INW: Indonesia Butuh Sosok "Jenderal Narkoba" di Lima Provinsi Ini

Ketua INW, Josmar Naibaho

JAKARTA (wartamerdeka.info) - Indonesia berada pada fase bencana narkoba. Narkoba telah menjelma jadi ancaman serius bangsa saat ini, sehingga diperlukan penanganan yang tepat dan sosok yang pas sebagai syarat  mempertimbangkan  latar belakang dan pengalaman serse narkoba dalam setiap pengangkatan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda). 

Karena itu, Indonesia Narcotics Watch (INW) meminta Kapolri Jenderal Tito Karnavian agar mempertimbangkan segala kompetensi dan kapabilitas terukur dalam menempatkan dan mengangkat Kapolda. 

"Latar belakang dan pengalaman serse narkoba sebagai salah satu syarat dalam setiap pengangkatan  Kapolda sangat penting," kata Ketua INW, Josmar Naibaho kepada wartawan, Selasa (7/8/2018).

Pernyataan Josmar disampaikan merespons komitmen Presiden Jokowi yang menegaskan bahwa negara darurat narkoba.  "Karenanya, Kapolda berlatar belakang serse narkoba menjadi sangat penting untuk memastikan strategi, program dan kegiatan pemberantasan narkoba berjalan maksimal dan terencana," tegasnya.

Berdasarkan Survey Nasional Penyalahgunaan Narkoba tahun 2017, INW mencatat saat ini ada lima provinsi paling rawan narkoba di Indonesia. Yakni, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Sumatera Utara.

"Penempatan Kapolda berpengalaman di reserse narkotika menjadi penting untuk memastikan program dan strategi nasional dibidang pencegahan dan pemberantasan narkoba terlaksana dengan baik dan maksimal," ujar Josmar.

Hasil survey nasional  penyalahgunaan narkoba di 34 provinsi yang dilakukan oleh BNN bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia tahun 2017 lalu menunjukkan, dari 3.376.115 orang jumlah total penyalahguna narkoba, lebih dari 60 persen atau 1.908.000 orang ada di lima provinsi. Jumlah penyalahguna terbesar disumbang oleh Provinsi Jawa Barat (645.482), Jawa Timur (492.157), Jawa Tengah (284.186), DKI (260.656) dan Sumatera Utara (256.657).

"Data ini menunjukkan betapa pentingnya Kapolda yang berlatar belakang serse narkoba, yang memahami anatomi jaringan sindikat di lima daerah paling rawan narkoba ini. Rekam jejak penugasan di pemberantasan narkoba hendaknya menjadi pertimbangan utama," jelas Josmar.

Alasan lain pentingnya latar belakang dan pengalaman serse narkoba menjadi pertimbangan dalam mengisi jabatan Kapolda adalah karena karakteristik kejahatan narkoba berbeda dengan karakteristik kriminal umum dan jenis kriminal lainnya. 

Jaringan sindikat narkoba beroperasi rapi, terorganisir dan tertutup serta disokong pendanaan yang kuat.

Disisi lain, INW juga berharap Polri melakukan upaya luar biasa berupa penajaman strategi, program, kegiatan inovatif dan berkelanjutan. 

"Hanya dengan strategi pencegahan dan pemberantasan yang berkelanjutan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba dapat ditekan secara signifikan," pungkasnya. (Fer)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama