laut berupa larung sesaji merupakan wujud pelestarian budaya nenek moyang kita sebagai rasa ungkapan syukur kepada sang pencipta atas karunia hasil laut yang melimpah. Ujar Supolo.
Supolo menambahkan untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan program sea front off city. Moment sedekah laut larung sesaji sejak tahun 2008 lalu disatukan ditingkat Kabupaten Rembang menjadi kegatan syawalan tahunan, larung sesaji sedekah laut ini sebelum di larung ke laut, mengelilingi Desa Tasikagung dan diiringi berbagai atraksi kesenian dari warga Desa Tasikagung. Dilanjutkan acara yang lainnya seperti hiburan dangdut dan lain sebagainya selama satu hari penuh untuk menghibur warga setempat.KR-GIK
Tradisi ini selalu bersamaan dengan syawalan kupatan. Desa Tasikagung terdiri dari 15 RT maisng-masing menampilkan penampilan yang sesuai didapatkan dari hasil laut, seperti pameran ikan hiu, kura-kura, udang dan yang lain pertanda mensyukuri betapa besarnya yang Maha Kuasa menciptakan bumi seisinya sehingga memberi rejeki pada umatnya.
Bupati Rembang H. Moch Salim meminta tradisi Syawalan tahunan khususnya larung sesaji di Desa Tasik Agung dilestarikan. Ajakan tersebut disampaikan saat melepas arak-arakan larung sesaji di desa Tasikagung pada hari Sabtu, l 8 September 2010.
Bupati menambahkan kegiatan tradisi syawalan berupa larung sesaji membatu Pemkab Rembang memberikan kontribusi di sektor pariwisata, terutama mendukung mewujudkan Kabupaten Rembang menjadi Sea Front Oof City (Kota pantai unggulan) di Jawa Tengah, Nasional, bahkan Internasional.
Sementara itu kepala desa Tasikagung Sopolo menyatakan, tradisi sedekah laut berupa larung sesaji merupakan wujud pelestarian budaya nenek moyang kita sebagai rasa ungkapan syukur kepada sang pencipta atas karunia hasil laut yang melimpah. Ujar Supolo.
Supolo menambahkan untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan program sea front off city. Moment sedekah laut larung sesaji sejak tahun 2008 lalu disatukan ditingkat Kabupaten Rembang menjadi kegatan syawalan tahunan, larung sesaji sedekah laut ini sebelum di larung ke laut, mengelilingi Desa Tasikagung dan diiringi berbagai atraksi kesenian dari warga Desa Tasikagung. Dilanjutkan acara yang lainnya seperti hiburan dangdut dan lain sebagainya selama satu hari penuh untuk menghibur warga setempat.KR-GIK
